SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Pemandangan berbeda terlihat di Taman Makam Pahlawan Manding, Sragen Tengah, Sragen, Sabtu (13/8/2022) pagi.
Puluhan orang tampak berkumpul di sekitaran salah satu TMP yang ada di Sragen tersebut. Sejurus kemudian, mereka langsung berbagi tugas.
Ada yang menyapu selokan, ada yang membersihkan halaman, hingga memunguti sampah berserak di sekitar TMP.
Suasana akrab dan rukun begitu terasa. Namun siapa sangka puluhan orang itu ternyata berasal dari latar belakang agama yang berbeda.
Ada dari umat muslim, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, hingga aliran kepercayaan. Semua menyatu dalam kerjabakti yang digelar di lingkungan TMP Manding.
Menurut koordinator pelayanan hubungan antar agama dan kepercayaan Dewan Paroki Santa Maria Sragen, Fansiscus Xaverius Sugimin, kerjabakti lintas agama itu sengaja digelar untuk menyambut HUT ke-77 Kemerdekaan RI.
Menurutnya, kerja bakti itu digagas sebagai sarana untuk mempererat toleransi sekaligus wujud persatuan dan kesatuan bangsa.
“Ini umat dari berbagai agama dari Islam, Katolik, Kristen, Hindu, Budha dan juga aliran kepercayaan. Semua bersatu padu kerja bakti membersihkan lingkungan sekitar makam pahlawan untuk memperkokoh kesatuan bangsa. Pokoknya NKRI harga mati,” paparnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , di sela kegiatan.
Menurutnya, kegiatan itu juga diprakarsai oleh bidang 3 program pelayanan hubungan antar agama dan antar kepercayaan paroki Gereja Santa Maria Sragen.
Gagasan itu direspon positif oleh lintas agama yang tergabung di Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sragen.
Dari lintas agama kemudian mengirimkan perwakilan dari seluruh kecamatan di Sragen untuk mengikuti kerjabakti lintas agama.
Kerukunan dan Persatuan
Kegiatan itu juga sebagai bentuk cinta kasih pada negeri yang diwujudkan melalui kerja bakti bersama. Melalui sarana tersebut, diharapkan bisa memperkokoh kerukunan dan mempererat persaudaraan antar agama.
“Harapan kami dengan kegiatan seperti ini, toleransi di kabupaten Sragen akan terus terjaga dengan baik. Jadi tidak ada terkotak-kotakkan. Apalagi belakangan banyak sekali beredar di media sosial ada pemaksaan pakai atribut tertentu oleh sekelompok orang. Kami harapkan di Sragen tidak ada. Selama ini Sragen di bawah kepemimpinan Bupati Kusdinar Untung Yuni Sukowati, iklim toleransi beragama terjaga dengan baik sekali,” ujarnya.
Perwakilan dari Nahdlatul Ulama, Rokhim Prihatin mengapresiasi suasana guyub rukun yang ditunjukkan umat lintas agama dalam kerja bakti tersebut.
“Alhamdulillah selain menjaga kebersihan, melalui momen ini kita bisa mengenang para pahlawan di Sragen. Di hari kemerdekaan ini, semoga Indonesia semakin dalam dan makmur. Semoga pula kerukunan beragama juga terus terjaga,” ucapnya.
Sementara, Setyo Budi Karyadi yang hadir dari perwakilan umat Budha memandang kerja bakti lintas agama itu sangat bagus sebagai sarana merekatkan hubungan antar agama.
“Ini wadah yang bagus sekali untuk memupuk rasa toleransi agama, kebersamaan dan menyatukan kebhinekaan,” paparnya.
Sedang Slamet Riyadi yang hadir dari perwakilan umat Kristen sangat bersyukur semangat kebersamaan antar lintas agama di Sragen senantiasa terjaga.
Ia menilai kerukunan itu bisa tercermin dari aksi nyata kerja bakti bersama di lingkungan TMP Manding.
“Senang rasanya bisa berbaur dengan teman-teman dari lintas agama, tidak membeda-bedakan. Ini luar biasa dan ini harus dibangun untuk menciptakan Sragen lebih baik lagi bersama-sama menuju kebersamaan,” pungkasnya. Wardoyo