Beranda KOLOM Meningkatkan Pengembangan Bahasa Anak Melalui Metode Bercakap-Cakap

Meningkatkan Pengembangan Bahasa Anak Melalui Metode Bercakap-Cakap

Defi Tri Silfiyana ,S.Pd

MENINGKATKAN PENGEMBANGAN BAHASA ANAK MELALUI METODE BERCAKAP-CAKAP
DI TAMAN KANAK-KANAK PERTIWI PADAS
TAHUN PELAJARAN 2020/2021

oleh
Defi Tri Silfiyana ,S.Pd
TK Pertiwi Padas
defitrisilfiyana1997@gmail.com

ABSTRAK
Meningkatkan Pengembangan Bahasa Anak Melalui Metode Bercakap-cakap Di Taman Kanak-Kanak Padas Tahun Pelajaran 2020/2021.

Tujuan penelitian untuk mengetahui pengembangan bahasa anak melalui metode bercakap-cakap di Taman Kanak-kanak Pertiwi Padas pada tanggal 1 Februari – 2 Februari 2021 dan tanggal 8 Februari – 9 Februari 2021.

Subjek penelitian ini adalah anak didik Taman Kanak-kanak Pertiwi Padas yang berjumlah 25 anak dan 2 guru. Teknik pengumpulan data menggunakan pengamatan dan dokumentasi.

Analisa yang digunakan adalah analistik statistik deskriptif dan aktifitas anak-anak didik. Berdasarkan hasil pengolahan data terhadap hasil belajar anak pada kegiatan mengenal macam-macam profesi dan kondisi akhir atau siklus 2 terdapat peningkatan hasil belajar yang sangat signifikan.

Pada kondisi awal anak yang sudah mencapai indikator baru anak yaitu sekitar 2% sedangkan pada akhir siklus pertama anak yang sudah mencapai indikator meningkat menjadi 13 anak atau sekitar 51% dan pada akhir siklus kedua, anak yang sudah mencapai indikator sudah meningkat lagi menjadi 23 anak yaitu sekitar 92% artinya dari kondisi awal ke kondisi akhir terjadi peningkatan sebesar 69% dan hanya 2 anak yang belum mencapai indikator.

PENDAHULUAN

Pentingnya pendidikan untuk anak usia dini sehingga pendidikan yang diberikan untuk anak harus dapat mengembangkan semua aspek pengembangan. Salah satu aspek pengembangan pada PAUD adalah pengembangan bahasa.

Perkembangan bahasa adalah meningkatnya kemampuan penguasaan alat berkomunikasi, baik komunikasi dengan cara lisan, tertulis, maupun menggunakan tanda-tanda dan isyarat. Seringkali anak memiliki gagasan yang banyak, akan tetapi anak belum mampu mengungkapkannya.

Hal ini terjadi karena kemampuan bahasa dan jumlah kosa kata yang dimiliki anak masih terbatas. Keterbatasan jumlah kosa kata yang dimiliki anak disebabkan oleh kurangnya stimulasi yang diberikan guru, orang tua maupun lingkungan.

Bercakap-cakap merupakan salah satu bentuk komunikasi antar pribadi. Dalam pembelajaran anak usia dini, sebaiknya komunikasi dua arah dalam bentuk bercakap-cakap atau dialog hendaknya selalu dikedepankan, sementara komunikasi yang searah (ceramah) sebaiknya diminimalisir sehingga suasana pembelajaran akan tampak hidup, lebih menarik, dan melibatkan banyak anak.

Untuk terjadinya komunikasi dalam percakapan diperlukan ketrampilan mendengar dan ketrampilan berbicara. Metode bercakap-cakap merupakan suatu proses belajar dimana anak dapat saling mengkomunikasikan pikiran dan perasaan secara verbal (Hildebrand dalam Latif, 2013) atau mewujudkan kemampuan bahasa reseptif dan bahasa ekspresif.

