Beranda Daerah Dr Adhi Iman Sulaiman: Paket Wisata Terintegrasi dan Sekolah Penerbang, Alternatif Kembangkan...

Dr Adhi Iman Sulaiman: Paket Wisata Terintegrasi dan Sekolah Penerbang, Alternatif Kembangkan Bandara JBS

Bandara Jenderal Besar Soedirman (JBS) di Purbalingga ini akan kembali dioperasionalkan / Istimewa

PURWOKERTO, JOGLOSEMARNEWS.COM Untuk mengembangkan potensi perekonomian masyarakat terkait akan beroperasionalnya kembali Bandara  Jenderal Besar Soedirman (Bandara JBS) di Desa Wirasaba, Kecamatan Bukateja, Purbalingga mulai pertengahan Oktober ini, enam  kabupaten di Jateng bagian barat dan selatan harus  segera mewujudkan kerjasama membuat paket wisata unggulan terintegrasi.

Enam kabupaten itu yakni Purbalingga, Banyumas, Banjarnegara, Wonosobo, Pemalang dan  Cilacap.

“Potensi Bandara JBS, yang belakangan siap didukung enam  kabupaten di  Jateng bagian barat dan selatan,  bisa menjadi alternatif destinasi wisata dan bahkan destinasi utama dari Yogyakarta yang sudah menjadi destinasi nasional dan internasional,” ujar pakar  pemberdayaan masyarakat dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Jenderal Soedirman, Dr Adhi Iman Sulaiman SIP, M.Si, Sabtu (1/10/2022).

Seperti dikutip dalam rilis yang dikirim ke Jolosemarnews, Adhi Iman Sulaiman dimintai tanggapannya sehubungan kunjungan  kerja Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi  ke Bandara JBS, Jumat  (30/9/2022).

Menurut Adhi Iman Sulaiman, enam Pemkab itu bisa bekerjasama dengan pengusaha travel biro dan wisata membuat paket wisata unggulan terintegrasi di daerah masing-masing. Semisal  paket 1-2 hari atau 3-4 hari kemana saja rutenya.

“Sekaligus kerjasama dengan rumah makan/kuliner khas di daerah masing-masing, termasuk penginapan baik hotel maupun home stay, sehingga dapat mengembangkan potensi dan perekonomian masyarakat,” ujar Adhi Iman yang sering melakukan riset tentang pengembangan desa wisata di berbagai daerah ini.

Dr Adhi Iman Sulaiman SIP, M.Si (kanan) / Istimewa

Saat ini, lanjut Adhi Iman, destininasi wisata tidak lagi sifatnya parsial atau sendiri-sendiri tiap kabupaten.

“Kita bisa mengadopsi destinasi wisata di Bali, dimana wisatawan tidak  berkunjung dalam satu hari. Di sana,  paket wisatanya ke berbagai destinasi beda kabupaten selama beberapa hari,” ujar Adhi Iman, dosen Magister Ilmu Komunikasi Unsoed ini.

Hal itu, lanjutnya,  sekarang sudah diadopsi oleh Pemerintah Kabupaten  Banyuwangi. Banyuwangi  sekarang menjadi destinasi wisatawan yang akan berangkat dan pulang ke Bali.

“Sedangkan enam kabupaten di Jateng bagian barat-selatan  posisisnya  seperti Banyuwangi. Enam kabupaten di kita bisa menjadi alternatif destinasi dan bahkan destinasi utama dari Yogyakarta yang sudah menjadi destinasi nasional dan internasional.Sekalipun ini masuk wisata yang lumayan agak lux untuk menegah ke atas ya, tetapi setidaknya ada alternatif menghidupkan dan meramaikan Bandara JBS,” ujarnya.

Baca Juga :  Penangkapan Begal Bersenjata Api di Garut Diwarnai Aksi Penembakan, 1 Pelaku Tewas

Buka Tutup

Sejak beroperasi secara resmi 3 Juni 2021 silam, Bandara JBS penuh dinamika. Buka tutup penerbangan, karena sepinya penumpang, sehingga bandara ini terkesan mati suri.

