Beranda Nasional Jogja Warga Caturtunggal Ingin Singkirkan Imej Pertigaan Gejayan sebagai Lokasi Unjuk Rasa

Warga Caturtunggal Ingin Singkirkan Imej Pertigaan Gejayan sebagai Lokasi Unjuk Rasa

PGAT Caturtunggal menggelar Syawalan peringatan Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriah / Foto: Istimewa

YOGYAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kelompok masyarakat Paguyuban Gejayan Ayem Tentrem (PGAT) Caturtunggal menggelar kegiatan Syawalan atau halal bihalal untuk melengkapi peringatan Hari Raya Idul Fitri sekaligus menyempurnakan ibadah di bulan Ramadan 1443 Hijriah.

Tradisi syawalan yang merupakan agenda rutin tahunan itu dilaksanakan oleh PGAT Caturtunggal di salah satu tempat yang masih berada wilayah Gejayan (Jalan Affandi), Mrican, Caturtunggal, Depok, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Selain menjaga tradisi, Syawalan kali ini menjadi momentum untuk menyampaikan kepada masyarakat luas, bahwa PGAT Caturtunggal bersama segenap warga Gejayan tetap konsisten dan sepakat menjaga wilayah Gejayan bersih dari segala aktivitas atau berbagai kegiatan unjuk rasa maupun demonstrasi seperti Gejayan Memanggil.

“Di bulan yang penuh berkah ini, tidak lupa PGAT Caturtunggal turut mengucapkan Selamat Idul Fitri bagi yang merayakan dan mohon maaf lahir dan batin kepada seluruh masyarakat Jogja melalui media spanduk yang dipasang di wilayah kami,” ujar Iwan selaku Koordinator PGAT Caturtunggal wilayah Gejayan, Kamis (26/5/2022).

Baca Juga :  Ditegur Istri Usai Kerja Malah Mabuk-mabukan, Suami di Bantul Ini Cekik Istrinya Hingga Tewas

Iwan menuturkan, selain untuk menjaga agar keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) tetap kondusif, tujuan PGAT Caturtunggal bersama warga menolak segala bentuk aksi unjuk rasa di Gejayan adalah demi untuk menjaga kenyamanan supaya aktivitas perekonomian di wilayah Kalurahan Caturtunggal dan sekitarnya bisa tetap berjalan.

“Mengingat banyak sekali pelaku usaha di wilayah kami,” ungkapnya, seperti dikutip dalam rilisnya ke Joglosemarnews.

Sementara itu, Budi selaku Koordinator PGAT Caturtunggal wilayah Papringan menyampaikan, tradisi Syawalan ini adalah acara yang akan selalu rutin diadakan.

Hal ini selain untuk mempererat tali silaturuahmi antar warga Caturtunggal, Depok, Sleman juga menjadi tonggak untuk menyerukan kepada masyarakat Jogja bahwa wilayah Caturtunggal bukan tempat untuk meyalurkan aspirasi melalui demonstrasi.

“Imej yang sudah terlanjur terbentuk di masyarakat bahwa pertigaan Gejayan adalah lokasi untuk berunjuk rasa harus dihapuskan,” ucapnya.

Baca Juga :  Asyik Bermain di Pantai Sundak, 3 Wisatawan Digulung Ombak

“Sebab, demo yang dibanjiri ribuan massa seperti Gejayan Memanggil maupun aksi-aksi lainnya sangat merugikan kami warga asli Caturtunggal dan para pelaku usaha di sektor ekonomi,” imbuh Budi. Eva Alfia Ningsih