Berdasarkan observasi yang dilakukan di TK Pertiwi Padas yaitu tanggal 20-29 Januari 2021 pada anak-anak kelompok B yang berjumlah 25 anak, terdiri dari 15 laki-laki dan 10 perempuan. Anak yang mencapai kemampuan berbahasa baik antar teman dan guru baru beberapa, selebihnya masih memerlukan bantuan dan dukungan guru untuk berbahasa di lingkungan sekolah yang baik, misal masih malu menjawab apabila ditanya guru, belum mampu mengkomunikasikan yang terjadi pada diri sendiri dan di lingkungan, mengungkapkan ide, berbicara dengan berani.

Berdasarkan latar belakang di atas, perlu adanya berbaikan mengenai metode pembelajaran yang diterapkan, karena permasalahan yang terjadi tidak terlepas dari kurangnya wawasan guru dalam pemilihan metode yang tepat.

Oleh karena itu peneliti ingin melakukan penelitian di kelompok B TK Pertiwi Padas dengan harapan dapat mengembangkan bahasa anak, salah satunya dengan menggunakan metode bercakap-cakap. Adanya metode bercakap-cakap diharapkan pembelajaran dapat berjalan dengan bermakna, menyenangkan, dan tidak membosankan bagi anak agar pengembangan bahasa anak dapat tercapai dengan baik dan benar.

Baca Juga :  Respati-Astrid Kalah, Pengamat Sebut Survei Litbang Kompas Basi

METODE PENELITIAN

Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilakukan Di Tk pertiwi padas dengan jumlah peserta didik 25 orang 15 orang laki -laki dan 10 orang perempuan dalam melaksanakan pembelajaran di TK pertiwi padas ini berpedoman pada kurikulum 2013(k13).

Pengertian sumber data menurut Zuldafrial( 2012 : 46) “adalah subjek dari mana data dapat diperoleh” sumber data penelitian I adalah peserta didik dan seluruh tim penelitian yaitu guru, model dan observer dan teman sejawat.

Data yang diperoleh dari siswa berupa kondisi awal siswa sebelum penelitian sampai ada peningkatan kreatifitas setelah dilakukan penelitian. Semua peningkatan kreatifitas anak diamati dan diteliti sampai tercapai indikator kinerja.

Sumber data yang berasal dari guru meliputi semua kegiatan yang sudah dilakukan serta perbaikan melalui kegiatan permainan menggunakan media cetak bergambar selama penelitian agar mencapai tujuan yang diharapkan.

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah nilai untuk pengembangan bahasa anak didik melalui media pembelajaran cetak bergambar dan sumber data dalam penelitian ini diambil saat penelitian berlangsung dengan kegiatan belajar dengan menggunakan media cetak bergambar yang dilaksankan melalui dua siklus di TK Pertiwi Padas.

Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data ( Maman Abdurrahman dan Sambas Ali,2012:84). Teknik pengumpulan data merupakan suatu hal yang sangat penting dalam setiap penelitian. Dalam penelitian tindak kelas ini teknik pengumpulan data berupa:

Metode Tanya Jawab atau Wawancara
Menurut Sugiyono (2015) wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi atau ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan topik permasalahan yang harus diteliti, tetapi apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden secara mendalam wawancara harus dilakukan dengan efektif, artinya dalam kurun waktu yang sesingkat-singkatnya dapat diperoleh hasil yang sebanyak-banyaknya.

Metode Observasi / Pengamatan
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan observasi. Lembar observasi merupakan catatan perkembangan yang dilakukan oleh setiap anak berupa checklis dengan deskriptif. Menurut Sumiharsosno (2009(dalam herini kuwardani,2018) mengemukakan metode obsevasi adalah suatu pengamatan dan pencatatan yang ditunjuk pada suatu masalah dalam rangka penelitian untuk mendapatkan yang diperlukan untuk penyeledikan yang mendalam tentang gejala-gejala sosial.

