Beranda Edukasi Pendidikan Jelang Pemilihan Rektor UGM, Anggota Senat Warning Hindarkan  Transaksional dan Politik  Restu...

Jelang Pemilihan Rektor UGM, Anggota Senat Warning Hindarkan  Transaksional dan Politik  Restu Kepada Pejabat dan Partai Politik

Ilustrasi gedungbpusat UGM / Istimewa

JOGJA, JOGLOSEMARNEWS.COM Jelang tahapan krusial yakni penilaian akhir oleh 87 anggota Senat Akademik (SA) terkait jadwal pemilihan Rektor Universitas Gadjah Mada UGM berkembang dugaan-dugaan adanya politik transaksional dan politik restu yakni meminta dukungan pejabat pusat di Jakarta serta minta restu dari partai politik.

Tak pelak aroma tersebut membuat kalangan internal UGM makin selektif menetukan calon rektor periode 2022-2027.

Sinyalemen itu secara tegas diungkapkan oleh anggota Senat Akademik UGM, Dr Fahmi Radhi bahwa dirinya menduga ada upaya politik transaksional dari calon rektor (tanpa menyebut nama) yang pada saat pendaftaran meloby bakal calon lainnya agar tidak mendaftar dan nanti diiming-iming akan diberi jabatan wakil rektor.

“Iya saya berdasar data dan informasi yang ada saya menduga ada upaya politik transaksional dari calon rektor yang meloby seperti itu maka ini fenomena yang tidak berjiwa UGM,” ungkapnya saat dihubungi JOGLOSEMARNEWS.COM , Rabu (11/5/2022).

Selain itu lanjut Dr Fahmy Radhi dirinya menduga ada upaya politik restu yakni mencari dukungan politik kepada pejabat pusat serta partai politik agar mendukung pada saat pemilihan rektor yang dijadwalkan setelah tahap krusial penilaian calon.

Pasalnya lanjut Dr Fahmy Radhi yang akan memilih adalah sebanyak 19 orang dari Majelia Wali Amanat atau MWA UGM yang mana salah satu anggota MWA tersebut adalah Mendikbud Ristek memiliki 35% suara dari jumlah 19 orang MWA UGM.

“Karena unsur Mendikbud Ristek adalah bagian dari MWA maka jadi rebutan, namun cara seperti ini tidak baik karena mestinya siapa yang terpilih nanti adalah representasi dari UGM yang mengutamakan keseteraan, kejujuran, keadilan, transparan dan beretika bukan karena dukungan restu dari pejabat dan partai politik,” tandas Dr Fahmy Radhi.

Menurut Dr Fahmi Radhi siapa yang terpilih harus memiliki rekam jejak yang jelas serta mampu mengemban Marwah UGM. Selain itu calon terpilih wajib  berwawasan kebangsaan, dan pancasialis serta berjiwa  kerakyatan.

“Saya kebetulan masuk di SA UGM sehingga besok (Kamis 12/5/2022) merupakan tahap menentukan atau seleksi dari 6 calon rektor menjadi 3 calon rektor melalui tahapan penilaian tersebut,” pungkasnya.

Sementara itu salah satu calon rektor yakni Prof Sigit Riyanto SH LLM mantan Dekan Fakultas Hukum UGM  mengatakan entah proses politik menjelang ini seperti apa yang jelas dirinya berharap  agar rektor terpilih adalah sosok yang mampu menjaga jarak dari intervensi atau tekanan dari pihak manapun.

Pasalnya dengan terpilihnya sosok yang mampu menjaga jarak dari tekanan maka akan muncul mutual trust dari  internal maupun eksternal.

” Entah nanti siapapun yang terpilih yang jelas harus memiliki rekam jejak jelas dan berintegritas serta menjaga Marwah UGM dan harus mutlak mampu menjaga jarak dari tekanan, kooptasi apalagi transaksional karena pemimpin yang bisa jaga jarak akan mendapat kepercayaan besar,” ungkapnya saat dihubungi JOGLOSEMARNEWS.COM , Rabu (11/5/2022).

Sebagai informasi sebanyak 6 orang calon rektor UGM pada Kamis (12/5/2022) akan dinilai oleh 87 anggota SA UGM. Keenam orang itu adalah Prof Dr Ali Agus, Prof. Bambang Agus Kironoto , Prof Deendarlianto, Prof Ova Emilia, Prof Sigit Riyanto dan Prof Teguh Budipitojo.
Beni Indra