Bandara JBS dibangun pada tahun 2019-2021, dan  mulai melayani penerbangan komersial pada 3 Juni 2021. Penerbangan Jakarta-Purbalingga kala itu dilayani oleh maskapai penerbangan Citilink. Namun, baru empat bulan penerbangan terhenti lantaran pandemi Covid-19 yang melonjak.

Setelah itu, pada 5 Agustus 2022 lalu, Wings Air mulai mengoperasikan penerbangan di bandara tersebut. Baru berjalan dua kali, penerbangan berhenti lagi karena sepinya penumpang

Tantangan pembukaan bandara di daerah, ujar Adhi Iman, yakni jika segmentasinya merupakan transportasi untuk kalangan menengah maupun atas, maka akan sulit berkembang. Mengingat harga tiketnya yang terlalu tinggi, maka kalangan menengah ke bawah lebih memilih moda transportasi lain.

“Pilihan transportasi untuk kalangan masyarakat menengah ke bawah seperti sayapun pasti memilihnya ke Jakarta pakai kereta api yang eksekutif saja hanya sekitar Rp 400 ribu,  apalagi pakai bus malam hanya di bawah Rp 100.000. Untuk itu, perlu ada pertimbangan dan kajian sosial ekonomi,  bagaimana masyarakat menengah ke bawah juga bisa memanfaatkan keberadaan bandara JBS,”  ujar Adhi Iman.

Adhi Iman membandingkan dengan keberadaan  Bandar Udara Internasional  Kertajati Majalengka, yang diresmikan pada bulan Mei 2018. Awalnya, bandara ini sepi penumpang. “Namun sekarang bandara itu ramai, karena dioptimalkan menjadi bandara untuk demarkasi haji di Jawa Barat,” ujarnya

Sekolah Penerbangan

Adhi Iman juga menyarankan, untuk mengoptimalkan Bandara JBS,  bisa dibuka Sekolah Penerbangan, dengan menggandeng TNI AU, Pemerintah dan pihak swasta.

“Sumber Daya Manusia bidang penerbangan masih banyak dibutuhkan. Sangat luar biasa jika Purbalingga kota-nya Jenderal Besar Soedirman bisa mencetak calon-calon penerbang handal di Indonesia, seperti lulusan dari Sekolah Penerbangan Curug, Bogor,”  saran Adhi Iman.

Baca Juga :  Gegara Beda Pilihan, Tukang Bakso di Indramayu Ini Diusir dari Lapaknya

Seperti diketahui, Menhub Budi Karya Sumadi, Jumat (30/9/2022) sore melakukan kunjungan kerja ke Bandara JBS.

Dalam kesempatan tersebut, muncul kesepakatan dari enam bupati di Jateng bagian barat dan selatan untuk ikut meramaikan  penerbangan komersial di Bandara JBS, mulai pertengahan bulan Oktober 2022. Dalam hal ini, enam kepada daerah tersebut yakni dari Purbalingga, Banyumas, Banjarnegara, Wonosobo, Pemalang, dan Cilacap.

“Kami mendorong agar penerbangan komersial di Bandara JBS berjalan lagi. Kami meminta maskapai penerbangan agar bisa membuka penerbangan seminggu tiga kali,” ujar Menhub Budi Karya Sumadi.

Menhub Budi Karya  juga menyambut baik, bahwa bupati dari enam daerah di Jateng bagian barat-selatan  bakal menjamin tingkat keterisian penumpang pesawat melalui blocking seat atau pembelian kursi. Skema tersebut nantinya bakal ditindaklanjuti untuk dibahas antara maskapai, perwakilan daerah, dan Kemenhub.

 

Sementara itu,  Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi mengemukakan, dibukanya kembali Bandara Halim yang telah direvitalisasi diharapkan pelayanan penerbangan dari dan ke bandara kecil di pulau Jawa seperti di Bandara JBS Purbalingga dapat segera kembali dibuka.

“Dengan dukungan para kepala daerah, akan terbentuk captive market (pasar khusus-red)  yang baik dan kita harapkan kunjungan ke bandara ini dari dan ke Jakarta maupun kota besar lainnya semakin meningkat,” ujar Bupati Tiwi. Suhamdani