Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Jadi Momok Petani, Mengenal Ganasnya Hama Pathek Biang Pemicu Harga Cabe Tembus Rp 100.000. Sekali Serang Semalam Cabe Bisa Habis

ilustrasi harga cabai meroket

Ilustrasi tanaman cabe rawit siap panen. Belakangan ini harga cabai meroket Foto/Istimewa

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM Harga cabe rawit dan sejumlah jenis cabe di pasar tradisional belakangan kembali meroket.

Tak tanggung-tanggung, kenaikan harga melonjak tajam hingga menembus Rp 100.000 per kilogram untuk jenis cabe rawit merah atau sret.

Setali tiga uang, cabe merah besar juga melambung hingga Rp 78.000 per kilo. Cabe hijau dan cabe merah keriting juga menembus angka Rp 60.000 hingga Rp 75.000.

Kasi Pengawasan Distribusi Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Sragen, Kunto Widyastuti mengatakan mahalnya harga cabe utamanya rawit saat ini, terjadi karena pasokan yang minim dari daerah penghasil cabe rawit.

Memasuki musim kemarau basah ini, banyak tanaman yang rusak akibat cuaca yang ekstrim dan tidak stabil.

Selain itu, serangan hama yang melanda tanaman cabe muda dan siap panen, turut andil menurunkan produksi. Imbasnya produksi menurun sehingga harga secara otomatis meningkat.

“Untuk tanaman muda sudah banyak yang layu dan yang mulai merah terserang pathek, jamur dan kutu kebul. Tanaman baru hanya sedikit karena banyak petani yang sudah mulai menanam tembakau dan kentang,” paparnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Kamis (16/6/2022).

Kondisi tanaman cabe rawit. Foto/Istimewa

Menurut analisa dan keterangan petani, obat anti hama pathek yang biasanya mempan, sekarang dinilai sudah tidak berefek.

Sebagian petani yang beruntung masih bisa mengatasi separuh serangannya dengan obat tridium. Sehingga masih bisa menyelamatkan separuh tanaman.

“Daerah sentra cabe yang komoditasnya masuk ke Kabupaten Sragen antara lain, Magelang,Boyolali,Temanggung,Ngrambe, Kediri dan sebagian Jatim lainnya,” urainya.

Sementara, salah satu petani cabe di Desa Kecik, Tanon, Sragen, Agus menuturkan hama Pathek memang menjadi hama paling berbahaya dan jadi momok petani cabe.

Selain belum ada obat atau pestisida yang efektif memberantas, serangan Pathek saat musim lembab atau hujan bisa semakin ganas.

“Kalau sudah ada patheknya dan nggak bisa diatasi, ngalamat nggak akan panen. Sebab kalau Pathek sudah ganas, semalam sudah bisa ludes. Cirinya buahnya agak belang seperti busuk, menyebarnya sangat cepat. Kalau nggak teratasi buah akan kering dan busuk. Itu nyerangnya cepat sekali,” tuturnya.

Akibat ganasnya hama Pathek, banyak petani cabe yang masih trauma dan sebagian memilih beralih ke palawija lain. Wardoyo

Exit mobile version