Beranda Nasional Jogja Petani Melon di Kulonprogo Bubruk, Ribuan Hektare Lahan Pertanian Terendam Banjir

Petani Melon di Kulonprogo Bubruk, Ribuan Hektare Lahan Pertanian Terendam Banjir

Petani memungut melon yang sebelumnya terendam air di lahan pertanian di Glagah, Kapanewon Temon, Kabupaten Kulonprogo, Jumat (14/10/2022) / tribunnews

KULONPROGO, JOGLOSEMARNEWS.COM Hujan deras yang terjadi beruntun dalam beberapa hari terakhir, telah menjadi petaka bagi petani melon di Kabupaten Kulonprogo.

Petani melon harus gigit jadi karena ribuan hektar lahan pertanian di Kabupaten Kulon Progo terendam air.

Imbasnya, kerugian yang mereka alami, khususnya  petani melon di Kapanewon Temon,  mencapai hingga puluhan juta rupiah.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kulonprogo, Aris Nugroho mencatat total ada 1.081 hektar lahan di wilayahnya yang tergenang air.

Ribuan lahan tersebar di beberapa kapanewon dengan berbagai jenis tanaman.

Data dari DPP Kulon Progo, tanaman padi seluas 758 hektar berada di Kapanewon Galur, Lendah dan Panjatan.

Selanjutnya, jagung seluas 218,6 hektar di Kapanewon Pengasih dan Sentolo.

Kemudian, cabai seluas 81,4 hektar di Kapanewon Panjatan, Temon, Wates dan Galur. Serta melon seluas 23 hektar di Kapanewon Temon.

Baca Juga :  Gegara Parkir Malam-malam Tak Memberi Tanda, Sepeda Motor Gasak Bodi Truk di Kulonprogo Hingga Tewas di Tempat

Alhasil, beberapa tanaman vegetatif dipanen oleh petani dalam usia muda.

“Seperti jagung, melon dan cabai panen muda. Untuk cabai setelah dipanen diganti tanaman padi yang saat ini masuk persiapan musim tanam (MT) I,” ucap Aris saat dikonfirmasi, Jumat (14/10/2022).

Adapun, lanjutnya, tanaman padi cukup aman asalkan tidak tergenang air melampaui 3 hari.

DPP Kulon Progo melakukan pembinaan untuk pembersihan selokan, pembuatan parit sehingga air mengalir dengan lancar.

Sedangkan, nasib malang dialami petani melon di Glagah, Kapanewon Temon.

Pasca kejadian tersebut, seluruh melon yang ditanam di lokasi itu tidak bisa dipanen.

“Sudah tidak bisa dimanfaatkan, karena kena air 24 jam. