Beranda Daerah Solo Bedah Buku Urip Iku Urup dan Milad Hj Suharmi di Canting Londo...

Bedah Buku Urip Iku Urup dan Milad Hj Suharmi di Canting Londo Kitchen Solo

Komisaris Utama BPR Artha Sari Sentosa, Sih Yuanti dan buku Urip Iku Urup; Kisah Inspiratif H Sri Joko / Kolase: Suhamdani

SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Di tengah pusaran era milenial ini, suatu ketika perlu kiranya kita menengok sebuah filosofi Jawa, Urip Iku Urup. Sebuah filosofi yang jika diartikan secara harafiah adalah, hidup itu nyala.

Sepenggal kalimat pendek di atas, sejujurnya memiliki makna yang sangat luas dan dalam, di mana tidak semua orang akan mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Urip iku urup, hidup itu nyala, memiliki makna bahwa di dalam kehidupan, seseorang hendaknya mampu memberikan manfaat bagi orang lain di sekitarnya.

Seorang disebuat wong utama, apabila ia mampu menjadi nyala api atau sinar bagi masyarakat di sekitarnya. Mampu menjadi cahaya yang menerangi orang lain untuk berbuat kebaikan secara lebih luas.

Filosofi Jawa yang dikutip menjadi judul buku: Urip Iku Urup; Kisah Inspiratif H Sri Joko itulah yang hendak dilaunching, dibedah dan diperbincangkan dalam kerangka Milad Hj Suharmi di Canting Londo Kitchen, Hotel Solia Zigna, Laweyan, Solo, Selasa (29/3/2022).

Buku tersebut ditulis oleh Hamdani MW, seorang jurnalis dan penulis buku yang berkolaborasi dengan Sih Yuanti selaku putri Alm H Sri Joko dan Komisaris Utama BPR Artha Sari Sentosa.

H Sri Joko sebenarnya bukanlah tokoh nasional, namun jejak langkah, sikap maupun ucapannya pantas untuk menjadi teladan bagi masyarakat di sekitarnya maupun masyarakat yang lebih luas.

Terlebih di era milenial yang menghadirkan banyak godaan dan mendegradasi nilai-nilai moral, maka filosofi Jawa Urip Iku Urup perlu kiranya dihidupkan kembali agar jiwa kreatif dan sosial tidak terkikis.

Hanya saja, jangan berharap mendapatkan teori dari buku Urip Iku Urup  ini. Pasalnya, buku ini lebih banyak menangkap dan menghadirkan kembali jejak langkah seorang tokoh  asal Sukoharjo  yang segala sikap, ucapan dan tingkah lakunya mengacu pada filosofi Urip Iku Urup.

Bagi masyarakat Sukoharjo, nama H Sri Joko tidak asing lagi. Ia adalah seorang guru pegawai negeri sipil (PNS) di sebuah SMP di Tawangsari, seorang pengusaha sekaligus seorang politikus dan tokoh masyarakat yang sangat disegani.

Sebagai seorang guru, H Sri Joko telah mengajar dan mendidik secara total. Sebagai guru, ia bukan hanya menjadi guru bagi anak-anak didiknya di dalam tembok sekolah.

Namun ia telah menjadi guru bagi masyarakat di sekitarnya atau di mana dia berada. Seorang tokoh di Sukoharjo, Wiwoho, yang juga sesama guru pernah berujar, “Anak-anak didik Pak Sri Joko bukan hanya murid-murid di sekolah, tapi masyarakat dan semua orang yang pernah berjumpa dan bergaul dengan beliau.”

Baca Juga :  Rektor ISI Solo Ajak ISBI Sulsel Tumbuhkan Kampus yang Teduh, Berkarakter, dan Berbudaya

Sementara sebagai seorang pengusaha, H Sri Joko terkesan sangat njawani, andhap asor, lembah manah dan murah hati. Banyak orang, khususnya di sekitar Tawangsari, Sukoharjo yang telah dibantu dalam kehidupannya hingga menjadi orang-orang sukses.

Cukup banyak anak-anak asuh, baik yang ikut tinggal di rumahnya maupun yang tidak tinggal bersama, yang mendapat support moril dan dana hingga menjadi orang sukses.

Salah satu contohnya, secara heroik dan sangat menyentuh, ia telah berhasil mengubah hidup seorang sopir truk menjadi seorang guru unggulan di Sukoharjo. Dan masih banyak contoh amal kebaikan yang telah dilakukan oleh H Sri Joko.

