Beranda Daerah Sragen Bertabur Kemewahan, Bos Investasi Terduga Penipu Puluhan Pejabat dan Petinggi TNI Polri...

Bertabur Kemewahan, Bos Investasi Terduga Penipu Puluhan Pejabat dan Petinggi TNI Polri di Sragen Disebut Punya 6 Rumah 6 Mobil di Satu RT

Ilustrasi deretan mobil mewah. Foto/Istimewa

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kasus dugaan penipuan berkedok investasi spare part mesin industri yang digawangi IS (55), pengusaha asal Sragen dengan korban puluhan pejabat dan petinggi TNI Polri, menguak fakta mencengangkan.

Terduga pelaku disebut sering tampil dengan penuh kemewahan ketika muncul di publik maupun di komunitasnya yang mayoritas kalangan papan atas.

Tak hanya itu, di lingkungannya yang bersangkutan juga dikenal sebagai sosok tajir dengan harta berlimpah.

Bahkan dari kesaksian pengusaha yang juga salah satu korban berinisial R (50), dirinya sempat kaget ketika menelisik di lingkungan domisili IS.

“Saya tahu sendiri, waktu itu sebelum saya masukkan modal, saya pernah survei ke RT tempat dia tinggal. Ternyata dari keterangan Pak RT, dia punya 6 rumah di satu RT itu saja,” ujarnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Kamis (7/7/2022).

R yang tertipu hampir Rp 3,7 miliar itu menuturkan dengan mata kepala sendiri ia melihat di setiap rumah IS itu, hampir semuanya terparkir mobil yang jenis dan harganya di atas kebanyakan.

Tak heran, di lingkungan tempat tinggalnya di wilayah Sragen Kulon, IS termasuk tokoh terpandang dan dikenal punya harta berlimpah.

“Di setiap rumah itu ada mobilnya. Dan mobilnya pun juga yang kelas-kelas. Karena pernah ambil mobil Pajero dan Range Rover dari saya juga,” urainya.

Dengan modal kemewahan dan gaya bicara meyakinkan itulah, membuat IS bisa dengan mudah masuk ke komunitas kalangan jet set yang berisi pejabat teras, pengusaha tajir hingga petinggi TNI Polri.

Karena kerap berkumpul dan sering bertemu, akhirnya tak sedikit yang kemudian kepincut saat ditawari kerjasama investasi oleh pelaku.

Baca Juga :  Dukung Program Presiden Prabowo, Kapolres Sragen AKBP Petrus Parningotan Silalahi Hadiri Peluncuran Gugus Tugas Pendukung Ketahanan Pangan di Kecamatan Ngrampal

“Kalau bagi hasil keuntungan yang dijanjikan variasi. Ada yang 5 persen ada 15 persen. Saya sendiri dijanjikan 10 persen per bulan, kalau dihitung sekitar Rp 370 juta perbulan dari modal Rp 3,7 miliar yang saya tanamkan. Tapi ternyata bagi hasil itu hanya berlangsung dua bulan diberikan. Setelah itu macet dan nggak dibayar sampai sekarang. Pokok modalnya juga belum dibayarkan,” jelasnya.

Rupanya apa yang dialaminya sama dengan para korban lainnya. Menurut R, hampir semua korban rata-rata baru menikmati bagi hasil tak lebih dari 2 sampai 3 kali saja.

Setelah itu, setoran keuntungan yang dijanjikan mulai ambyar tak terbayar berikut modal yang ditanamkan.

“Setiap ditagih molor terus, alasannya katanya uangnya masih muter. Ternyata setelah didesak ngakunya untuk gali lubang tutup lubang. Padahal yang kena puluhan orang, kalau ditotal puluhan miliar ada,” imbuh P, salah satu korban dari kalangan pejabat di Pemkab Sragen.

P sendiri terpaksa melapor resmi ke Polres Sragen beberapa waktu lalu. Ia berharap kasus itu segera ditindaklanjuti sesuai prosedur hukum yang berlaku.

Ia juga meminta polisi serius dan berdiri sebagai tegak mengingat tak sedikit korban yang berasal dari kalangan petinggi TNI Polri.

“Karena saya melihat penanganan laporan agak lamban. Saya dengar setelah aduan saya masuk, terduga pelaku ini infonya malah dipressure suruh lunasi tagihan untuk korban yang ada kedekatan dengan institusi. Kalau begitu kan sudah nggak fair,” ujarnya kesal.

Sementara, dikonfirmasi JOGLOSEMARNEWS.COM , Kapolres Sragen AKBP Piter Yanottama membenarkan memang ada aduan dari salah satu pejabat teras di Sragen soal kasus dugaan penipuan investasi itu.

Baca Juga :  Wulan Purnama Sari, Anggota DPRD Jateng, Ajak Generasi Muda Sragen Promosikan Budaya Jawa Lewat Media Sosial

Menurutnya saat ini kasus itu masih dalam tahap pendalaman dan pengumpulan keterangan serta alat bukti.

Kapolres menyebut penanganan kasus itu memang butuh kecermatan dan kehati-hatian. Sebab harus dipastikan lebih dulu apakah kasus itu lebih kuat mengarah pada tindak pidana atau perdata.

“Masih kita dalami. Perkembangan penanganan juga selalu kami sampaikan melalui SP2HP (surat pemberitahuan perkembangan hasil penyelidikan). Kalau aduannya kami terima dari salah satu korban,” paparnya ditemui di Mapolres, Rabu (6/7/2022).

Saat ditanya terkait sebagian korban dari kalangan petinggi TNI Polri, Kapolres mengaku malah belum tahu. Pun dengan kerugian para korban yang diperkirakan mencapai puluhan miliar, ia pun belum detail mengetahui.

“Kami malah belum tahu kalau itu (korban petinggi TNI Polri). Ini masih kita tangani tapi kan harus hati-hati,” tandasnya. Wardoyo