Beranda Daerah Sragen Pungli PIP Jadi Sorotan, Polisi Diam-Diam Mulai Telisik ke Lapangan. Siap-Siap Saja...

Pungli PIP Jadi Sorotan, Polisi Diam-Diam Mulai Telisik ke Lapangan. Siap-Siap Saja Oknumnya!

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kasus dugaan pungutan liar (pungli) pada bantuan program Indonesia pintar (PIP) yang diduga dilakukan oknum di wilayah Gemolong dan Miri, kini menjadi sorotan.

Informasi yang diterima Jogloaemarnews.com, buntut mencuatnya kasus itu, kini aparat kepolisian diam-diam mulai terjun menelisik indikasi pungutan berkedok uang formulir dan pendaftaran itu.

Sumber JOGLOSEMARNEWS.COM , Selasa (6/9/2022) menyebut polisi mulai bergerak melakukan pengumpulan data dan bahan keterangan (pulbaket) menindaklanjuti informasi itu.

Tak hanya polisi, dinas terkait juga mulai melakukan pengecekan. Kabid Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sragen, Moh Farid Wajdi mewakili Kadinas Suwardi menyampaikan belum menerima laporan terkait indikasi pungli program PIP itu.

Meski demikian pihaknya akan menindaklanjuti dengan menelusuri informasi ke lapangan.

Ia menegaskan program PIP terbagi dalam dua jalur. Yang pertama melalui dinas dan kedua dari jalur aspirasi legislator.

“Untuk yang jalur aspirasi, kami agak kesulitan memantau karena mereka mendapat kuota tersendiri. Tapi kami akan cari informasi terlebih dahulu soal itu (pungutan),” ujarnya dikonfirmasi Selasa (6/9/2022).

Lebih lanjut, Farid menegaskan sesuai ketentuan, program PIP disalurkan secara gratis dan tidak diperbolehkan ada pungutan dalam bentuk apapun.

Pencairannya pun langsung ke rekening masing-masing siswa. Sehingga ia menegaskan tidak dibenarkan untuk menarik pungutan baik formulir maupun memotong bantuan dari siswa.

“Formulir itu gratis. Dana juga langsung cair ke rekening. Kalau ada yang memungut itu berarti oknum. Dari awal kami sudah menekankan PIP gratis dan dicairkan utuh ke rekening siswa,” tandasnya.

Baca Juga :  Puluhan Warga Desa Ngargosari Sumberlawang Sragen Berburu Entung Jati, Dimasak Rica-Rica hingga Dijual Mentah Rp15.000 per Gelas

Program bantuan siswa dari Program Indonesia Pintar (PIP) di sejumlah sekolah di Sragen, menuai keluhan.

Belum lagi bantuan cair, sejumlah wali murid siswa calon penerima PIP sudah mengeluhkan mulai dimintai setoran alias pungutan oleh oknum yang membawa formulir.

Mereka mengaku ditarik Rp 50.000 sampai Rp 80.000 hanya untuk mengambil formulir dan melakukan pengisian data.

Praktik pungutan liar (pungli) itu terendus di wilayah Sragen Barat, yakni di Gemolong dan Miri. Munculnya tarikan itu mencuat dari sejumlah wali murid seusai mengambil dan mengisi formulir untuk pencairan.

“Banyak orang tua murid yang mengeluh, katanya PIP gratis dan diberikan utuh. Lha ini baru disuruh ambil dan ngisi data formulir saja sudah diminta bayar Rp 80.000. padahal waktu sosialisasi gratis dan tidak ada potongan,” kata NA (37) salah satu wali murid di Kecamatan Miri, Sragen kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Minggu (4/9/2022).

Ibu muda itu menguraikan setoran dengan dalih untuk ganti bensin itu diminta oleh oknum yang membawa dan mengedarkan formulir untuk siswa.

Aksi pungutan itu memang tidak dilakukan semua oknum petugas yang ditunjuk. Ada oknum yang menarik namun ada pula yang menggratiskan.

Menurutnya munculnya tarikan uang bensin itu sangat disayangkan. Sebab tarikan itu muncul baru untuk pengambilan formulir saja dan dana belum cair.

“Tergantung siapa yang diamanahi untuk mengedarkan. Ada yang minta uang ada yang tidak. Yang sangat disayangkan itu, lha ini kan baru mau mengajukan dan belum tentu di-ACC kok sudah minta uang. Apa nggak kasian jika suruh bayar dulu padahal belum tentu dapat,” urainya.

Baca Juga :  KPU Sragen Dituduh Dzalim di Pilkada 2024, Tim Kampanye Paslon 02 Sigit-Suroto Beberkan Keburukan Selama Debat Terbuka Berlangsung

Bahkan, NA menyebut karena sudah diminta membayar di awal, sejumlah wali murid sampai memilih untuk mengundurkan diri dan mengurungkan niat mendaftar PIP.

“Kalau minta seikhlasnya buat ganti bensin, ya mestinya jangan ditarget harus Rp 80.000. Bagi yang punya uang segitu mungkin nggak masalah, tapi bagi orang desa atau yang kerjanya buruh, kan kasihan. Apalagi di kampung nyari duit sulit. Ya, akhirnya banyak warga memilih mundur,” urainya.

Keluhan senada diungkapkan SM (38) wali murid asal Gemolong. Di wilayahnya, setiap penerima PIP diminta menyetor Rp 50.000 apabila bantuan sudah cair.

Setoran itu diminta oleh oknum yang mendaftarkan siswa ke dalam usulan penerima PIP.

“Pokoknya setiap penerima kalau sudah cair harus memberikan uang Rp 50.000 ke oknum itu. Ini memberatkan,” ucapnya. Wardoyo