Beranda Daerah Boyolali Subsidi Migor Tak Merata, Antrean Pembeli di Boyolali Terus Terjadi

Subsidi Migor Tak Merata, Antrean Pembeli di Boyolali Terus Terjadi

Foto: Waskita

BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM –  Kelangkaan minyak goreng (Migor) masih terus terjadi di Boyolali  hingga kini. Karena subsidi migor tak merata, antrean pembeli migor pun terlihat di sejumlah toko modern.

Seperti terlihat di sebuah toko modern di Kecamatan Simo. Bahkan, terjadinya antrean sudah terjadi sejak 1,5 bulan terakhir. Karena jumlah migor subsidi terbatas, maka pembelian juga dibatasi.

Salah satu pembeli, Sri Mulyati, mengaku mengantre selama tiga puluh menit. Dia pun harus antre setiap hari karena selalu butuh migor untuk warung gorengan miliknya. Dia mengaku kesulitan mendapat migor.

“Migor langka, masyarakat susah. Apalagi buat saya yang jualan gorengan, susah banget. Setiap hari harus antre untuk membeli migor, itupun pembelian dibatasi,” katanya, Senin (7/3/2022).

Menurut Manajer toko modern di Desa Pelem, Simo, Desi Ariyanto, dalam sehari dia bisa menjual hingga 50 karton migor atau 600 kemasan ukuran satu liter. Tiap hari pembelian migor dibatasi karena stok juga terbatas.

Baca Juga :  Makan Soto Bersama Agus-Fajar, Jokowi: Boyolali Harus Menang, Boyolali Kembali Tersenyum

“Saya harus mengantisipasi agar tetap bisa jual minyak setiap hari. Kalau tidak dibatasi stok bisa langsung habis dalam sehari.”

Untuk itu, dia membuat dua sistem belanja migor. Pertama masyarakat bisa membeli migor tanpa syarat belanja asalkan mau mengantre secara tertib. Kloter pertama ini dibuka setiap hari. Sedangkan kloter kedua, dibuka siang hari bagi pembeli yang enggan antre.

“Namun, pembeli dikenakan syarat pembelian produk lain dengan minimal belanja Rp 25 ribu.”

Pembelian juga dibatasi,satu orang hanya bisa dapat satu liter. Karena pasokan dari distributor masih belum bisa memenuhi yang kita minta.

“Kadang datangnya barang tidak terjadwal. Kebutuhannya satu karton, paling yang datang 50-80 persen. Ini untuk minyak kemasan premium.”

Kondisi serupa juga terlihat di toko modern Jelok, Kecamatan Cepogo. Antrean bisa mencapai belasan orang. Itupun, pembeli juga diwajibkan membeli produk lain yang harganya hampir sama dengan migor.

Baca Juga :  Jemput Perubahan Boyolali Bersama Masyarakat, Cawabup Boyolali Dwi Fajar Nirwana Tanggapi Hasil Survei Proximity Indonesia: Kemenangan Semakin di Depan Mata

“Susah, setiap hari harus antre seperti ini. Itupun kalau beli migor harus beli produk lainnya yang ditentukan sama toko. Repot, harus antre 30 menit sebelum toko buka,” ujar Puri Nurul Utami, salah satu pembeli. Waskita