Beranda Daerah Wonogiri Keluarga Curiga Dibunuh, Pemuda Gunung Kukusan Giriwono Wonogiri Tewas di Aliran Bengawan...

Keluarga Curiga Dibunuh, Pemuda Gunung Kukusan Giriwono Wonogiri Tewas di Aliran Bengawan Solo Wilayah Nguter Sukoharjo

Korban AS
Korban AS. Foto : istimewa

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Seorang pemuda asal Gunung Kukusan Giriwono Wonogiri ditemukan tewas di aliran Bengawan Solo wilayah Dusun Grantang Desa Tanjungrejo Kecamatan Nguter Sukoharjo.

Hanya saja terdapat sejumlah kejanggalan mewarnai penemuan jasad korban. Di antaranya ditemukan sejumlah luka di tubuh korban.

Selain itu beberapa hari sebelumnya korban sempat menghilang usai pergi sejumlah rekannya.

Lantaran adanya kejanggalan-kejanggalan tersebut, pihak keluarga curiga bahwa pemuda asal Gunung Kukusan Giriwono Wonogiri itu bisa jadi merupakan korban pembunuhan.

Pemuda berinisial AS (28) itu merupakan warga Lingkungan Gunung Kukusan Kelurahan Giriwono Kecamatan Wonogiri. AS ditemukan tewas di aliran Bengawan Solo wilayah Dusun Grantang Desa Tanjungrejo Kecamatan Nguter Sukoharjo, Sabtu (16/7) sore.

AS diketahui meninggalkan rumah sejak Sabtu 2 Juli kemarin. Jadi dari mulai hilang hingga ditemukan sudah dua pekan.

Kakak korban AS, Eko Niko, saat ditemui di rumahnya, Selasa (19/7/2022) menyebutkan awalnya pada Sabtu malam AS meninggalkan rumah sekitar pukul 21.30 WIB. Saat itu korban pergi dengan salah seorang teman kerjanya. Korban dan teman-temannya keluar untuk nongkrong di kawasan Perumahan Safira Lingkungan Seneng Kelurahan Giriwono (Kawasan Alas Ketu Wonogiri).

Sebenarnya AS sudah dilarang ibunya keluar. Tapi akhirnya tetap pergi menggunakan sepeda motor korban.

Saat nongkrong di sana, kata Eko, ada pentas dangdut. Mengetahui ada pentas dangdut itu korban dan temannya ikut menonton dan berjoget.

Baca Juga :  Banjir di Perbukitan Perbatasan Wonogiri -Pacitan-Ponorogo, Berdampak di Dusun Bonggi Gambiranom dan Tinasat Gesing Kismantoro Wonogiri

“Setelah dangdut selesai keluar arena, tapi karena ada temannya yang ketinggalan, dia (AS) masuk arena dangdut lagi. Saat itu korban diturunkan. Nah temannya tadi dipanggil suruh menolong korban. Tapi saat dicari temannya, korban sudah tidak ada,” ujar Eko.

Menurutnya, pihak keluarga mengetahui AS hilang setelah dua hari kejadian ketika temannya mengantar pulang sepeda motor korban.

Setelah itu keluarga dan masyarakat mencoba mencari korban di kawasan Alas Ketu Wonogiri tempat terakhir korban beraktivitas.

Eko menuturkan setelah 10 hari korban tak kunjung ditemukan, pihak keluarga melaporkan kejadian ke Polsek Wonogiri Kota pada 12 Juli 2022. Selama pencarian itu, keluarga menemukan tas slempang korban yang sudah terputus dan HP di pinggir sungai aliran Bengawan Solo kawasan Alas Ketu Wonogiri.

“Nah setelah laporan itu, sekitar 12 Juli, keluarga dan masyarakat mencium bau bangkai saat mencari korban di kawasan Alas Ketu Wonogiri. Tapi karena saat itu malam hujan, pencarian dihentikan. Saat esok harinya waktu pencarian dilanjutkan, bau busuk itu sudah tidak ada,” papar Eko.

Meski demikian, kata Eko, saat itu keluarga dan masyarakat tetap mencari. Hingga akhirnya pada Sabtu (16/7) korban ditemukan di aliran Bengawan Solo. Saat itu proses pencarian di Alas Ketu Wonogiri masih berlangsung.

Eko membenarkan jika pihak keluarga meminta jenazah korban diautopsi dan visum. Saat itu jenazah dibawa ke RS Dokter Moewardi Solo. Meski hasil autopsi dan visum belum keluar, keluarga menerima informasi yang membuat janggal.

Baca Juga :  Jijik dan Bikin Kotor, Ulat Daun Jati Ganggu Pengguna Jalan di Wonogiri, Pengendara Putar Jalur Cari Alternatif

“Bagian jidat atau kepala depan itu diduga terkena benda tumpul, tapi yang pecah bagian kepala belakang. Kemudian lima jari di tangan kiri sudah tidak ada. Mungkin karena tangannya luka kemudian membusuk dan hilang,” kata Eko.

Paman korban Suwarto mengatakan setelah diautopsi, korban langsung dimakamkan. Menurutnya, pihak keluarga berharap kasus itu bisa terungkap. AS merupakan anak kedua dari lima saudara.

“Intinya kami merasa janggal dengan kematian korban, kalau masuk sungai langsung, korban itu bisa berenang juga. Ada dugaan korban meninggal dulu sebelum masuk sungai. Jadi ada dugaan dibunuh,” kata Suwarto. Aris Arianto