SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Perayaan Misa Kudus yang digelar SD Marsudirini, Solo sebagai pembuka awal tahun ajaran baru 2022/2023, Jumat (22/7/2022) diwarnai dengan cerita kenangan dari Rm Marcelius Victor Drajad Setiawan Pr dan Suster Maria Xaveria OSF.
Ada yang menarik, karena baik Rm Victor, sapaan akrabnya, dengan Suster Maria Xaveria sama-sama alumni sekolah yang beralamat di Jalan Sugiyopranoto No. 2, Solo tersebut.
Yang lebih unik, sekitar tahun 2006 silam Rm Victor kecil adalah siswa di SD Marsudirini, Solo. Di mana, saat itu Suster Maria Xaveria menjabat sebagai kepala sekolah di sana.
Kini, ketika puluhan tahuan kembali berkunjung ke Solo, mantan siswa dan kepala sekolah SD Marsudirini, Solo tersebut masih terlihat energik. Kunjungan istimewa itulah yang membuat semangat seluruh civitas sekolah tergugah.
Dalam membawakan Misa di depan ratusan anak yang duduk lesehan di halaman sekolah, Rm Victor tidak banyak mengutip bacaan-bacaan ayat dari kitab suci.
Ia justru lebih banyak cerita masa lalu ketika menjadi siswa di sekolah itu. Mula-mula Rm bertanya, siapa yang suka pelajaran Matematika untuk angkat tangan. Namun hanya segelintir anak yang mengacungkan jarinya ke atas.
Sejurus kemudian, Rm Victor pun meminta salah satu anak untuk maju ke atas panggung. Spontan, Alvaro, bocah kelas IB mengacungkan jarinya, lalu dipersilakan naik ke atas panggung.
Saat ditanya Rm mengenai pelajaran Matematika, dengan mic di tangan Alvaro langsung menjawab, tidak suka pelajaran Matematika. Saat ditanya sebabnya, dia menjawab, “Nggak suka. Mama galak! Kalau salah satu aja selalu marah-marah. Saya lebih suka membaca.”
Jawaban spontan itu kontan saja membuat seluruh yang hadir tertawa.
Rm Victor memahami, bahwa pelajaran Matematika, sejak ia masih jadi siswa di sana, adalah momok yang menakutkan. Namun di akhir kotbahnya, Rm berpesan, sekalipun tidak suka pelajaran Matematika, anak-anak harus tetap mempelajarinya dan mengerjakan seluruh tugas yang diberikan guru.
Sebab menurutnya, pelajaran Matematika sangat berguna untuk membentuk pola pikir, ketika kelak terjun dalam kehidupan nyata. Ia meminta anak-anak untuk mempelajari semua pelajaran yang diberikan, bukan sekadar untuk menghadapi ulangan/ujian, namun untuk kehidupan kelak.
“Nah, kalau kalian kebetulan tidak suka dengan salah satu pelajaran, kalian harus tetap pelajari, dan diiringi dengan doa. Itu akan memberi kekuatan pada kalian,” pesan Rm.
Usai perayaan Misa Kudus, Suster Maria Xaveria diberi kesempatan untuk memberikan pesan-pesan kepada anak-anak. Dalam pesannya, Suster Maria bersyukur dan bangga sekali ada salah satu siswanya yang berhasil menjadi Rm.
“Siapa yang kelak ingin menjadi Rm?” pertanyaan itupun disambut dengan puluhan anak laki-laki dengan mengacungkan tangannya.
“Siapa yang kelak ingin jadi suster?” spontan puluhan anak perempuan tunjuk jari.
Suasana itu pun membuat Suster Maria Xaveria merasa terharu, dan akan mendoakan agar semua cita-cita siswa SD Marsudirini Surakarta selalu diberkati Tuhan.
Usai Misa, rangkaian acara pun disambung dengan talk show untuk para siswa kelas 5 dan 6 bersama Rm Victor di aula sekolah setempat.
Workshop Lingkungan Hidup
Selain itu, selaras dengan SD Marsudirini Surakarta yang menyandang status sebagai sekolah Adiwiyata tingkat Kota, digelar pula workshop tentang lingkungan hidup bersama narasumber Denok Marty Astuti, S.E, atau yang akrab dipanggil Mbak Denok.
Kegiatan Workshop lingkungan hidup dibagi dalam tiga sesi. Sesi pertama untuk kelas 1 dan 2, sesi kedua untuk kelas 3 dan 4 dan sesi ketiga untuk siswa kelas 5 dan 6.
Menurut Mbak Denok, dengan kegiatan itu, siswa dapat mengetahui pentingnya mencintai ibu bumi yang sedang tidak baik-baik saja di masa pandemi.
Dengan melihat contoh perubahan binatang dan alam yang terjadi di masa lalu dan sekarang semakin menunjukkan bahwa ibu bumi membutuhkan perhatian.
Termasuk di dalamnya adalah permasalahan sampah di perkotaan yang semakin mengkhawatirkan. Dengan mengetahui berbagai permasalahan lingkungan hidup khususnya sampah, siswa diajak untuk bergerak mengelola sampah secara mandiri.
“Siswa diajak mengubah budaya dari tidak peduli sampah menjadi peduli. Yaitu dengan memilah sampah harus dimulai sejak dini sehingga permasalahan besar sampah dapat diselesaikan mulai dari sumbernya di rumah dan bisa dilakukan oleh siswa di rumah,” jelas Mbak Denok.
Melalui kegiatan itu pula, diharapkan siswa dapat mengajarkannya kepada anggota keluarga. Misalnya, mengolah sampah organik menjadi kompos, eco enzyme, dan budidaya maggot serta memilah sampah anorganik sesuai jenisnya dan dapat disetorkan ke bank sampah sekolah atau yang ada di lingkungan tempat tinggal.
Rangkaian acara tersebut mendapat apresiasi penuh dari jajaran Komite Sekolah. Hal itu salah satunya ditunjukkan dengan hadirnya segenap anggota Komite.
Kepala SD Marsudirini Surakarta, Fransisca Romana Srilani, S.Pd mengatakan sangat senang dan mengapresiasi kegiatan yang diselenggarakan tersebut.
Ia menjelaskan, Misa Kudus dilakukan untuk mohon berkat kelancaran dan kesuksesan di tahun ajaran 2022/2023. Kali ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, karena kali ini misa dihunjukkan oleh Rm Victor yang notabene alumni SD Marsudirini Surakarta tahun 2006.
Kehadiran Rm Victor tersebut diharapkan agar banyak anak putra yang terpanggil untuk masuk ke sekolah seminari, yaitu sekolah calon Rm.
Sedangkan melalui workshop tentang lingkungan hidup, bertujuan untuk mengajak dan mengajarkan kepada warga sekolah utamanya anak-anak, untuk bisa semakin mencintai bumi beserta isinya agar tetap lestari. Hal itu selaras dengan tema workshop yang diusung, yaitu: Mencintai Ibu Bumi di Masa Pandemi.
Sementara itu, Ketua Komite SD Marsudirini Surakarta, Maria Irena Hendriyanti mengatakan momen seperti ini sangat luar biasa. Di mana, anak-anak dan sekolah mendapat berkat dari Rm Victor yang juga alumnus SD Marsudirini.
Di samping itu, anak-anak juga mendapat tambahan wawasan tentang lingkungan dan pengelolaan sampah.
“Sungguh awal tahun yang penuh syukur, anak anak juga terlihat gembira dan penuh semangat. Puji Tuhan,” ujarnya. Suhamdani