JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Ramai Jadi Perbincangan, 4 Lokasi Esek-Esek Ekstrim di Sragen Ini Diam-Diam Masih Beroperasi. Dari Kios Sempit Hingga di Semak-Semak Sawah

Ilustrasi petugas merazia PSK atau pekerja seks komersial pelaku prostitusi terselubung. Foto/JSnews
   

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Di tengah upaya gencar Pemkab Sragen untuk menghapus stigma negatif di sejumlah obyek wisata dan lokasi publik, rupanya tak serta merta membuat praktik transaksi esek-esek itu sirna begitu saja.

Pasalnya, praktik transaksi jasa pemuas syahwat itu ditengarai masih tumbuh subur di beberapa lokasi.

Meski tak terang-terangan, perilaku prostitusi terselubung itu diyakini masih beroperasi di sejumlah titik. Bahkan beberapa di antaranya terbilang cukup ekstrim karena mengambil lokasi yang tidak lazim.

Informasi yang dihimpun dari berbagai sumber dan tokoh masyarakat, ada empat lokasi yang hingga kini masih beroperasi. Hanya saja, operasionalnya secara diam-diam.

Empat lokasi itu di antaranya di jalan tengah sawah Kebonromo, Ngrampal. Kemudian di Pasar Nglangon, di Pasar Mbah Gajah Gondang dan di warung tengah sawah dekat pabrik bata ringan di Toyogo Sambungmacan.

Menurut salah satu warga Sambungmacan, Pak Heri, praktik prostitusi terselubung di jalan tengah sawah Kebonromo memang pernah ramai beberapa tahun silam.

Baca Juga :  Harga Gas LPG 3 Kg di Sragen Naik Ugal Ugalan Per Tabung Tembus Rp 30000 Warga: Sudah Terjadi 1 Minggu Sebelum Lebaran Idul Fitri

Namun seiring seringnya razia dari petugas, praktik esek-esek di jalan tengah sawah itu sempat meredup.

“Tapi masih ada juga. Cuma nggak sebanyak dulu. Orangnya (perempuannya) ya kebanyakan sudah tua. Tarifnya juga murah meriah. Dulu kita sering ikut menggerebek, mainnya di sawah-sawah di galengan (pematang) juga,” ujarnya Sabtu (18/6/2022).

Ilustrasi penggerebekan cewek-cewek penjual jasa plus-plus di cafe nglangon Sragen oleh Satpol PP. Foto/Wardoyo

Lokasi berikutnya adalah Pasar Nglangon. Sudah puluhan tahun melekat dengan stigma kehadiran warung esek-esek terselubung, hingga kini Pasar Nglangon rupanya belum sepenuhnya lepas dari praktik transaksi syahwat tersebut.

Meski demikian, jumlah pelaku penjual jasanya juga makin berkurang. Heri menyampaikan mereka biasanya beroperasi malam hari memanfaatkan kondisi warung kopi remang-remang di kompleks pasar tersebut.

“Ya di kios-kios sempit itu. Biasanya kalau malam keluar di warung-warung kopi. Cuma ya kebanyakan STW (setengah tua) dan tarifnya juga paket hemat. Masih ada juga, tapi sudah jauh berkurang. Apalagi belakangan kan sudah ada program akan dibangun Pasar Baru untuk menghilangkan praktik terselubung itu,” urainya.

Baca Juga :  Berkah Hari Raya Idul Fitri Toko Pusat Oleh-oleh di Sragen Diserbu Pembeli

Lokasi ketiga adalah di warung tengah sawah jalan Toyogo. Menurut warga setempat, di beberapa warung kecil itu juga kerap dijadikan tempat transaksi syahwat.

“Sudah nggak begitu ramai, cuma kelihatannya masih beroperasi juga. Ya di warung tengah sawah itu. Karena kalau malam lokasinya agak sepi,” ujar Suwarno, warga setempat.

Lokasi terakhir yang diyakini masih diselimuti praktik esek-esek adalah pasar Mbah Gajah Gondang.

Meski sudah sering dirazia, faktanya menurut warga sekitar, praktik prostitusi terselubung di kompleks pasar lawas itu juga belum sepenuhnya berhenti.

“Masih ada, tapi kelihatannya sudah banyak berkurang, nggak seperti dulu. Sekarang mungkin tinggal beberapa saja yang beroperasi. Sepertinya memang sulit menghilangkan praktik seperti itu kalau memang tidak dibongkar pasarnya atau dirombak total,” ujar Bambang, warga Gondang. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com