BANTUL, JOGLOSEMARNEWS.COM – Emak-emak ternyata tak hanya jago masak. Di Bantul, DIY ini seorang emak-emak malah jadi jagoan dengan memimpin sindikat pencuri spesialis minimarket lintas provinsi. Wouw!
Namun sepak terjang wanita jagoan dan konco-konconya itu seolah tersandung batu, karena berhasil dikukut oleh jajaran Polres Bantul.
Kapolres Bantul, AKBP Ihsan menjelaskan keberhasilan anggotanya dalam menangkap sindikat pencuri spesialis toko swalayan tersebut, Jumat (4/3/2022).
Dijelaskan, para pelaku yang berjumlah tujuh orang itu beraksi di beberapa toko swalayan di berbagai daerah, baik di dalam maupun luar DIY.
AKBP Ihsan menyatakan, sindikat pelaku kejahatan lintas provinsi dengan spesialis target toko swalayan itu biasanya mengincar barang-barang kebutuhan pokok.
“Ini adalah sindikat lintas provinsi karena memang TKP-nya tidak hanya di Bantul, ada di Sleman, wilayah jateng di Salatiga dan sekitarnya dan pelaku juga berasal dari beberapa kota, ada yang dari Jakarta, Jawa Timur dan Jawa Tengah,” ujar Kapolres dalam konferensi pers, Jumat (4/3/2022).
Untuk wilayah Bantul, sindikat ini telah beraksi di tiga tempat.
Yang pertama pada 1 Desember 2021, para pelaku mencuri di toko swalayan di Jalan Srandakan.
TKP kedua yakni pada 4 Februari para pelaku beraksi di toko swalayan lain namun masih berada di sekitaran jalan Srandakan.
Dan terakhir pada 22 Februari kemarin, para pelaku ini mengincar toko swalayan yang berada di Jalan Imogiri, Banguntapan.
“Atas dasar tiga TKP ini dan memang meresahkan saya perintahkan kasat reskrim untuk melakukan penyelidikan tentunya diawali dengan olah TKP di setiap lokasi kejadian. Termasuk cek CCTV dan memeriksa saksi-saksi,” ungkapnya.
Dari hasil penyelidikan, tepatnya pada 24 Februari atau berselang dua hari dari kejadian terakhir, anggota Satreskrim Polres Bantul berhasil mengendus keberadaan komplotan ini.
“Anggota kami yang sudah mencurigai beberapa orang kemudian membuntuti satu kendaraan yang diduga milik sindikat berdasarkan hasil pemeriksaan CCTV,” katanya.
“Kemudian di Salatiga, ketujuh pelaku dapat diamankan. Mereka juga baru selesai melakukan aksi yang sama di sana,” imbunya.
Diuraikan Kapolres, tiga orang dari komplotan tersebut adalah perempuan, yakni inisial EDA (47) warga Demak Jateng, bertindak sebagai ketua sindikat.
“Kelompok ini dipimpin seorang perempuan,” ucap Kapolres.
Kemudian YD alias Ati (36) warga Surabaya, Jatim kemudian STN (51) warga Grobogan Jawa Tengah.
Ketiga perempuan ini berperan sebagai eksekutor, yang mengambil barang-barang dan memasukkannya ke dalam baju atau tas.
“Kebetulan saat beraksi, mereka ini mengenakan hijab dan pakaian yang longgar, sehingga mudah untuk menyembunyikan barang-barang di dalam baju. Ada juga yang langsung dimasukan tas,” ucapnya.
Sementara empat tersangka pria yakni HW (37) warga Surabaya Jatim; NSC alias Nopel (28) warga Jatinegara Jakarta Timur; RDU alias Bejo (35) Surabaya Jawa timur ketiganya berperan turut mengambil, menghalangi CCTV dan memasukan barang ke mobil. Kemudian tersangka terakhir adalah SMT (33) warga Johar Baru, Jakarta Pusat yang berperan sebagai driver.
“Saat akan melakukan aksi mereka akan berkumpul di Jakarta. Setelah niatnya ada, mereka keliling di wilayah Jateng, Jogja dan mungkin daerah lain di seputar Pulau Jawa.
Ada juga tempat yang bagi mereka disiapkan sebagai homebase, setelah melakukan aksi mereka akan berkumpul di rumah EDA,” terang Ihsan.
Dari aksi sindikat tersebut, rata-rata tiap toko mengalami kerugian antara Rp 4-5 juta. Mereka beraksi mengincar toko swalayan lokal yang minim penjagaan.
Sedangkan motifnya, adalah untuk kebutuhan, di mana mereka rata-rata mencuri produk susu yang mudah untuk dijual kembali.
“Dari pengakuan tersangka, mereka menjual hasil curian di pasar-pasar. Motif untuk memenuhi kebutuhan. Kami juga masih mengembangkan terkait ada dugaan penadah dari hasil curian ini, pasti ada langganan tempat mereka menjual hasil curian,” urainya.
Dalam kesempatan itu AKBP Ihsan pun mengimbau kepada masyarakat terkhusus para pemilik toko swalayan agar dapat memperketat keamanan.
“Kalau memang mempekerjakan sedikit orang, silakan back up dengan memasang CCTV dan ditempatkan di strategis. Seperti di tempat parkir, kasir dan lokasi lainnya,” ujarnya.
Dengan pemasangan CCTV tersebut, para pelaku kejahatan akan berpikir ulang untuk beraksi. Pun jika memang ada aksi kejahatan, polisi dapat dengan mudah untuk mengejar pelaku berdasarkan rekaman CCTV.
Maka dari itu, CCTV yang dipasang pun harus berfungsi secara normal dan bukan sebagai pajangan saja.
“Pelaku kejahatan ini, pasti yang dicek pertama kali adalah ada tidaknya penjagaan termasuk CCTV. Kalau tidak ada, mereka pasti beraksi. Termasuk rumah atau kediaman yang sering ditinggal oleh pemiliknya silakan dipasang CCTV. CCTV itu penting dan sekarang sudah banyak dijual dan tidak mahal,” tutupnya.