Beranda Umum Nasional BMKG: Prakiraan Potensi Rob di Pesisir Hingga 26 Mei

BMKG: Prakiraan Potensi Rob di Pesisir Hingga 26 Mei

Seorang nelayan membawa kerang hijau saat banjir rob terjadi di Kawasan Muara Angke, Jakarta Utara, Sabtu (11/1/ 2020) / tempo.co

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM — Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperbarui prakiraan potensi banjir pesisir (rob), yang sebelumnya dipresiksi bakal terjadi hingga 25 Mei, kini menjadi 26 Mei 2022.

Hal itu diungkapkan oleh Kepala Pusat Meteorologi Maritim Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Eko Prasetyo.

“Berdasarkan analisis dan prediksi pasang surut serta adanya potensi angin kencang dan gelombang tinggi, kondisi banjir pesisir ini dapat berlangsung hingga tanggal 26 Mei 2022 di pesisir utara dan selatan Jawa, sebagian wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur serta di sebagian wilayah selatan Jawa hingga NTB,” tulis Eko.

Eko mengatakan, ketinggian banjir pesisir berbeda di tiap wilayah. Namun demikian, kondisi ini secara umum dapat mengganggu aktivitas keseharian masyarakat di sekitar pelabuhan dan pesisir, seperti aktivitas bongkar muat di pelabuhan, aktivitas di pemukiman pesisir, serta aktivitas tambak garam dan perikanan darat.

Awalnya, pada 13 Mei 2022 BMKG telah merilis informasi potensi banjir pesisir di beberapa wilayah Indonesia bersamaan adanya fase bulan purnama dan kondisi perigee (jarak terdekat Bulan ke Bumi). Sedangkan banjir pesisir mulai terjadi sejak tanggal 14 Mei 2022 hingga tanggal 23 Mei 2022 di beberapa wilayah Indonesia.

Baca Juga :  Tak Bisa Berbuat Apa-apa untuk Selamatkan Sritex, Menaker Yassierli: Kita Tunggu Hasil Kerja Kurator

Sementara itu BMKG memantau adanya sirkulasi siklonik di Samudera Hindia barat Sumatra dan di Kalimantan Barat bagian selatan yang membentuk daerah pertemuan/perlambatan kecepatan angin (konvergensi) memanjang dari Laut Natuna hingga Kalimantan Tengah, dan dari Kalimantan Timur hingga Kalimantan Tengah.

Daerah konvergensi lainnya memanjang di Aceh, dari Laut Jawa hingga Kalimantan Barat, dari Sulawesi Tenggara hingga Sulawesi Barat, di Laut Sulawesi, di perairan sebelah selatan NTT, di Papua Barat dan di Papua bagian utara. Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sepanjang daerah konvergensi tersebut.

Ibu kota provinsi yang diperkirakan hujan disertai petir di Bengkulu, Jambi, Banjarmasin, Tarakan, Bandar Lampung dan Mamuju. Hujan skala sedang kemungkinan terjadi di Bandung, Pontianak, Palangkaraya, Ternate, Makassar, Padang dan Palembang.

Hujan skala ringan di Yogyakarta, Jakarta Pusat, Semarang, Surabaya, Samarinda, Tanjung Pinang, Pangkal Pinang, Ambon, Mataram, Jayapura, Manokwari, Pekanbaru, Kendari dan Medan.

Suhu udara berkisar antara 19-33°C dengan suhu terendah di Bandung. Sedangkan suhu tertinggi di Banda Aceh, Denpasar, Gorontalo, Surabaya, Pontianak, Banjarmasin, Pangkal Pinang, Mataram dan Kupang.

Baca Juga :  Jokowi Wira-wiri Jakarta-Solo Sibuk Jadi “Timses”?  Kemarin "Suntik" Luthfi di Solo, Kini Giliran ke Jakarta "Suntik" Ridwan Kamil

Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara dominan bergerak dari barat laut-timur laut dengan kecepatan angin berkisar 5-15 knot. Sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan dominan bergerak dari timur-tenggara dengan kecepatan angin berkisar 5-20 knot.

Kecepatan angin tertinggi terpantau di perairan utara Sabang, Laut Jawa bagian tengah dan timur, perairan barat Lampung hingga selatan Banten, Laut Sulawesi bagian timur dan Laut Arafuru.

Tinggi gelombang 4-6 meter (sangat tinggi) berpeluang terjadi di Samudra Hindia selatan Jawa hingga NTB.