Beranda Inspirasi Tak Mau Ketinggalan Tren Thrifting, Mahasiswi di Solo Ini Raup Untung Jutaan...

Tak Mau Ketinggalan Tren Thrifting, Mahasiswi di Solo Ini Raup Untung Jutaan dengan Bisnis Rok Ala Korea

Annisa Inawati Siswanto (22), mahasiswi UNS Surakarta yang nyambi bisnis rok ala Korea / Foto: Ade Safana Alawiyah

SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM Annisa Inawati Siswanto (22), mahasiswi Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, berhasil meraup keuntungan jutaan rupiah dari berjualan pakaian bekas.

Bisnis thrifting-nya dinamai skirtizen, yang menjual rok wanita secara daring.

Belakangan ini kawula muda tampak menggandrungi tren thrifting, khususnya pada pakaian. Thrifting dalam hal ini cenderung diartikan sebagai kegiatan jual beli barang bekas yang masih layak pakai.

Pada prinsipnya kegiatan ini dapat mendukung zero waste, dengan tetap mengutamakan higienitas. Kamus Oxford mendefinisikan thrift sebagai kebiasaan menabung dan membelanjakan (sesuatu) dengan hati-hati agar tidak ada yang terbuang percuma.

thrift noun /θrɪft/ [uncountable]: “the habit of saving money and spending it carefully so that none is wasted

Annisa menamai toko daringnya ‘skirtizen’ yang menjual rok bergaya korea bekas atau preloved. Tokonya dapat ditemukan di Instagram, Shopee, maupun Facebook. Transaksi di tokonya dilakukan secara daring dengan pengiriman ke berbagai daerah.

Akun Instagram @skirtizen sendiri kini sudah memiliki pengikut 13,8 ribu dan terlihat menampilkan katalog rok yang dijajar estetik dalam foto maupun video reels. Akun Shopee miliknya juga telah diikuti oleh 1,5 ribu pengguna dengan rating sempurna, yakni 5.0/5.0 per Rabu (20/7/2022).

Promosi barang dagangannya ia fokuskan pada akun Instagram, ditambah iklan di Facebook dan endorse kepada selegram. Sedangkan e-merchant Shopee ia pilih sebagai media checkout pesanan.

Diawali dari kegemaran pemiliknya dalam menggunakan rok dan juga kesulitan dalam menemukan rok yang tepat untuk mix and match, Annisa membuka toko daringnya.

Selain itu, tren thrifting juga sedang naik daun dan ia ingin mencari sesuatu yang berbeda dari bisnis thrift lainnya. Menurutnya, dengan thrifting, barang yang didapat juga bukan merupakan barang pasaran.

Kepada Joglosemarnews, ia menuturkan bahwa ia sering menemukan orang yang khawatir untuk memulai bisnis. Menurutnya, berjualan barang yang disukai dapat meminimalisasi ketakutan dalam kegagalan bisnis karena dapat menjalaninya dengan pikiran yang senang.

“Coba lebih kenali diri sendiri. Apa sih yang kamu suka, apa yang bakalan kamu tekuni? Gitu. Bisa dijual (barangnya),” ujarnya.

Berbekal pengalaman memulai bisnis sejak duduk di bangku SMA, Annisa memberanikan diri untuk menekuni usahanya.

Meski demikian, awalnya ia tak begitu ingin menjadikannya sebagai fokus utama, mengingat masa studinya yang belum usai. Namun siapa sangka, bisnis yang sudah dirintis sejak Januari 2021 lalu ini kini dapat menghasilkan omzet hingga 3-6 juta rupiah perbulannya.

Harga rok di tokonya bervariasi. Ada yang dibanderol sekitar Rp 65.000 hingga Rp 170.000.

“Barang-barang yang aku jual itu yang udah sesuai sama seleraku dan selera pasar di skirtizen itu sendiri, ya. Jadi emang sengaja aku bentuk, mana yang sekiranya lebih disukain setiap satu upload. Oh orang-orang ternyata lebih suka yang motif ini ataupun model yang kayak ini. Ntar di batch selanjutnya, aku perbanyak nih model yang kayak gini,” jelas Annisa.

Ia berharap bisnis ini dapat menjadi batu loncatan setelah lulus kuliah sekaligus wadah untuk lebih mandiri. Memulai sejak dini adalah hal yang tepat baginya selain untuk mengisi waktu luang. Bisnis ini ia jadikan tambahan penghasilan sekaligus refreshing di tengah penatnya perkuliahan.

“Malah ini tu jadi hiburanku ketika aku pusing kuliah,” ungkapnya.

Nah, tertarik untuk berbisnis dan belajar mandiri? Atau tertarik mengikuti tren thrifting? Ade Safana Alawiyah