BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Masyarakat tentu tak asing dengan jajanan sate kere. Ya, sate dadi daging sapi dan jerohan serta tempe gembus ini cukup banyak penjualnya.
Namun, di antara para pedagang sate kere, ada sate kere yang terkenal hingga kini. Yaitu Sate Kere Sor Ringin, alias di bawah pohon beringin di depan rumah dinas (Rumdin) Bupati. Kuliner lokal Boyolali ini dikenal sejak 1951.
Konsisten pada rasa dan gurihnya sambal kacang yang diguyurkan diatas tusukan sate kere dan lontong. Rasanya manis bercampur gurihnya daging sapi dan tempe gembus.
Disajikan dengan pincuk atau daun pisang. Nikmat benar di lidah saat kondisi hangat.
Penjualnya pasangan suami istri Surani (60) dan Sudarno (62) asal Kampung POncobudoyo, Kelurahan Pulisen, Boyolali Kota.
Sebagai generasi kedua, mereka melanjutkan berjualan sate kere yang dirintis ibunya. Lokasinya tidak pernah berpindah-pindah. Yaitu di bawah pohon beringin di sisi timur.
Pasutri ini selalu berjualan berdua. Sudarno bertugas membakar sate, sedangkan Surani menyajikan pada pembeli yang antre.
“Kami melanjutkan ibu dulu yang jualan sejak 1951. Lalu kami lanjutkan mulai 1984. Meneruskan resep dari ibu,” ujar Surani, Senin (25/7/2022).
Dijelaskan, sate gembus dan jeroan sapi sudah masak terlebih dahulu sebelum ditusuk dan dibakar. Meski dominan rasa manis dan gurih. Namun, kenikmatan rempah-rempah juga terasa. Sepulang dari pasar, pasutri ini mulai bersiap memasak. Termasuk lontong yang dibuat sejak pagi hari.
Begitu juga sambal kacangnya. Dia menggoreng dan menumbuk sendiri kacang tanah. Teksturnya tidak terlalu halus. Sehingga ketika dimakan, gurihnya kacang sangat terasa.
Kemudian membuat Surani juga membuat bumbu sambal mandiri. Tidak terlalu pedas dan dominan manis gurih.
“Bikinnya ndadak (Mendadak,red). Tiap pagi semua biar masih fresh dan enak. Kami biasanya berjualan dari pukul 14.00- 17.00 WIB,” ujarnya.
Harganya? Ternyata cukup terjangkau. Mulai dari porsi kecil seharga Rp 10.000, pembeli sudah mendapatkan lontong, tiga tusuk sate sapi dan satu tusuk sate gembus. Untuk porsi sedang seharga Rp 15.000, berisi lima tusuk sate sapi dan satu tusuk gembus.
“Ada juga porsi besar seharga Rp 20.000 dengan isian 8 tusuk sate sapi dan satu tusuk gembus. Sudah lengkap dengan guyuran sambal kacang.”
Sate Kere sor ringin memang menjadi salah satu kuliner favorit. Tak heran, dagangan sate pasutri ini laris manis.
“Kami bersyukur bisa laris.
Kalau Minggu bisa habìs 10 kilogram jeroan sapi. Gembusnya bisa habis 10 lonjor. Lontongnya habis lima kilogram.” Waskita