BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Yang namanya sampah tetaplah sampah. Namun di tangan orang-orang yang kreatif, barang yang dianggap tak berguna, ternyata dapat dikreasikan menjadi hiasan cantik yang berdaya jual.
Adalah mahasiswa KKN Kelompok 107 UNS yang mengajarkan ilmu mencipta hiasan ciamik berbahan sampah plastik, khususnya tas kresek kepada warga Desa Ketaon, Boyolali.
Kegiatan tersebut merupakan bagian dari program sosialisasi dan pelatihan pengolahan limbah plastik kantong kresek sebagai upaya mengoptimalkan potensi Desa Ketaon, Kecamatan Banyudono, Boyolali.
Ketua Pelaksana Program Kerja, Dyah Ayu Setyaningrum mengatakan, kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu PKK Desa Ketaon dalam memanfaatkan sampah rumah tangga.
“Di samping itu, ini juga penting untuk mengurangi limbah plastik rumah tangga yang biasanya hanya dibakar, agar dapat dimanfaatkan kembali menjadi barang yang bernilai guna,” ujarnya kepada Joglosemarnews.
Pelatihan tersebut dilaksanakan pada Senin (15/8/2022), bertempat di aula Balai Desa Ketaon, yang diikuti kurang lebih 25 peserta ibu-ibu PKK Induk Desa Ketaon.
Menurutnya, ibu-ibu PKK dipilih mengingat saat ini sampah rumah tangga menjadi salah satu penyumbang sampah terbesar di Indonesia.
Kegiatan diawali dengan memberikan sosialisasi terkait pemilahan sampah. Pada tahap itu dijelaskan terkait permasalahan sampah dan mengapa perlu adanya daur ulang, terutama untuk kantong kresek di desa Ketaon.
Selanjutnya, tim KKN 107 UNS secara langung memberikan pelatihan pembuatan kriya kerajinan dari bahan dasar kantong keresek tersebut.
Langkah pertama dimulai dari proses pemilahan dan merapikan kantong kresek. Para peserta ditunjukkan bagaimana cara melipat kantong kresek yang nantinya menjadi dasar dalam membuat kepangan.
Selanjutnya adalah praktek membuat kepangan sebagai motif dari kriya kerajinan kantong kresek. Setelah kepangan jadi, nantinya ditempelkan pada perkakas yang perlu dihias, seperti vas bunga, keranjang, tatakan piring dan lain-lain.
Partisipasi dan antusiasme ibu-ibu PKK dalam kegiatan itu terlihat sangat baik, dalam mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
“Bahkan selama pelatihan itu, ada seorang ibu yang berhasil menyelesaikan satu produk. Ini sangat bagus,” ujarnya.
Dyah Ayu berharap pelatihan tersebut mampu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu PKK Desa Ketaon dalam mengolah sampah kantong kresek rumah tangga menjadi kerajinan yang bernilai ekonomis.
Dia juga tak ingin pelatihan tersebut terhenti sebatas latihan dan tidak ada kesinambungannya. Untuk itu, Dyah meminta ilmu tersebut dikembangkan dan ditularkan kepada ibu-ibu PKK tingkat rukun tetangga (RT).
Pada penghujung acara tim KKN 107 UNS memberikan alat serta hasil produk yang telah dibuat kepada kelompok ibu-ibu PKK Induk Ketaon sebagai wujud dukungan untuk keberlanjutan program tersebut. Redaksi