Beranda Umum Internasional Kenaikan Covid-19 Picu Warga Hong Kong Borong Makanan, Sejumlah Makanan dan Obat-obatan...

Kenaikan Covid-19 Picu Warga Hong Kong Borong Makanan, Sejumlah Makanan dan Obat-obatan Pun Dijatah

Ilustrasi grafik kasus covid-19. Pixabay

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Di tengah melonjaknya kembali virus Covid-19, ternyata tidak hanya membuat masyarakat Indonesia saja yang resah.

Masyarakat Hong Kong pun sempat dibuat panik oleh lonjakan kasus Omicron ini, dan akhirnya memborong makanan dalam sepekan terakhir.

Aksi borong makanan itu mereka lakukan, karena mereka khawatir pemerintah setempat akan kembali melakukan penguncian wilayah di tengah melonjaknya Covid-19.

Lantaran itulah, dua ritel raksasa Hong Kong mulai menjatah beberapa makanan dan obat-obatan pada Jumat (4/3/2022).

Otoritas kesehatan Hong Kong melaporkan 52.523 kasus Covid-19 baru pada Jumat dan 136 kematian.

Angka itu melonjak berkali lipat dibandingkan awal Februari yang hanya 100 kasus infeksi per hari dan tiga bulan berturut-turut sebelum akhir Desember nol kasus.

Hari ini adalah hari ketiga jumlah kasus mencapai 50.000. Penyebaran virus Covid telah membuat tenaga kesehatan dibatasi begitu pula petugas transportasi umum, operator mal, supermarket dan apotek.

Jaringan supermarket ParknShop mengumumkan pelanggan hanya diizinkan membeli lima item untuk kebutuhan pokok seperti nasi, makanan kaleng, dan kertas toilet. Sementara apotek Watsons memberikan batasan yang sama pada obat-obatan untuk nyeri, demam, dan pilek.

“Berlaku hari ini, ParKnShoP dan Watsons Hong Kong akan memberlakukan pembatasan pembelian produk dan obat-obatan tertentu di semua toko,” kata Watsons dalam sebuah pernyataan.

ParknShop dan Watsons adalah unit dari konglomerat yang terdaftar di Hong Kong. Pada Rabu, ParknShop mengumumkan jam buka yang lebih pendek.

Beberapa dari 200 cabang ParknShop tutup pada pukul 3 sore. Banyak toko di Hong Kong juga yang kekurangan daging dan sayuran segar dan beku dalam beberapa hari terakhir.

Pejabat Hong Kong berulang kali memperingatkan warganya agar tidak memborong makanan. Pemerintah menegaskan bahwa stok mencukupi.

Saat ini masyarakat bingung dengan beredarnya pesan bahwa penguncian wilayah akan kembali dilakukan.

Namun Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam mengatakan pemerintahnya tidak berencana mengunci total 7,4 juta penduduk kota itu. Pemerintah akan mengumumkan rencana rincian setelah selesai dibuat.

Lonjakan kasus dan ketakutan akan penguncian telah memicu orang-orang meninggalkan Hong Kong.

Pemerintah mencatat jumlah orang yang keluar dari Hong Kong pada Februari lebih dari 71 ribu orang terbesar sejak awal pandemi. Pada Desember lalu, jumlah orang yang pergi dari Hong Kong hanya 16.879 orang.

Hong Kong telah melaporkan sekitar 400.000 kasus Covid-19 sejak awal pandemi pada akhir 2019 dengan 1.500 kematian. Angka itu jauh lebih sedikit dibandingkan kota-kota di dunia lainnya.

www.tempo.co