![2810 - karpet](https://i0.wp.com/joglosemarnews.com/images/2022/10/2810-karpet.jpg?resize=640%2C360&ssl=1)
SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Sudah sewajarnya anak-anak muda zaman sekarang yang baru lulus kuliah, sungkan kembali ke desa untuk membangun desa di mana mereka berasal.
Anak-anak muda yang masih fresh graduate cenderung lari dan mencari pekerjaan di kota dan perusahaan-perusahaan besar.
Beberapa waktu belakangan ini, ada yang berbeda dengan generasi muda di Provinsi Jawa Barat. Berkebalikan dengan tren yang umum terjadi, di sana banyak anak muda yang ingin kembali ke desa untuk membangun desa.
Kecenderungan baru tersebut terjadi, terutama sejak Pemprov Jawa Barat menerapkan kebijakan dan program digitalisasi pertanian, untuk menghapus 1.000 desa tertinggal di kawasan itu.
“Melalui digitalisasi pertaanian itu, sekarang petani mencari ikan menggunakan citra satelit,” cerita Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil saat bincang santai dengan para pemimpin redaksi media di Kota Solo, Jumat (28/10/2022).
Perbincangan tersebut dilakukan di Omah Sinten, beberapa saat sebelum dirinya menjadi salah satu pembicara dalam ajang Y20 di kompleks Pura Mankunegaran, Solo malam harinya.
Emil memberikan materi bersama Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dan Walikota Solo, Gibran Rakabuming Raka.
Lebih lanjut Kang Emil berkisah, kebijakan pertanian milenial tersebut muncul secara tak sengaja, ketika ia sering berkunjung ke desa-desa.
Dalam lawatannya selama ia menjadi Gubernur itulah, Ridwan Kamil menemukan kenyataan para petani di desa semakin tua. Sementara di sisi lain, anak-anak muda tidak mau kembali ke desa dan membangun pertanian desa.
Dari situlah, menurut Ridwan Kamil, gagasan pertanian milenial tersebut mencuat. Untuk menarik minat anak muda kembali ke desa membangun desa, dia merealisasikan program pertanian milenial.
“Jadi, petani muda di sini sifatnya milenial, terstruktur dengan baik, dan hasilnya nanti dibeli,” paparnya.
Dalam program itu, telah diwisuda sebanyak 1.300 anak muda. Mereka tinggal di desa, namun dengan rejeki kota, dan namanya mendunia.
Menurut Emil, sektor ekonomi dan pariwisata, belakangann ini sedang dalam posisi yang bagus. Ekonomi mengalami pertumbuhan hingga 5 persen, sementara di bidang wisata, kini makin banyak pilihan spot-spot wisata baru bermunculan.
“Sekarang muncul tren wisata baru. Orang makin nggak betah di rumah, lalu datang ke tempat wisata, foto-foto sebentar, bayar dan langsung upload. Itu memang tren kebutuhan di era milenial yang perlu disambut dan diakrabi,” paparnya. Suhamdani