JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM — 102 data pribadi milik warga Indonesia diduga bocor dan di jual di situs gelap Breached.to. Peretas mengaku bahwa data pribadi masyarakat Indonesia tersebut berasal dari Kementerian Sosial (Kemensos).
Penggungah data di Breached.co pada Selasa (13/9/2022) adalah akun bernama sspX. Data base warga negara Indonesia tersebut berjudul “Indonesia Citizenship Database From Ministry of Social Affairs Republic of Indonesia.”
Peretas menyebut data-data itu didapatkan pada September 2022. Dan dalam deskripsi unggahannya, dia mengklaim memiliki file sebesar 85 GB yang berisikan 102.533.211 data WNI.
Disebutkan bahwa 102 juta data tersebut berisikan NIK, nomor KK, nama lengkap, tempat tanggal lahir, usia, dan jenis kelamin. Peretas ini juga menampilkan sejumlah sampel data tersebut dalam unggahannya. Terlihat ada 44 sampel foto KTP dan KK.
Ihwal dugaan kebocoran data masyarakat ini juga disampaikan platform investigasi peretasan Dark Tracer lewat akun Twitter-nya. “Peringatan. Seorang aktor jahat telah muncul menjual database yang mengeklaim sebagai 102 juta database kewarganegaraan yang bocor dari Kementerian Sosial Republik Indonesia,” ujarnya lewat akun @darktracer_int, Rabu (14/9/2022).
Menurut Dark Tracer, klaim kebocoran data dari Kemensos itu perlu dipastikan terlebih dahulu kebenarannya.
Republika telah mencoba mengonfirmasi soal dugaan kebocoran data 102 juta warga Indonesia ini kepada Kemensos. Namun, hingga berita ini ditulis, Kemensos belum merespons.
Kebocoran data masyarakat Indonesia sebenarnya bukanlah hal baru. Sebelumnya, terjadi kebocoran 1,3 miliar registrasi kartu SIM, 17 juta data dari PLN, dan 26 juta data pelanggan IndiHome-Telkom. Publik pun mendesak pemerintah bertindak.