Beranda Daerah Solo Kasus DBD di Kota Solo Melonjak, 6 Pasien Meninggal Dunia

Kasus DBD di Kota Solo Melonjak, 6 Pasien Meninggal Dunia

Walikota Solo, Gibran Rakabuming Raka. Foto: Triawati

<span;>SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM —Jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Solo mengalami lonjakan signifikan di semester pertama tahun 2022.

<span;>Pada tahun saja ini tercatat ada sebanyak 217 warga yang terjangkit dan 6 di antaranya meninggal dunia.

<span;>Untuk itu Pemerintah Kota Solo mengimbau warga agar menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

<span;>”Saya mengimbau warga untuk menjaga kebersihan lingkungannya dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS),” kata Walikota Solo, Gibran Rakabuming, Rabu, (27/07/2022) kemarin.

<span;>Gibran bahkan telah menginstruksikan pada Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo untuk mengambil langkah-langkah antisipasi. Salah satunya dengan menggencarkan pemberantasan sarang nyamuk di kawasan permukiman.

<span;>”Kalau dirasa perlu, bisa dilakukan fogging,” imbuhnya.

<span;>Sementara itu Sub Koordinator Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (P2P) DKK Solo Agus Ghufron mengatakan bahwa rinciannya ada 217 kasus dengan enam kasus meninggal di semester pertama tahun 2022 ini.

Baca Juga :  Momen Langka, PB XIV Purboyo dan PB XIV Hangabehi Saling Sapa Usai Salat Jumat

<span;>Dibandingkan pada tahun lalu, selama periode waktu satu tahun pada 2021 ada sebanyak 127 kasus dengan pasien meninggal lima orang.

<span;>”Di semester pertama saja jumlahnya bisa dilihat sudah dua kali lipat dari tahun lalu,” katanya.

<span;>Menurut Agus Ghufron pasien yang meninggal akibat DBD ini dikarenakan tidak mendapatkan perawatan yang baik. Mereka baru mendatangi rumah sakit setelah kondisinya memburuk.

<span;>Ia mengakui saat ini masih banyak masyarakat yang enggan melakukan deteksi dan mengakses layanan kesehatan. Sehingga mereka sudah masuk rumah sakit dalam kondisi Dengue Shock Syndrome (DSS).

<span;>”Mereka datang ke rumah sakit kalau kondisinya sudah DSS, itu sudah sangat terlambat,” paparnya.

<span;>Untuk penyebaran kasus DBD di Kota Solo sendiri dinilai cukup merata.
<span;>Dari 54 kelurahan, ada sebanyak 15-20 kelurahan yang terpapar. Dimana di bulan Mei hingga Juni biasanya menjadi masa-masa perubahan musim hujan menuju kemarau.

Baca Juga :  Tiga Tim ISI Surakarta Melaju ke Final LIDM 2025 di Surabaya

<span;>”Jumlah kasus tertinggi biasanya bulan Mei hingga Juni. Kemudian di bulan Juli mengalami penurunan,” pungkasnya. (Ando)

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.