SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Pasca terbongkarnya kasus pembajakan akun pendaftaran penerimaan peserta didik baru (PPDB) yang membuat 8 siswa terlempar misterius dari sistem di SMAN 1 Gondang, mencuatkan fakta baru.
Setelah kasus pembajakan terbongkar, sebanyak 7 siswa yang masuk lewat jalur zonasi dilaporkan diam-diam memutuskan tidak daftar ulang.
Menariknya, tujuh siswa yang tidak daftar ulang itu diketahui merupakan siswa yang rankingnya berada di urutan bawah.
Kepastian itu diperoleh setelah hingga hari terakhir batas pendaftaran ulang kemarin, ketujuh siswa itu tidak datang kembali ke sekolah.
“Iya, ada 7 siswa yang diterima tapi nggak daftar ulang. Mereka dari jalur zonasi, memang rankingnya agak di bawah. Sampai hari penutupan, mereka nggak mendaftar ulang,” papar Kepala SMAN 1 Gondang, Singgih Santoso, kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Jumat (8/7/2022).
Dengan tidak mendaftar ulang, ketujuh siswa itu secara otomatis dinyatakan mengundurkan diri.
Namun Singgih enggan membeberkan identitas dan asal domisili ketujuh siswa yang mundur alon-alon itu.
Ia hanya menyebut dari total 333 peserta yang dinyatakan diterima, yang mendaftar ulang ada 326 siswa.
Siswa yang daftar ulang terdiri dari 324 siswa yang lolos dari jalur online baik melalui jalur zonasi, prestasi, maupun afirmasi.
Kemudian 8 siswa diterima dari jalur kebijakan khusus secara offline setelah mereka menjadi korban pembajakan akun pendaftaran sehingga terpental misterius dari sistem.
Soal alasan ketujuh siswa ogah daftar ulang di tengah tingginya minat siswa untuk masuk, Singgih mengaku tidak tahu alasannya.
Pun dengan spekulasi yang beredar bahwa ketujuh siswa yang mundur itu dicurigai ada benang merah dengan insiden terlemparnya 8 siswa, ia pun enggan berandai-andai.
“Kami nggak sampai mengurusi sampai detail. Yang jelas memang ada 7 yang nggak daftar ulang. Alasannya apa kami tidak tahu,” jelasnya.
Ia menambahkan dengan tidak daftar ulang itu, justru berimbas merugikan pihak sekolah. Pasalnya 7 kuota kursi yang harusnya terisi, kini terpaksa harus kosong.
Padahal realitanya, animo siswa untuk masuk ke SMAN 1 Gondang relatif sangat tinggi pada tahun ajaran baru ini.
“Ya sekolah dirugikan, harusnya kalau masuk semua kan 333 kursi terisi, dengan 7 yang nggak daftar ulang, berarti kan kuotanya ada yang nggak terisi,” jelasnya.
Singgih memastikan saat ini situasi sudah kondusif. Semua siswa baru sudah bersiap untuk masuk hari pertama pada Senin (11/7/2022) mendatang.
Jadi Pembelajaran
Di sisi lain, mundurnya 7 siswa yang diterima dari PPDB online jalur zonasi itu mengundang beragam komentar.
Anggota DPRD Sragen asal Gondang, Bambang Widjo Purwanto yang mengawal kasus pembajakan akun 8 siswa hingga berhasil diterima kembali, curiga dengan munculnya 7 siswa yang ramai-ramai mundur itu.
Terlebih mereka berada di ranking bawah jalur zonasi. Sementara sebelumnya ada 8 siswa yang masuk ranking aman di jalur zonasi mendadak hilang dari sistem dan terpental dari SMAN 1 Gondang akibat akun mereka dibajak secara misterius.
“Curiga sih enggak, tapi kalau dilogika agak aneh saja. Mengapa 7 siswa itu tidak daftar ulang padahal animo siswa yang ingin masuk ke SMAN 1 Gondang sangat banyak. Kalau dirunut ke belakang, saat kemarin ada 8 siswa yang akunnya dibajak sehingga hilang, otomatis kan ada 8 pendaftar di bawah yang naik menggantikan. Nah apakah dua kejadian itu ada kaitannya apa tidak, ini yang jadi pertanyaan besar, ” jelasnya.
Meski demikian, ia berharap PPDB tahun ini menjadi pembelajaran bagi semua pihak utamanya Disdikbud Jateng dan sekolah penyelenggara.
Agar sistem dibuat seaman mungkin dan siswa diedukasi untuk memproteksi akun serta password sehingga insiden pembajakan tidak lagi terulang.
“Semoga kasus hacker PPDB kemarin itu jadi yang pertama dan terakhir. Yang jelas kami berterimakasih pada Pak Gubernur, Bu Kadisdikbud Jateng, KCD Jateng VI dan pihak sekolah yang sudah merespon 8 siswa korban pembajakan dan mengakomodasi mereka bisa diterima kembali,” tandasnya. Wardoyo