Sebagai seorang politisi, H Sri Joko dikenal sebagai politikus yang bersih, santun dan banyak beramal. Ia menjadi politikus yang memiliki prinsip berbeda dari yang lain.

Ketika pertama kali terjun sebagai politisi, ia sengaja menutup usahanya di bidang kontraktor. Alasannya nyaris tak masuk akal bagi orang lain, yakni tidak mau mencampuradukkan antara bisnis dan politik.

Orang lain mungkin menggunakan prinsip Aji Mumpung ketika menjadi politisi dan anggota DPR, maka H Sri Joko berprinsip sebaliknya.

Ketika terpilih menjadi salah satu ketua dalam Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sukoharjo, H Sri Joko berani melepaskan kursi empuknya di DPRD Sukoharjo, justru untuk terjun ke ranah sosial.

Keberadaan Partai Amanat Nasional (PAN) Sukoharjo pun tak lepas pula dari tangan dinginnya, karena H Sri Joko menjadi salah satu tokoh yang membidani kelahiran partai rintisan Amien Rais kala itu. Oleh kiprahnya tersebut, ia pernah didapuk menjadi Ketua DPD PAN Sukoharjo untuk pertama kali.

Dan sebagai seorang kepala keluarga, ia telah berhasil mendidik anak-anaknya dengan keteladanan, bukan melulu dengan tutur kata. Kini keempat anaknya terjun sebagai wirausahawan yang sukses.

Namun di balik kesuksesan putra putri H Sri Joko tersebut, ternyata terdapat sebuah proses yang berat, panjang dan berliku. Sri Joko mengajari dan menanamkan jiwa wira usaha kepada putera-puterinya dengan melakukannya secara langsung.

Menurut pengakuan putra putrinya, Learning by doing yang dilakukan H Sri Joko, bagi anak-anaknya terkadang memang terasa berat dan menyakitkan.

Namun akhirnya mereka menyadari, semua itu dilakukan sang Ayah dengan landasan kasih sayang, demi kebaikan dan masa depan mereka.

Baca Juga :  Viral Dugaan Kekerasan Seksual Mahasiswa UNS Modus Game 'Truth or Dare' , Satgas PPKS Turun Tangan

“Saya sejak masih kecil sering diajak Bapak naik sepeda motor, duduk di depan sampai ke dekat Ngawi, Jawa Timur. Bukan untuk tamasya, tapi untuk kulakan barang,” kisah Setyo Wisnu Broto, putra sulung H Sri Joko seperti dikutip dalam kisahnya di buku Urip Iku Urup.

Di dalam bidang sosial, tak bisa diragukan lagi, H Sri Joko banyak sekali membuat karya amal yang tak terhitung baik secara gagasan, pendanaan maupun kiprahnya secara langsung.

Sejumlah amal usaha di Sukoharjo maupun sejumlah tempat ibadah berupa masjid di sekitar Tawangsari tak lepas dari tangan dingin H Sri Joko.

Suatu ketika, ia pernah dipercaya oleh Wardoyo Wijaya, yang saat itu menjabat sebagai Bupati Sukoharjo, untuk mengelola dan mengembangkan Bank Pasar Sukoharjo.

Dan berkat tangan dinginnya di bidang keuangan, H Sri Joko melakukan perombakan secara regulatif, hingga kini berkembang pesat dengan nama baru Bank Sukoharjo.

Tentu saja, kesuksesan seseorang dalam memimpin keluarga, lembaga dan masyarakat tidak lepas dari peran seorang isteri yang baik di baliknya.

Demikian pula, keberhasilan H Sri Joko sebagai seorang kepala keluarga, tokoh masyarakat, politisi maupun usahawan yang teguh pada sikap welas asih, adalah berkat dukungan penuh dari sang isteri, Hj Suharmi.

Kini, H Sri Joko telah berpulang, dan bertepatan dengan acara Milad Hj Suharmi itulah, amal dan jejak kebaikan yang telah ditanamkan oleh Alm H Sri Joko mencoba diungkap dan dihidupkan kembali.

“Saya kira ajaran-ajaran yang pernah disampaikan Bapak ketika itu, tidak pernah lekang di makan waktu. Sampai sekarang tetap aktual,” ujar Sih Yuanti, putri kedua almarhum yang juga Komisaris Utama BPR Artha Sari Sentosa. Suhamdani

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.