SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Direktur Utama (Dirut) Perumda Air Minum Tirtonegoro atau PDAM Sragen yang baru terpilih, mengisyaratkan perombakan besar-besaran di jajaran manajemen dan internal.
Perombakan itu dimaksudkan untuk membenahi sekaligus meningkatkan kinerja internal sesuai visi misi PDAM.
Hal itu disampaikan Dirut Perumda Air Minum Tirtonegoro, Hanindyo Heru Prayitno kepada JOGLOSEMARNEWS.COM belum lama ini.
Seusai dilantik, ia mengatakan pihaknya akan membuat skala prioritas kinerja 100 hari pertama.
Salah satu prioritasnya adalah melakukan pembenahan internal organisasi. Kemudian menyampaikan visi misi kepada semua karyawan.
Pembenahan diperlukan untuk menghapus faksi-faksi yang selama ini banyak dirumorkan bahkan sempat disentil oleh Bupati.
“Memang ada tiga direksi, bisa jadi tiga geng atau group. Dan itu tidak boleh karena kita satu kapal kita satu tujuan dan satu visi misi. Sehingga visi misi itu kami harus bersatu, tiga direksi itu mendapat visi misi, kita akan merangkul semua divisi dan semua ini akan kita reassesment ulang (penilaian ulang),” paparnya.
Sebagai tahap awal, pihaknya akan melakukan penilaian terhadap semua karyawan dan divisi. Mereka akan dilihat kemampuan dan nantinya dimungkinkan akan dilakukan penempatan ulang sesuai kompetensinya.
Total ada 268 pegawai di semua divisi dan departemen akan dilakukan penilaian. Nantinya akan bisa dilakukan evaluasi selama tiga bulan.
Hasil penilaian itu yang nantinya akan dijadikan dasar untuk melalukan penempatan ulang.
“Bisa jadi nanti orang yang tepat akan kita taruh di tempat yang tepat. Bisa aja orangnya pinter tapi tidak ditempatkan di tempat yang tepat, kira-kira akan kita lihat internal dulu nanti asessment bisa dilakukan. Kita akan memberikan seluas-luasnya, pasti di dalam assesment ini kita akan mempunyai data orang ini mempunyai passion kemana potensinya. Apa lebih ke manajerial, leadership, kita akan melihat, ini butuh waktu Mas,” tandasnya.
Dirut kelahiran Cantel Sragen itu menekankan proses rotasi yang mungkin akan dilakukan, bukan untuk menyingkirkan orang-orang tertentu.
Akan tetapi sebagai upaya untuk melakukan refreshment atau penyegaran demi kepentingan perusahaan.
“Sama dengan prinsip Bu Bupati. Rotasi bukan kita menyingkirkan orang tertentu. Tapi untuk penyegaran. Yang prinsip, semua dilakukan untuk kepentingan peningkatan perusahaan,” tandasnya. Wardoyo
