Beranda Umum Nasional Terungkap, Ada Pembantu Perempuan Sempat Dengar Putri Candrawathi Menangis dan Merintih di...

Terungkap, Ada Pembantu Perempuan Sempat Dengar Putri Candrawathi Menangis dan Merintih di Kamar. Soal Dugaan Kepergok Main dengan Kuat, Ini Kata Polisi!

Istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi saat foto bersama Brigadir J sembari memegang tangannya ketika berfoto selfie dengan ajudan lainnya. Foto/Wardoyo

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Menyusul beredarnya kabar dugaan perselingkuhan antara istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi dengan sopir pribadi sekaligus assisten rumah tangganya, Kuat Maruf, Polri pun akhirnya angkat bicara.

Kabareskrim Mabes Polri, Komjen Agus Andrianto menampik isu dugaan perselingkuhan serta kabar bahwa Kuat dan Putri kepergok ada main di kamar Putri yang sempat diungkap mantan pengacara Bharada E, Deolipa Yumara.

Namun disampaikan bahwa pembantu atau asisten rumah tangga, Susi mengaku mendengar suara Putri Candrawathi menangis dan merintih di dalam kamar.

Saat itu di dalam kamar Putri, ada Kuat Maruf yang tengah terduduk. Akan tetapi, Agus menyebut isu dugaan perselingkuhan itu tidak terbukti.

Menurutnya hal itu didasarkan atas keterangan saksi dan para tersangka yang diperoleh penyidik dalam mengusut kasus pembunuhan terhadap Brigadir J.

Agus mengatakan Kuat Maruf baru seminggu masuk kerja di rumah Sambo setelah hampir dua tahun berhenti karena pandemi Covid-19.

“Kuat Ma’ruf kena Covid, hal itu terkonfirmasi dari saksi-saksi yang lainnya,” kata Agus saat dikonfirmasi di Jakarta seperti dikutip Tempo.co Senin (5/9/2022)..

Menurut Agus, dari keterangan Putri Candrawathi dan saksi lainnya, juga tidak sinkron dengan tudingan perselingkuhannya dengan Kuat.

Ihwal keberadaan Kuat yang saat rekonstruksi ada di dalam kamar Putri, Agus mengatakan saat kejadian tersebut ada saksi lain yang berada di lokasi, yaitu Susi.

Ia menjelaskan saat itu Susi ada di tangga dekat kamar dan Kuat Ma’ruf berada di bawah sedang merokok melihat Brigadir J mengendap-endap keluar dari kamar Putri Candrawathi.

Sebelumnya, asisten rumah tangga perempuan itu mendengar Putri Candrawathi diduga sedang menangis, merintih atau ekspresi lainnya.

“Hal ini terkomunikasi antara S (Susi) dan KM (Kuat). KM ada di kamar untuk memastikan kondisi PC (Putri Candrawathi) yang ada di kamar terduduk di depan kamar mandi dikuatkan dengan keterangan S,” ungkap Agus.

Sebelumnya di tengah simpang siur soal kebenaran pelecehan seksual itu, mencuat spekulasi baru yang diungkap mantan pengacara Bharada E, Deolipa Yumara.

Secara mengejutkan, ia mengungkap indikasi kuat ada hubungan terlarang antara Putri Sambo dengan sopir pribadinya, Kuat Maruf.

Bahkan, dendam kesumat Kuat Maruf terhadap Brigadir J diduga berawal dari aksi main Kuat dengan Putri di Magelang yang terjadi sehari sebelum penembakan.

Baca Juga :  Otorita IKN Ajukan Tambahan Rp 8,1 Triliun untuk 2025

Di mana, saat itu, Brigadir J disebut memergoki Kuat tengah bercinta atau making love dengan Putri di kamar rumah Magelang.

Dia menceritakan Bharada E sempat menyampaikan ke dirinya bahwa curiga dengan hubungan terlarang antara sopir sekaligus asisten rumah tangga Sambo itu dengan Putri Candrawathi.

Deolipa menyebut ada dugaan Putri melakukan hubungan seksual dengan Kuat dan dipergoki Josua.

“Jadi Bharada E atau Eliezer ini kan bilang dan dia sudah merasakan. Elizer ngomong ‘Saya curiga bang, itu si Kuat ada main sama Putri’ Oh pantas, jawab saya,” paparnya saat menjadi bintang tamu di salah satu program di TVone, Senin (29/8/2022).

