![IMG_20220417_224152_copy_899x591](https://i0.wp.com/joglosemarnews.com/images/2022/04/IMG_20220417_224152_copy_899x591.jpg?resize=640%2C421&ssl=1)
SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Sebuah fenomena alam langka melanda Dukuh Ngasinan, Desa Purworejo, Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen.
Tanah di wilayah tersebut mendadak bergerak hingga memunculkan rekahan-rekahan dan ambles.
Rekahan tanah itu muncul setelah sebelumnya sempat terjadi pergerakan mendadak yang oleh warga setempat disebut gempa lokal.
Data yang dihimpun di lapangan, fenomena gempa lokal dan tanah bergerak itu terjadi mulai Kamis (14/4/2022) lalu.
Menurut keterangan warga, fenomena tanah bergerak itu terjadi begitu saja. Mendadak tanah bergerak dan kemudian menciptakan rekahan selebar 1 meter.
Akibat pergerakan itu, beberapa pekarangan dan rumah warga kini dalam kondisi retak tanahnya.
Salah satu warga Dukuh Ngasinan yang rumahnya mulai rusak akibat gempa lokal itu adalah Sudarin (82).
Rumah kakek tua itu tanah di rumahnya terus bergerak sejak Kamis (14/4/2022) lalu. Kini retakan sudah mencapai 2 meter dan beberapa bagian rumah sudah mulai rusak akibat renggangnya fondasi serta tanah di bawah bangunan.
Bahkan atap rumahnya sudah tak lagi bisa menyatu sehingga terpaksa rumahnya akan dibongkar demi keselamatan.
“Tanahnya terus bergerak, kemarin belum sedalam itu hanya 2 meter. Sekarang sudah 4 meter dalamnya, lebarnya kurang lebih 1 meter,” paparnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Minggu (17/4/2022).
Bagian rumah yang masih beralaskan tanah yang terdampak adalah bagian dapur yang hampir roboh.
Sudarin menyebut dinding rumahnya masih terbuat dari kayu, dan tiang penyangga terbuat dari cor.
“Kalau rumah yang rusak bagian dapur, kondisinya seperti itu, tanahnya itu naik. Saya punya dua kamar mandi juga retak-retak, hampir tidak bisa dipakai,” urainya.
Rencananya, rumah bagian dapurnya itu ia akan robohkan dulu. Kemudian dibangun lagi dengan ukuran yang lebih kecil.
Hal itu dilakukan lantaran jika dibiarkan maka kondisi rumahnya sangat membahayakan dan bisa roboh sewaktu-waktu.
Sudarin menguraikan tidak hanya di rumahnya, tanah pekarangan pisang yang berada di depan rumahnya juga bergerak naik.
Kini tanah pekarangan itu sudah merekah naik dengan ketinggian kurang lebih 50 cm dari posisi semula.
Tanah sepanjang lebih dari 100 meter itu saat ini sudah terbelah menjadi dua dengan ketinggian yang berbeda.
Tanah tersebut terbelah dengan lebar hingga mencapai 1 meter, dengan kedalaman lebih dari 4 meter.
Kerusakan juga terlihat di jalan yang kemudian terputus dan kini tidak bisa dilewati kendaraan. Salah satu ruas jalan cor semen juga terbelah dan menganga lantaran tanah di bawahnya naik.
Fenomena tanah gerak di Ngasinan itu sempat membuat heboh warga. Bahkan warga sekitar desa yang penasaran berdatangan untuk menyaksikan dari dekat fenomena tanah gerak akibat gempa lokal itu. Wardoyo