SLEMAN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kesadaran warga Sleman, DIY untuk mengikuti vaksinasi booster di bulan Ramadhan ini ternyata terhitung masih rendah.
Bagaimana tidak, fakta angka menunjukkan bahwa ketercapaian program vaksinasi booster sampai kini masih di angka 28 persen saja.
Padahal, Pemkab Sleman terus berupaya menggenjot capaian vaksin Booster dengan sejumlah program.
Satu di antaranya mendekatkan sentra vaksin hingga ke Masjid dalam program safari Ramadhan.
Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo mengungkapkan, rendahnya animo masyarakat mengikuti program vaksinasi di bulan Ramadhan karena kepercayaan.
Banyak warga yang meyakini ketika sedang berpuasa maka tidak boleh divaksin.
“Masyarakat masih banyak yang takut. Saya puasa, tidak boleh vaksin. Itu kepercayaan, tidak semudah yang dibayangkan,” ujar Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo, Jumat (8/4/2022).
Kendati, sebagian warga memang masih ada yang takut divaksin saat berpuasa.
Tetapi, Ia meyakini ada juga warga yang melakukan vaksinasi di malam hari, sehingga capaian vaksin lanjutan dosis ketiga di Kabupaten Sleman masih sesuai rencana.
Kepala Dinas Kesehatan Sleman, Cahya Purnama mengatakan, animo warga Sleman mengikuti program vaksin Booster cukup alot, tidak seperti vaksin primer (dosis satu dan dua), karena sejak awal sosialisasi terkesan mendadak.
Awalnya, boleh vaksin booster setelah interval 6 bulan pasca disuntik vaksin primer.
Kemudian berubah menjadi 3 bulan. Hal itu menurutnya butuh waktu disampaikan ke masyarakat.
“Bulan Ramadan ini animo masyarakat juga tidak sebesar bulan lain,” kata dia.
Beruntung, pemerintah pusat menjadikan booster sebagai syarat perjalanan.
Menurut Cahya, jika sudah disuntik vaksin dosis ketiga maka tidak perlu lagi tes swab ataupun antigen.
Kebijakan itu diharapkan dapat mendongkrak ketercapaian vaksin booster.
Beberapa hari kedepan, sentra vaksinasi lanjutan di masjid akan terus dilakukan Pemkab Sleman.
“Target kita sampai lebaran (capaian booster) bisa mencapai 30 persen. Saat ini, sudah 28 persen. Semoga nanti bisa tercapai. Kami tetap melaksanakan sentra vaksin yang lain untuk mendongkrak capaian dari booster ini,” ujar Cahya.
Senada, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Sleman, dr Khamidah Yuliati mengungkapkan, sentra vaksinasi booster yang digelar di Masjid – masjid di awal Ramadan ini memang kurang antusias diikuti masyarakat.
Sebab, warga merasa sudah tidak perlu lagi mengikuti vaksinasi.
Artinya merasa cukup dengan vaksin primer dosis satu dan dua.
“Kemudian karena tidak kemana- mana. Karena (vaksin booster juga) tidak wajib. Karena tidak menjadi persyaratan tertentu,” ujar dia.