JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kasus pembunuhan keji berencana terhadap Brigadir Josua yang diotaki mantan Kadiv Propam, Irjen Ferdy Sambo ramai mendapat sorotan publik.
Tak hanya warganet, kasus itu juga menuai sorotan dari tokoh agama. Salah satunya mantan Ketua Umum PBNU, Prof KH Said Aqil Siroj.
Ia meminta agar Kapolri berani membongkar apa yang terjadi di balik drama pembunuhan berencana yang diotaki Sambo itu.
Kemudian menindak dan memberi sanksi tegas kepada semua yang terlibat demi membersihkan institusi Polri.
“Polri adalah institusi yang sangat penting dalam sebuah negara, bahkan garda terdepan dalam menegakkan keamanan, melayani masyarakat, melindungi dan mengayomi dalam menegakan hukum. Oleh karena itu, ketika Polri ada masalah kita semua prihatin. Apa sih yang terjadi di tubuh Polri. Ada apa? Yang sangat mengagetkan. Ini berarti ada sesuatu, yang harus dibongkar dan harus didandani diperbaiki,” papar Said Aqil kepada awak media seperti dikutip Republika.co, Kamis (7/9/2022).
KH Said memandang kasus drama pembunuhan oleh Sambo yang mencoreng institusi Polri harus dijadikan momentum bag Polri untuk melakukan introspeksi.
Lantas, Kapolri juga diharapkan bisa memanfaatkan momentum itu untuk bersih-bersih dan beres-beres serta evaluasi terhadap jajarannya.
“Di sini kesempatan Bapak kapolri untuk membersihkan, beres-bereslah. Introspeksi dan evaluasi dan seterusnya. Terutama jajaran pimpinan,” ujarnya.
Said yang masuk dalam anggota Dewan Penasihat BPIP itu menjelaskan sebuah dalil yang berbunyi “Wa innama al-umamu al-akhlaqu maa baqiyat, fa in hum dzahabat akhlaquhum dzahabuu’.
Di mana artinya “Sesungguhnya kejayaan suatu bangsa terletak pada akhlaknya selagi mereka berakhlak dan berbudi perangai utama, jika pada mereka telah hilang akhlaknya, maka jatuhlah bangsa itu”.
“Ketika Polri namanya baik, maka bangsanya bermartabat. Di Dunia akan tersiar Polisi Indonesia ideal. Namun sebaliknya, pun jika namanya Polri hancur maka dunia akan melihat kita seperti apa, maksudnya merendahkan martabat kita,” terang Said Aqil. (Wardoyo/Republika.co)