Beranda Edukasi Kesehatan Terjadi Nyeri Kram Saat Beraktivitas Bisa Jadi Tanda Kolestrol Tinggi

Terjadi Nyeri Kram Saat Beraktivitas Bisa Jadi Tanda Kolestrol Tinggi

Ilustrasi kolesterol / Republika

JOGLOSEMARNEWS.COM Penumpukan plak pada pembuluh ateri yang disebabkan oleh kadar kolesteroL tinggi dapat menyumbat aliran darah dalam tubuh.

Namun sayangnya, kolesterol tinggi sering kali tidak menimbulkan gejala apapun dalam tubuh. Padahal itu dapat menyebabkan penyakit kronis seperti penyakit jantung dan stroke.

Oleh karenanya, pengelolaan kadar kolesterol dalam darah penting untuk mencegah dan mengelola penyakit arteri perifer (PAD).

PAD bisa terjadi ketika deposit lemak menumpuk di dalam arteri dan menghambat aliran darah.

“Gejala PAD sering muncul secara perlahan, seiring waktu,” ungkap National Health Service, seperti dilansir Express, Selasa (15/2/2022).

Namum bila kolesterol tinggi sudah terjadi terlalu lama dalam tubuh  bisa saja terjadi nyeri pada daerah tertentu dalam tubuh seperti kram.

Kram ini bisa terjadi ketika sedang beraktivitas seperti berjalan, mendaki tangga, atau berolahraga. Kram tersebut umumnya akan membaik setelah aktivitas tak dilakukan lagi.

Akan tetapi, dibutuhkan waktu beberapa menit sebelum kram membaik.

Kram yang dikenal sebagai intermitten claudication ini bisa terjadi karena otot tidak mendapatkan pasokan darah yang cukup saat beraktivitas karena adanya penumpukan plak di arteri.

Kram ini merupakan cara otot untuk memberitahu tubuh bahwa otot tidak mendapatkan aliran darah yang cukup ketika kebutuhan meningkat saat beraktivitas.

“Banyak orang dengan PAD tak memiliki gejala atau salah mengira gejalanya berkaitan dengan hal lain,” jelas badan kesehatan tersebut.

Untuk mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut, PAD perlu ditangani dengan baik. Komplikasi tersebut bisa berupa serangan jantung, amputasi kaki, atau stroke.

Deteksi dini menjadi kunci dalam mencegah komplikasi-komplikasi tersebut. Menurut British Heart Foundation (BHF), seluruh orang dewasa perlu mengecek kadar kolesterol meski merasa tidak ada masalah.

Pengecekan ini sebaiknya diulang setiap lima tahun sekali bila hasilnya normal atau lebih sering bila hasil tes menunjukkan kadar kolesterol bermasalah. Amandha Tito Nursahid