Mantan pengacara Bharada E, Deolipa Yumara saat menceritakan dugaan motif hubungan terlarang antara Kuat Maruf dan Putri Sambo ketiga menjadi bintang tamu di acara TVone, Selasa (29/8/2022). Foto/JSnews

Deolipa pun menceritakan bahwa isu yang dikembangkan bahwa Kuat Maruf memergoki Josua mengendong Putri di Magelang, sebenarnya bertolak belakang dengan kejadian sebenarnya.

Ia meyakinkan bahwa kejadian sebenarnya adalah Putri digendong sama Kuat dan ketahuan Josua.

Lantaran kepergok itulah, Putri dan Kuat akhirnya panik dan langsung berupaya membersihkan diri dengan melapor ke Sambo serta Bripka Ricky.

“Karena ketahuan, makanya Putri dan Kuat buru-buru dong membersihkan diri ke Sambo. Makanya Putri langsung telpun si Ricky suruh datang nangis-nangis. Kuat telpon si Sambo nangis-nangis,” ujar Deolipa.

Setelah insiden itu, Kuat pun mulai memanas-manasi dengan membuat skenario untuk menyudutkan Josua ke Sambo. Hingga akhirnya Sambo murka dan muncul ide untuk menghabisi Josua.

Atas kronologi itu, Deolipa meyakinkan bahwa Putri dan Kuat akhirnya ikut terseret lantaran diduga memang terlibat merancang pembunuhan Josua.

Lebih lanjut, ia juga menyebut dalam kasus pembunuhan berencana, motif memang menjadi tidak lagi penting. Akan tetapi ia hanya berharap jangan sampai motif yang dimunculkan justru motif yang bertolakbelakang.

“Jangan sampai motifnya Josua melecehkan Putri. Nggak ada itu. Yang ada kuat lagi making love (ML) ketahuan Josua Lal UN Josua dikejar. Makanya Putri buru-buru lapor ke Ricky, Kuat lapor ke Sambo,” ucap Deolipa.

Baca Juga :  Kades Kohod Mulai  Bicara, Stt… Ada Sosok S sebagai  Dalang Pemalsuan Surat

Dugaan hubungan terlarang antara Kuat dan Putri diyakini sangat mungkin lantaran Kuat sudah lebih dari 10 tahun menjadi sopir Putri Candrawathi.

“Kuat ini ikut mereka sudah 10 tahun lebih sejak Ferdy Sambo masih AKBP. Kuat ini kan orang dari Brebes, ikut Sambo sejak AKBP di sana,” papar Deolipa lagi.

Sebut Sambo Psikopat

Deolipa juga menyebut Ferdy Sambo murka dan marah saat sopirnya Kuat melaporkan Brigadir J telah melecehkan Putri Candrawathi.

Hal itu dilaporkan Kuat lantaran Putri ingin menutupi hubungan asmaranya dengan Kuat. Sementara yang mengetahui hubungan Kuat dan Putri adalah Brigadir J.

“Namanya Sambo psikopat, dengar aduan seperti itu dari Kuat dan Putri nalarnya tidak jalan dan merancang skenario, sehingga Yoshua jadi korban,” ucap Deolipa.

Sementara, terkait beredarnya cerita hubungan Putri dan Kuat yang dipergoki Josua itu mendapat tanggapan dari pengacara keluarga Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi.

Kuasa hukum mereka, Arman Hanis memberikan bantahan.

“Tidak benar sama sekali,” kata Arman Hanis kepada wartawan.

Arman menjelaskan bahwa dalam rekonstruksi pembunuhan Yosua yang mencakup tiga lokasi, yakni kejadian di Magelang, rumah pribadi, dan rumah dinas, Komnas HAM menemukan beberapa pernyataan berbeda dari para tersangka.

“Meskipun terdapat beberapa perbedaan, namun kami melakukan pengujian lagi, mana pengakuan yang benar-benar mendekati kebenaran akan peristiwa yang terjadi,” terang Arman.

Sebanyak 78 adegan telah diperagakan dalam rekonstruksi di dua rumah Ferdy Sambo termasuk kejadian yang di Magelang. (Tempo.co/Wardoyo)