Metode Dokumentasi
Menurut Suliyatin (2013) dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang-barang tertulis atau gambar majalah ,buku-buku dan sebagainya. Metode dokumentasi adalah suatu pengamatan yang disertai bukti atau foto setiap kegiatan guru untuk penelitiannya. Metode ini digunakan untuk mendapatkan dokumen disekolah yang berhubungan dengan permasalahan penelitian yang bertujuan agar dokumen-dokumen tersebut dapat membantu dalam memecahkan masalah peneliti

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Perbandingan hasil belajar anak sebelum dan sesudah perbaikan dalam kegiatan membedakan macam-macam rasa di taman kanak-kanak Pertiwi Padas dapat dilihat dalam bentuk tabel. DistribuSi frekuensi dan grafik batang berikut ini.

Tabel 1

Tabel 2

Dengan meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran di sekolahan akan diikuti dengan kenaikan daya saing sekolahan. Berdasarkan hasil pengolahan data terhadap hasil belajar anak pada kegiatan mengenal macam-macam rasa dan kondisi akhir atau siklus 2 terdapat peningkatan hasil belajar yang sangat signitikan.

Baca Juga :  Baznas Komitmen Manfaatkan Zakat untuk Kesejahteraan Jemaah Masjid

Pada kondisi awal anak yang sudah mencapai indikator baru anak yaitu sekitar 2% sedangkan pada akhir siklus pertama arnak yang sudah mencapai indikator meningkat menjadi 13 anak atau sekitar 51% dan pada akhir siklus kedua, anak yang sudah mencapai indikator sudah meningkat lagi menjadi 23 anak yaitu sekitar 92% artinya dari kondisi awal kekondisi akhir terjadi peningkatan sebesar 69% dan hanya 2 anak yang belum mencapai indikator.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengolahan data terhadap hasil belajar anak pada kegiatan mengenal macam-macam rasa dan kondisi akhir atau siklus 2 terdapat peningkatan hasil belajar yang sangat signifikan.

Pada kondisi awal anak yang sudah mencapai indikator baru anak yaitu sekitar 2% sedangkan pada akhir siklus pertama anak yang sudah mencapai indikator meningkat menjadi 13 anak atau sekitar 51% dan pada akhir siklus kedua, anak yang sudah mencapai indikator sudah meningkat lagi menjadi 23 anak yaitu sekitar 92% artinya dari kondisi awal ke kondisi akhir terjadi peningkatan sebesar 69% dan hanya 2 anak yang belum mencapai indikator.

Penggunaan metode bercakap-cakap yang dilaksanakan di taman kanak-kanak Pertiwi padas telah dapat meningkatkan kemampuan anak dalam pengembangan bahasa.

Peningkatan tersebut terlihat dari indikator-indikator sebagai berikut :
Meningkatkan keaktifan Siswa dalam pembelajaran dengan melakukan Tanya jawab/ bercakap-cakap dengan guru.
Meningkatkan keberanian anak untuk mengungkapkan pikiran dan perasaanya secara lisan untuk diri sendiri ataupun untuk orang lain.
Meningkatkan rasa percaya diri anak dengan maju di depan kelas untuk mengungkapkan pekerjaan apa yang anak cita-citakan.
Dengan metode bercakap-cakap dapat mengembangkan cara berpikir kritis anak karena anak berkesempatan mengungkapkan ide dan gagasannya.
Pembelajaran dengan menggunakan metode bercakap-cakap dapat meningkatkan pengembangan bahasa anak usia dini.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Dhieni, Nurbiana. 2005. Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta: Universitas Terbuka.
Fadlillah, Muhammad. 2012. Desain Pembelajaran PAUD. Yogyakarta: Ar Ruzz Media.
I Gede Dody Setia Dharma dan I Nyoman Wirya dan Nice Maylani Asril. 2015. Penerapan Metode Bercakap-cakap Dengan Media Gambar Untuk Meningkatkan Ketrampiran Berbicara Anak, Volume 3 No.1 .
Moeslichatoen R 1999.Metode Pengajaran Di Taman Kanak-Kanak. Cet ke-1.Jakarta:Rineka Cipta.
Mursid. 2015. Belajar dan Pembelajaran PAUD. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Novan Ardy Wijayani dan Barnawi. 2014. Format PAUD. Yogyakarta: Ar Ruzz.
Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.