Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Kenang 7 Hari Tragedi Kanjuruhan, Ratusan Suporter dan Tokoh Lintas Agama Gelar Doa Bersama di Alun- alun Pengging, Boyolali

Doa bersama mengenang 7 hari tragedi Kanjuruhan oleh supporter dan tokoh lintas agama di Boyolali / Foto: Waskita

BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM –  Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan ratusan suporter merupakan  duka  bagi masyarakat Indonesia.

Tak terkecuali bagi ratusan suporter dan warga Boyolali. Merekapun menggelar doa bersama lintas agama di Alun- alun Pengging, Kecamatan Banyudono, Kamis (6/10/2022) malam.

Kegiatan diprakarsai Kelompok Muda-mudi Pengging.  Hadir dalam acara tersebut, sejumlah suporter klub sepak bola seperti Persija, Persib, Arema, Persis Solo dan Persebi Boyolali.

Yang disebut terakhir itu adalah klub kebanggaan Boyolali yang saat ini berlaga di Liga 3 PSSI.

Acara diawali dengan aksi teatrikal dan pembacaan puisi yang menggambarkan suasana mencekam pasca laga Persebaya dengan Arema. Dimana ratusan suporter menjadi korban didalam stadion.

Tak sedikit peserta aksi yang menangis saat menyalakan lilin karena teringat tragedi mengerikan itu Kemudian acara dilanjutkan dengan doa lintas agama yang dibawakan oleh 4 tokoh agama berbeda. Yakni, Islam, Hindu, Kristen dan Khatolik.

Doa dipanjatkan kepada Tuhan dan ditujukan kepada para ratusan korban yang meninggal dunia maupun para korban yang masih menjalani perawatan di rumah sakit serta para keluarga korban.

Menurut Ketua Muda- mudi Pengging, Totok Sudaryanto, kegiatan bertujuan untuk mendoakan seluruh korban di Stadion Kanjuruhan. Baik korban yang meninggal maupun yang masih menjalani perawatan.

Termasuk seluruh keluarga para korban agar diberikan ketabahan. Pihaknya juga berharap peristiwa tersebut jadi momentum pelajaran bagi semua pihak.

“Bahwa segala bentuk kekerasan dimanapun berada sangat tidak kita inginkan. Dan peristiwa pada 1 Oktober 2022 di Kanjuruhan, Malang itu menjadi pelajaran kita semua, siapapun yang nanti bersalah pasti akan diadili,” katanya.

Sejumlah suporter juga berharap peristiwa memilukan di Kanjuruhan tidak terulang lagi. Karena sejatinya sepak bola hanyalah sebuah tontonan. Diharapkan pula, kasus yang sudah terjadi hampir satu pekan ini dapat segera terselesaikan. Dan seluruh pihak yang terlibat bisa bertanggung jawab secara adil.

“Semoga tidak ada korban yang berjatuhan lagi karena sepak bola. Sejatinya sepak bola itu dinikmati bukan untuk dijadikan tumbal nyawa manusia,” ujar salah satu supporter, Yudhistira.

Diharapkan pula, kedepan kepengurusan PSSI harus dirombak total dan diisi oleh orang- orang benar- benar peduli terjadap sepakbola nasional.

“Ini bukan hanya 1 atau 2 nyawa tapi mencapai ratusan, belum lagi yang luka- luka. Sungguh sangat mengerikan. Jangan sampai ada lagi kabar duka dalam setiap pertandingan pada liga yang kita cintai ini. Peristiwa memilukan itu jangan terjadi lagi.” Waskita

Exit mobile version