Beranda Daerah Sragen Hilangkan Efek Buruk Belajar Daring, Semua Siswa SDIT Az Zahra Sragen Digembleng...

Hilangkan Efek Buruk Belajar Daring, Semua Siswa SDIT Az Zahra Sragen Digembleng Lewat Pesantren Ramadhan. MH Isnaeni: Menguatkan Kembali Karakter Islami!

Kegiatan Pesantren Ramadhan 1443 H di SDIT Az Zahra 1 Sragen yang dipandu oleh Ketua Panitia, MH Isnaeni. Foto/Wardoyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Memasuki bulan ramadhan, manajemen SDIT Az-Zahra 1 Sragen menggelar kegiatan Pesantren Ramadhan 1443 H dengan tema “Ramadhan Bulan Penguatan Karakter Islami”.

Kegiatan yang digelar selama 4 hari itu dijadikan momentum untuk perbaikan diri dan peningkatan pendidikan karakter anak setelah sekian lama menerapkan pembelajaran daring akibat pandemi.

Ketua Panitia sekaligus Kesiswaan Stagg Kerohanian SDIT Az-Zahra 1 Sragen, Ustadz MH Isnaeni mengatakan kegiatan Pesantren Ramadhan digelar mulai Selasa-Jumat (5-8/4/2022).

Kegiatan itu diikuti seluruh siswa mulai dari kelas 1 sampai 5. Pelaksanaannya dilakukan dengan membentuk kelompok kecil untuk kelas 4 & 5. Sedangkan kelas 1, 2 & 3 lebih terbentuk klasikal yang dikemas dengan berkisah atau berdongeng.

“Materi yang kami sampaikan kepada anak lebih menekankan masalah adab dan akhlak. Amalan-amalan dahsyat di bulan Ramadhan dan hidupku bersama Alquran,” paparnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Senin (11/4/2022).

Ustadz Isnaeni menguraikan kegiatan Pesantren Ramadhan itu diharapkan menjadi wasilah ikhtiar dalam upaya untuk memperbaiki diri dan generasi penerus.

Melalui tempaan dan khasanah keagamaan, anak-anak diharapkan bisa menjaga akhlak, sopan dan santunnya untuk menjadi pemimpin-pemimpin masa depan.

Pesantren Ramadhan itu juga untuk membangkitkan kembali khasanah keislaman dan karakter anak.

Sebab diakuinya, dampak pembelajaran secara daring di saat pandemi sangat besar sekali. Terutama dampak terhadap perubahan perilaku dan karakter anak.

Baca Juga :  Wulan Purnama Sari, Anggota DPRD Jateng, Ajak Generasi Muda Sragen Promosikan Budaya Jawa Lewat Media Sosial

“Salah satu contoh dampak tersebut misalnya anak lebih suka menyendiri, anak lebih suka main game, main HP, beberapa anak sudah banyak yang sopan santunnya hilang. Dengan orang tua juga kurang sopan bahkan ada sebagian mungkin yang berani dengan orang tua, guru dan lingkungan,” urai Isnaeni.

Sementara, Kepala SDIT Az-Zahra 1 Sragen, Nurhidayah mengapresiasi kegiatan pesantren Ramadhan itu. Menurutnya selama kegiatan berlangsung, suasana para siswa begitu menentramkan.

Meski beberapa terlihat lemas dan mengantuk karena puasa, ia menilai secara umum para siswa sangat antusias mengikuti materi yang disampaikan mentor.

“Semoga pembiasaan-pembiasaan dan stimulus kebaikan seperti ini bisa membekas di memori anak-anak kita dan terbawa sampai kelak mereka dewasa,” imbuhnya.

Sementara MH Isnaeni menambahkan kegiatan pesantren itu diisi dengan beragam kegiatan. Diawali dengan salat dhuha berjamaah, khataman Al Qur’an di masjid, dilanjutkan doa khotmil Qur’an.

Kemudian dirangkai dengan materi keislaman yang menekankan materi praktis agar menjadi pembiasaan baik yang bisa diterapkan sehari-hari baik di rumah maupun di sekolah.

Acara ditutup dengan saling bertukar takjil. Di mana setiap anak membawa takjil dengan nominal yang sudah ditentukan untuk ditukar dengan teman lain di masjid.

Baca Juga :  Kakek Dirjo, Petani Asal Desa Gading, Sumbang Satu Kebun Bambu untuk Untung Wiyono: Keluarga Pak Untung Dikenal Paling Ikhlas pada Masyarakat Sragen

Acara kemudian diakhiri dengan pembagian door prize bagi peserta yang mampu menjawab pertanyaan terkait materi dan kegiatan selama pesantren.

Hadiah berupa alat tulis hingga uang tunai sebesar Rp 50.000 tersedia bagi siswa yang bisa menjawab.

“Semoga setiap ikhtiar hari ini, dapat menetaskan generasi penerus bangsa yang berprestasi, berakhlak islami, dan memiliki kepribadian luhur yang siap membangun peradaban. Tak lupa kami sampaikan terimakasih atas support seluruh ustadz dan ustadzah, orangtua wali, dan warga sekolah sehingga pesantren Ramadhan bisa berjalan degan baik,” pungkas Isnaeni. Wardoyo