BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Tingginya harga cabai di pasaran yang mencapai Rp 100.000 per kg karena pasokan cabai dari petani berkurang.
Pasalnya, banyak tanaman cabai di ladang gagal akibat serangan pathek.
Seperti diungkapkan Ahmadi (50) petani cabai di Kecamatan Sambi, saat ini petani cabai dihadapkan dengan masalah serius.
Pasalnya, tanaman cabai yang mulai berbuah malah rusak. Buah cabai membusuk di pohon.
“Cabai di pohon terlihat ada bintik hitam, lalu membesar sehingga cabai membusuk dan tidak laku,” katanya, Selasa (7/6/2022).
Kalau sudah begitu, upaya apapun yang dilakukan petani tak akan bisa mengatasi masalah ini. Obat ataupun pestisida tidak bisa mengatasi serangan virus tersebut.
“Tidak ada cara lain, kecuali seluruh tanaman harus dibabat dan tanam ulang.”
Kondisi inilah yang memicu harga cabai melejit. Cabai merah besar dari petani saat ini Rp 50.000 per kg. Sedangkan cabai merah keriting Rp 52.000. Cabai rawit biasa Rp 72.000, yang super bisa Rp 78.000/kg.
Parmo, petani sayur lainnya, mengaku selain serangan penyakit itu, petani juga dipusingkan tingginya biaya tanam. Padahal, harga hasil pertanian fluktuatif. Kadang tinggi, namun seringkali merosot tajam sehingga petani merugi.
“Biaya produksi naik hingga tiga kali lipat. Harga pupuk, plastik mulsa hingga peralatan lain, semuanya naik,” ujarnya. Waskita
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.















