SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Insiden gantung diri merebak di Sragen. Dalam sehari Jumat (6/4/2022) tadi, tercatat dua kejadian memilukan gantung diri di dua kecamatan.
Setelah di Gondang ada bapak anak nekat gantung diri bareng di blandar rumah, di Desa Pengkok, Kecamatan Kedawung, ada seorang bapak muda juga nekat gantung diri di dapur rumahnya.
Korban diketahui bernama Suwanto (34) warga Dukuh Randusari RT 0 B, Desa Pengkok, Kecamatan Kedawung, Sragen. Korban ditemukan tewas gantung diri di dapur rumahnya dengan tali senar warna kuning.
Data yang dihimpun JOGLOSEMARNEWS.COM , korban ditemukan pukul 13.00 WIB oleh putrinya sendiri, Kheyla Aqvina Maharani (6).
Saat pergi ke dapur, bocah itu kaget mendapati bapaknya sudah tidak bernyawa dalam kondisi menggantung di blandar dapur.
Seketika ia langsung berteriak mendapati bapaknya sudah meninggal dunia. Tak lama kemudian, ia langsung memberitahu ibunya atau istri korban Ria Hartati (30).
Seketika, warga langsung berdatangan memadati rumah korban. Jenazah korban langsung dievakuasi dan diturunkan dari gantungan.
Korban diketahui berprofesi sebagai penjual bakso bakar di daerah Jambangan dan memiliki dua orang anak. Korban diketahui merupakan anak tunggal.
“Murni gantung diri. Tadi yang menemukan pertama kali anaknya. Anaknya ada dua. Sempat menulis surat wasiat juga,” papar Kades Pengkok, Sugimin Cokro kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Jumat (6/5/2022).
Kapolsek Kedawung, AKP Sutomo mengatakan seusai menerima laporan, tim langsung terjun ke lokasi untuk melakukan olah TKP dan mengevakuasi jasad korban.
Dari hasil pemeriksaan, tidak ditemukan tanda kekerasan atau penganiayaan di tubuh korban. Menurutnya, korban meninggal murni gantung diri dengan menggunakan tali senar yang ditambatkan di blandar dapur rumahnya.
“Kemudian jenazah korban dilakukan pemeriksaan luar dari Tim medis Puskesmas Kedawung 2 dan Tim Inafis Polres Sragen. Tidak ada tanda kekerasan dan penganiayaan di tubuh korban. Dari pihak kerabat menghendaki tidak dilakukan otopsi sehingga selesai diperiksa jenazah diserahkan kepada kerabat untuk dimakamkan,” terangnya.
Perihal dugaan pemicunya, Kapolsek mengatakan dari surat wasiat yang ditemukan, korban diduga mengalami depresi tak bisa tidur selama 3 bulan terakhir.
Ia memastikan kemungkinan pemicunya bahkan dari kondisi ekonomi. Sebab korban selama ini dinilai sudah cukup mapan karena memiliki usaha bakso bakar dan sudah punya rumah sendiri.
“Korban ini anak tunggal, sudah punya usaha sendiri punya kios bakso bakar di Jambangan,” tandasnya.
Sementara, Kades Sugimin menambahkan jenazah korban sudah dimakamkan petang ini di Pemalang umum desa setempat.
“Sudah langsung dimakamkan malam ini selesai pukul 19.00 WIB,” jelasnya. Wardoyo