JOGJA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Menjelang Hari jadi ke-276 Kabupaten Sragen, Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati dan Wakil Bupati, Suroto menggelar tradisi ziarah ke makam para leluhur di kompleks Makam Raja-Raja Mataram di Imogiri, Yogyakarta, Rabu (25/5/2022).
Ziarah tahunan menjelang HUT Sragen itu juga dilakukan oleh Sekda Sragen Tatag Prabawanto, Asisten Setda, Kepala OPD, Kabag dan Camat se-Kabupaten Sragen.
Tradisi ziarah ini menjadi kegiatan rutin dilakukan menjelang Hari Jadi Sragen, sekaligus sebagai pengingat sejarah berdirinya Sragen hingga saat ini.
Perlu diketahui bersama, Hari Jadi Kabupaten Sragen ditetapkan dengan Perda Nomor : 4 Tahun 1987, yaitu pada hari Selasa Pon, tanggal 27 Mei 1746.
Tanggal dan waktu tersebut adalah dari hasil penelitian serta kajian pada fakta sejarah, ketika Pangeran Mangkubumi yang menjadi Sri Sultan Hamengkubuwono yang ke- I menancapkan tonggak pertama melakukan perlawanan terhadap Belanda.
Dari perlawanan itu kemudian menjadi sejarah baru membentuk suatu Pemerintahan lokal di Desa Pandak, Karangnongko masuk tlatah Sukowati sebelah timur.
Peristiwa itulah yang telah ditetapkan sebagai cikal bakal Pemerintah kabupaten Sragen.
Pangeran Mangkubumi yang selanjutnya menjadi Sultan Hamengkubuwono I tersebut dimakamkan di kompleks raja-raja Mataram di Imogiri.
Dari sejarah itulah, hingga kini setiap peringatan Hari Jadi Sragen selalu diagendakan untuk berziarah ke makam Pangeran Mangkubumi.
Ziarah diawali di makam Sultan Agung, yang terletak di puncak makam Imogiri. Satu-persatu para peziarah memasuki makam Sultan Agung.
Bupati didampingi Wakil Bupati dan rombongan memakai pakaian kemben bagi wanita sedangkan beskap bagi pria.
Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati menyampaikan kegiatan ziarah rutin tersebut untuk mengenang kembali jasa-jasa para tokoh yang telah berjasa dalam merintis serta memperjuangkan berdirinya Kabupaten Sragen.
“Sebagai bangsa yang berbudaya dan memiliki budi pekerti luhur, kita wajib mengenang dan menghormati kepada para leluhur, orang tua dan para pendahulu kita, karena kita ada berkat jasa-jasa mereka para pendahulu kita,” jelasnya.
Ia menyadari keberadaan Sragen dan kemajuan yang dicapai sampai sekarang ini tidak mungkin ada tanpa perjuangan leluhur.
“Sragen bisa semaju ini berkat peran serta para leluhur pendahulu yang bersikeras dalam membangun Bumi Sukowati ini. Untuk itu, jangan pernah melupakan sejarah, karena sejarah membentuk jati diri kita,” ujarnya.
Sebelum pelaksanaan ritual ziarah dilakukan doa tahlil di serambi makam Sultan Agung yang dipandu oleh abdi dalem dari Imogiri.
Setelah makam Sultan Agung ziarah dilanjutkan ke makam Kanjeng Ratu Batang, Mangkunegaran 1, Mangkunegaran 3 dan Pakubuwono X. Selesai ziarah rombongan menikmati suguhan khas di Imogiri, yaitu wedang larahan, tahu bacem dan pisang godhog. Wardoyo