JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Geregetan Lihat Wajah Dian, Kapolres Sragen Sampai Bilang: Kamu Seperti Nggak Ada Wajah-Wajah Menyesal!”

Kapolres AKBP Piter Yanottama saat menginterogasi pelaku pembunuhan ibu kandung asal Widoro Sragen, Nur Eva Dian Purnomo (33) di Mapolres Sragen. Foto/Wardoyo
   

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kasus kematian tragis Setyorini (53) seorang ibu asal Kampung Widoro, RT 38/12, Kelurahan Sragen Wetan, Kecamatan Sragen di tangan anak kandungnya sendiri menyisakan cerita miris.

Betapa tidak, anak tunggal yang dibesarkan dengan susah payah itu justru menjadi pencabut nyawa bagi sang ibu malang tersebut.

Ironisnya lagi, si anak durhaka bernama Nur Eva Dian Purnomo (33) itu tega menghabisi ibu kandungnya itu dengan cara yang sangat keji.

Bahkan saat dihadirkan di Mapolres Sragen, Rabu (6/7/2022), Dian terlihat sangat tegar seolah tak merasa bersalah.

Roman mukanya yang tenang bahkan sampai membuat Kapolres AKBP Piter Yanottama geregetan.

“Kamu seperti nggak ada wajah-wajah menyesal. Pada saat mukul pertama kali, lalu kedua kali, apa kamu tidak berfikir bahwa itu adalah ibu kamu. Apa lanjut mukul terus sampai pingsan. Saat itu apa yang kamu rasakan?” cecar Kapolres saat menginterogasi pelaku di hadapan wartawan.

Dengan nada lirih, pelaku pun menjawab sebenarnya sempat agak ragu untuk memukul ibunya.

Kemudian Kapolres bertanya apa pelaku tidak merasa menyesal karena perbuatannya telah menghilangkan nyawa ibunya.

Pelaku kemudian menjawab ia merasa sedih saat melihat ibunya sudah dikubur kemudian dibongkar lagi.

“Saya sedih sudah dikubur kok dibongkar lagi,” ucap tersangka.

Tersangka juga mengakui saat dirinya memukul dan menendang ibunya, ibunya sempat memberikan perlawanan.

Tangan korban sempat meronta namun pelaku mengaku saat itu terus melanjutkan aksinya tanpa iba.

Baca Juga :  Harga Gas LPG 3 Kg di Sragen Naik Ugal Ugalan Per Tabung Tembus Rp 30000 Warga: Sudah Terjadi 1 Minggu Sebelum Lebaran Idul Fitri

“Ada (perlawanan) sebentar. Waktu saya pukul, dia bangun, aku pukul lagi, tangannya melawan. Tapi kalah tenaga terus lemes dan pingsan,” jelas tersangka.

Ia juga mengaku sempat deg-degan ketika seusai pemakaman, dirinya didesak untuk lapor polisi lantaran ada kejanggalan pada jasad ibunya.

Saat itulah ia merasa cemas takut perbuatan kejinya bakal terbongkar. Ia mengaku terpaksa lapor polisi karena desakan keluarga dan warga.

“Karena dia yang ada di rumah dan selama ini tinggal bersama ibunya, jadi sama keluarga besar, dia disuruh lapor polisi. Padahal dia tahu kalau dia yang melakukannya,” ujar Kapolres.

Kapolres juga menyampaikan dari hasil interogasi penyidik, tersangka mengakui dan menjelaskan detik-detik pembunuhan yang dilakukannya pada Selasa (28/6/2022) silam.

“Saat diambil keterangan, yang bersangkutan (pelaku) menjelaskan detik-detik apa yang sudah dilakukan terhadap ibu kandungnya sampai meninggal dunia,” papar Kapolres saat konferensi pers di Mapolres Sragen, kemarin.

Dijelaskan kronologi pembunuhan itu bermula ketika pelaku yang habis mabuk-mabukan dengan teman-temannya kemudian pulang ke rumah.

Sempat tidur, kemudian ia bangun dan kalap ketika dinasehati sang ibu. Sang ibu yang gerah dengan kelakuan anak tunggalnya karena kerja tak jelas namun sering mabuk itu mencoba menasehati agar pelaku berubah dan merantau agar bisa merubah keadaan.

Bukannya menyadari, nasehat itu justru membuat pelaku kalap. Di bawah pengaruh sisa-sisa mabuk, pagi itu ia langsung bangun dan menghampiri sang ibu.

Baca Juga :  Dua Kali Panen Padi Melimpah Dan Harga Jual Tinggi, Pemerintah Desa Bedoro Sragen Akan Menggelar Sholawat Bersama Habib Syech Bin Abdul Qadir Assegaf. Bentuk Rasa Syukur Pada Allah

Pemuda yang gelap mata kemudian memukul ibunya dengan tangan kosong berkali-kali. Tanpa rasa iba, ia memukul ibunya dengan tangan kanan dan kiri ke arah kepala, dada dan lengan.

“Pelaku mengayunkan tangan kiri memukuli korban di bagian kepala, dada, dan lengan kanan,” paparnya.

Mendapat pukulan berulangkali tubuh wanita paruh baya itu tak kuasa bertahan lalu sempoyongan.

Bukannya iba, anak bejat itu justru makin brutal. Melihat ibunya sudah terhuyung, ia makin kalap dan menghantamkan kepala korban tiga kali ke lantai.

Hal itu membuat korban makin lemah hingga akhirnya terjatuh tak sadarkan diri.

“Melihat ibunya pingsan, tapi tangannya masih gerak-gerak, terbersit di pikiran pelaku untuk membuat skenario. Untuk mengaburkan perbuatannya, pelaku membuat skenario seolah-olah terjatuh di kamar mandi. Dia siapkan ember isi air gayung disetting seolah-olah terpeleset kepala masuk ember,” jelasnya.

Kapolres menguraikan perbuatan biadab itu diperkuat dengan hasil otopsi pada tengkorak jenazah korban pasca dibongkar.

Bahwa korban meninggal akibat ada pendarahan di otak dan kehabisan nafas.

Ditambahkan motif pembunuhan sadis ibu kandung itu dipicu oleh faktor ekonomi dan kondisi psikis pelaku yang emosional akibat sering mabuk-mabukan.

“Motifnya keseharian kesulitan ekonomi sehingga ibunya kerap memberi nasihat agar cari kerjaan yang bener. Ada juga saran ke Jakarta nyusul keponakan. Apa gak pingin kerja sukses, bisa perbaiki rumah biar bisa hidup layak,” tukasnya. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com