Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Inspiratif, Guru SMKN 2 Ponorogo Jatim ini Manfaatkan Dak Atap Rumah Kostnya untuk Tanam Buah dan Sayur, Hasilnya Buat Sedekah

Tabulampot

Tarmin memetik cabai di dak atap rumah kostnya. Dok. Pribadi

PONOROGO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kisah inspiratif ini datang dari Kota Reog Ponorogo. Seorang guru SMKN 2 Ponorogo Jatim memanfaatkan lahan sempit untuk bercocok tanam menggunakan metode tabulampot.

Guru SMKN 2 Ponorogo Jatim tersebut adalah Tarmin. Menurut pria ini, berada di lahan sempit harus memiliki keleluasaan dalam berfikir. Sehingga muncul inovasi dan kreativitas untuk memenuhi kebutuhan.

Tarmin guru Teknik Komputer dan Jaringan SMKN 2 Ponorogo Jatim memanfaatkan lahan dak atap rumah kostnya sebagai media bercocok tanam.

Aneka tanaman sayur dan buah-buahan di tanam dengan media planterbag dan galon bekas air mineral di atas dak yang berada di Jl. Poncowolo Krandegan Kepatihan Kecamatan Ponorogo. Ada lombok, terong, sawi, kangkung, seledri dan aneka tanaman buah lainnya.

Hasil panen dari bercocok tanam sebagian untuk memenuhi kebutuhan anak asuhnya di kost Griya Amanah. Hasil panen juga dibagikan ke tetangga sekitar kost bahkan juga untuk kebutuhan dapur salah satu pondok pesantren.

“Alhamdulillah dengan menanam aneka sayuran di atas dak ini dapat mencukupi kebutuhan anak-anak kost di Griya Amanah, bahkan bisa berbagi dengan tetangga,” ujar dia, Selasa (22/3/2022).

Mungkin berkah dari berbagi inilah yang menyebabkan tanamannya subur dan berbuah lebat. Untuk lombok sendiri bisa panen sampai beberapa kali, tanaman tetap subur dan produktif. Karena setiap kali dilakukan pruning terhadap ranting-rantingnya sehingga muncul tunas-tunas baru beserta bakal buah,” ujar dia

Dia berharap apa yang dilakukannya bisa memberikan edukasi untuk memanfaatkan lahan sempit baik di sekolahan maupun di rumah.

“Edukasi ini ditujukan kepada guru dan siswa agar mampu kreatif dan produktif di masa pandemi ini,” ungkap dia.

Media tanam yang bagus untuk bertanam tabulampot ujar dia adalah menggunakan campuran antara tanah, sekam, dan pupuk kandang atau kompos yang telah dipermentasi.

Penggunaan sekam dapat diganti dengan serbuk kayu gergajian, agar media tanam bisa poros air dan tentunya lebih ringan.

Untuk penyiraman ia menggunakan sistem drips. Sehingga tinggal memutar krain air akan mengalir melalui instalasi pipa drips yang telah terpasang di masing-masing tanaman,

“Kendalanya kalau pas ditinggal mudik semua, tidak ada yang menyalakan kran sehingga tanaman menjadi kering,” beber dia.

Untuk mengatasi hal itu ke depan Tarmin, yang sekaligus guru teknik informatika ini akan menerapkan sistem irigasi tetes berbasis Iot (Internet of Things). Pasalnya mampu memudahkan dalam pengolahan tanaman mulai dari penyiraman hingga monitoring kondisi tanaman secara real time. Semua itu bisa dikontrol jarak jauh melalui android sehingga tidak ada lagi yang namanya tanaman kekeringan, karena penyiraman dilakukan automatisasi oleh sistem berbasis Internet of Things.

Sementara, Tomas Rosa Rusdiana, Staf IT SMKN 2 Ponorogo, sangat mengapresiasi apa yang dilakukan rekan kerjanya. Selain memiliki hobi bercocok tanam, berbagai kegiatan sosial khususnya yang berkaitan dengan lingkungan kerap Tarmin lakukan dengan aksi nyata. Misalnya berbagi tanaman gratis, sedekah pohon, penghijauan untuk perbaiki habitat kera dan masih banyak lagi.

“Semoga ini bisa dicontoh oleh guru-guru lain untuk bisa peduli dan berbudaya lingkungan,” pungkasnya. Aris Arianto

Exit mobile version