JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Pemerintah memang tengah mempercepat proses vaksinasi Covid-19, termasuk di kalangan anak-anak.
Khusus untuk vaksinasi anak, telah dilakukan sejak 14 Desember tahun lalu. Vaksinasi untuk anak memang harus segera dilakukan.
Tapi yang perlu diingat orang tua, bahwa kondisi anak harus sehat dan bugar. Jika anak tidak sedang dalam kondisi bugar, lebih baik vaksinasi ditunda.
Anak-anak hanya boleh vaksinasi Covid-19 ketika mereka dalam keadaan sehat. Vaksinasi Covid-19 dilakukan agar anak terlindungi dari terpapar virus Covid-19.
Ada enam kondisi vaksinasi anak dapat ditunda, yaitu:
- Suhu badan anak lebih dari 37,5 derajat celcius.
Tunda dulu vaksinasi ketika suhu tubuh anak lebih dari 37,5 derajat celcius, tunggu anak sembuh dan suhu tubuh normal.
- Tekanan darah anak lebih dari 140/90mmHG.
Jika anak mengalami tekanan darah lebih dari 140/90mmHg, vaksinasi dapat ditunda. Rujuk anak ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
- Anak baru sembuh dari infeksi Covid-19
Ketika anak baru sembuh dari infeksi Covid-19 dengan gejala ringan, sebaiknya tunda vaksinasi hingga 1 bulan.
- Tunda dulu vaksinasi anak ketika anak mengalami demam, flu, batuk, nyeri menelan, dan diare.
Ketika anak dalam kondisi tersebut, anak disarankan berobat ke Fasilitas Layanan Kesehatan.
- Anak pernah mendapatkan perawatan di Rumah Sakit atau mengalami kedaruratan medis. Tunda sampai anak dinyatakan sembuh oleh dokter.
- Jika anak mengalami gangguan imunitas seperti autoimun, alergi berat, dan defisiensi imun atau penyandang penyakit hemofilia/kelainan pembekuan darah. Anak harus mendapat izin dari dokter yang merawat dan disarankan dokter melakukan vaksinasi di RS.
Vaksinasi anak memberikan perlindungan dari paparan Covid-19.
Seperti dilansir dari Tribunnews, vaksinasi anak sudah dilakukan di ratusan daerah sejak 14 Desember 2021.
Ketua Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), Profesor Dr dr Sri Rezeki Hadinegoro, SpA(K) mengatakan anak-anak perlu vaksinasi agar mendapatkan perlindungan dari paparan Covid-19, mencegah menjadi berat hingga fatal.
“Jadi anak-anak juga ada komorbid. Ada diabetes, jantung bawaan, asama itu kalau kena Covid menjadi berat,” kata Prof Sri beberapa waktu lalu.
Anak-anak usia Sekolah Dasar (SD) mulai menjalani pembelajaran tatap muka (PTM). Syarat mengikuti PTM salah satunya sudah melakukan vaksinasi.
“Ini perlu dipersiapkan. Tidak hanya guru, semua yang berada dalam lingkungan sekolah, supaya tidak menular. Jangan sampai ada klaster baru dari sekolah, itu yang tidak kita harapkan,” kata Prof Sri.
Vaksinasi juga mendukung tercapainya herd imunity atau ketebalan kelompok.
“Kita harus mendapatkan sekitar 70 dari sasaran atau 40 persen dari populasi itu termasuk anak tentunya, karena populasi kita tidak dibatasi hanya orang dewasa saja. BPOM membuat regulasi rekomendasi mengenai EUA,” pungkasnya. Efa Yunita Sari