JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Menjelang bulan Ramadan, sejumlah harga bahan pokok (Sembako) masih stabil tinggi.
Kondisi ini sangat disayangkan oleh para pedagang pasar yang tergabung dalam Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI).
Pasalnya, jika sekarang belum turun, nanti mendekati hari H, harga akan kembali melambung.
Kenaikan harga bahan pokok pada awal tahun ini dinilai tidak wajar oleh Sekretaris Jenderal DPP IKAPPI Reynaldi Srijowan karena terjadi 30 hari sebelum Ramadan.
“Menjelng puasa nanti tidak naik lagi kalau stok tidak ada. Biasanya kenaikan harga itu H-7 menjelang Rmadan dan akan semakin intens kenaikannya ketika memasuki Idul Fitri,” ujarnya, Senin (14/3/2022).
Akibat kenaikan harga bahan pokok membuat pendapatan pedagang pasar menjadi menurun, karena mereka harus mengurangi volume penjualan pedagang akibat kenaikan harga bahan pokok awal tahun ini.
“Bebeberapa laporan yang kami terima mulai terlihat di beberapa komodits seperti cabai rawit merah Rp77 ribu per kilo, bawang putih mencapai Rp 39.000 per kilo, bawang merah tembus Rp 40.000 per kilo.”
“Kemudian, harga daging ayam di angka Rp 39.000 per ekor, dan minyak goreng di angka Rp 17.000 sampai Rp 18.000 per liter,” tutur Reyladi, seperti dilansir Tribunnews.
Menurutnya kenaikan bahan pokok seperti dan cabai diakibatkan beberapa faktor seperti permasalahan panen dari daerah penghasil komoditas karena musim hujan.
Ia meminta agar pemerintah yang terkait dengan masalah ini untuk saling berkoordinasi menjaga ketersediaan bahan pokok.
“Dari hulu sampai ke hilir tentu permintaan akan tinggi menjelang Ramadan, maka antisipasi harus menyediakan stok. Jika stoknya aman, kami kira harga dapat terjangkay masyarakat dan pendistribusian bahan pokok juga perlu diawasi, serta dikontrol,” ujarnya. Amandha Tito Nursahid