SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kabupaten Sragen, By Damai Tatag Prabawanto mengungkap fenomena miris di kalangan bidan muda atau lulusan bidan.
Pasalnya, mereka banyak yang belum tergerak untuk ikut organisasi profesi IBI yang menjadi wadah profesi bidan.
Padahal keberadaan IBI sangat penting untuk menaungi serta menjadi payung pelindung bagi para profesi bidan. Hal itu disampaikan pada puncak peringatan HUT ke-71 IBI di Gedung SMS Sragen, Selasa (12/7/2022).
“Setiap bidan yang lulus dari pendidikan harusnya tahu dan segera mencari rumahnya. Tapi selama ini mereka masih belum sadar, lupa rumahnya (IBI). Itulah makanya kita kadang kehilangan para bidan itu utamanya yang muda atau lulusan baru karena belum masuk di IBI,” paparnya.
Belum adanya kesadaran untuk ikut organisasi itulah yang membuat jumlah keanggotaan IBI di Sragen mengalami perbedaan antara angka riil dengan jumlah yang aktif.
Ia menyebut secara online, jumlah bidan yang terdaftar di IBI Sragen ada 1.406 orang. Namun yang riil selalu aktif mengikuti kegiatan dan pertemuan serta iuran hanya 1.313 orang.
“Kadang mereka yang muda atau lulusan baru itu hanya buat kartu tanda anggota (KTA) saja. Tapi tidak mengikuti kegiatan. Mereka masih belum sadar akan pentingnya dirinya sebagai bidan ikut berorganisasi. Mestinya begitu lulus dan menjadi bidan dia harus sudah mencari di mana lokasi rumahnya (organisasi),” urainya.
Para bidan yang baru atau belum bergabung, bisa mendatangi ranting IBI di kecamatannya terlebih dahulu.
Sebab, keanggotaan di organisasi IBI sangat penting ketika nanti hendak mengajukan STR atau izin praktik dan sebagainya
“Kemudian ketika ada masalah atau kendala-kendala, organisasi bisa membantu memberikan pendampingan atau perlindungan. Ini yang mungkin belum disadari sepenuhnya oleh mereka bidan yang muda-muda itu,” tandasnya. Wardoyo