SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Pihak Satpol PP Sragen siap menindaklanjuti keresahan warga Masaran terkait keberadaan warung di Prampalan, Desa Krikilan, yang ditengarai jadi tempat kumpul siswa membolos.
Kepala Dinas Satpol PP Sragen, Agus Winarno mengatakan langkah pertama akan berkoordinasi dengan pemerintah desa atau kecamatan setempat dan muspika.
Hal itu untuk memastikan informasi dan mendapatkan informasi lebih detail soal keberadaan warung tersebut.
“Kalau skala kecil harusnya dari pemerintah desa dari jogoboyo, trantib atau Babinsa dan Bhabinkamtibmas untuk menindak lebih awal. Kalau nanti belum bisa tertangani kami akan turun membantu untuk backup,” paparnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Kamis (28/7/2023).
Agus menyampaikan jika benar maka akan berkoordinasi dengan pihak Pemdes terlebih dahulu.
Ia berharap peran Pemdes melalui jogoboyo, Babinsa atau Bhabinkamtibmas untuk menangani aduan tersebut.
Sementara, Kades Krikilan, Jumbadi mengatakan akan mengecek terlebih dahulu. Selama ini pihaknya belum menerima aduan tersebut.
Namun ia mengaku siap menindaklanjuti laporan tersebut dan jika benar maka akan mengambil tindakan.
Sementara, Kamis (28/7/2022), warga di sekitar lokasi warung masih melaporkan adanya puluhan siswa yang diduga membolos dan kembali kumpul di warung.
Mereka terdeteksi kumpul jam 09.30 WIB dan masih berpakaian seragam sekolah.
“Pagi ini jam 09.30 WIB sudah pada kumpul. Belum ada penindakan,” ujar MN, salah satu warga.
Sebelumnya warga setempat mengungkap keresahan terkait keberadaan warung di wilayah Dukuh Prampalan, RT 26, Desa Krikilan, Kecamatan Masaran.
Warung di tepi permukiman dan agak terpencil itu ditengarai menjadi sarang berkumpulnya anak-anak bolos sekolah.
Warga khawatir, jika dibiarkan tanpa penindakan, warung milik salah satu warga berinisial DW itu bisa dijadikan ajang negatif lainnya.
Menurut sejumlah warga sekitar, warung itu bikin resah lantaran banyak didatangi siswa-siswa usia SMA pada jam-jam aktif sekolah.
Tak hanya dari Masaran, mereka diketahui juga datang dari SMA atau SMK di wilayah Sragen, Plupuh, bahkan kadang dari Karanganyar.
“Warga resah karena anak-anak itu biasanya kumpul di situ pas masih jam aktif. Hampir tiap hari. Biasanya jam 09.00 WIB, kadang jam 11.00 WIB. Anak-anak itu masih bawa seragam, kalau jam segitu sudah keluar dan kumpul di warung, kalau nggak mbolos apa?,” papar MN, salah satu warga kepada wartawan, Rabu (27/7/2022).
Senada, SY, warga Masaran lainnya juga prihatin dengan keberadaan warung tersebut. Sebab siswa yang datang di jam pelajaran bisa mencapai belasan hingga puluhan anak dari sekolah di beberapa wilayah.
Selain menjadi sarana siswa membolos, keberadaan warung yang agak tertutup itu juga sangat rentan disalahgunakan untuk kegiatan negatif.
Menurutnya, warga khawatir jika dibiarkan, maka akan semakin banyak siswa yang hanyut dengan perilaku membolos.
Kemudian kumpulnya anak-anak usia remaja itu juga sangat riskan menjadi ajang untuk peredaran barang terlarang, seperti pil koplo dan narkoba.
“Apalagi di berita, sudah banyak tersangka pengedar pil koplo di Sragen yang ditangkap rata-rata usia muda dan mengaku jualnya menyasar ke pelajar. Nah, di Masaran kan juga sudah beberapa kali ada yang tertangkap jadi pengedar. Itu yang kami khawatirkan. Kalau namanya anak sudah berani mbolos tentu sangat mudah terpengaruh hal-hal negatif,” terangnya.
Ia menyampaikan sudah beberapa kali melaporkan aktivitas warung itu ke pihak Satpol PP kecamatan setempat. Namun hingga kini belum ada respon dan seolah masih tetap aman buka tanpa pernah tersentuh razia.
“Harapan warga kalau bisa dirazia setiap hari dan dilarang untuk anak sekolah di jam pelajaran. Kalau masih nekat, lebih baik ditutup saja. Karena sudah bikin resah dan bisa merusak generasi muda. Pengalaman, kenakalan remaja itu biasanya diawali dari membolos. Kalau diberi tempat membolos dan dibiarkan, kami khawatir nasib masa depan anak. Pasti malah makin menjadi,” tegasnya. Wardoyo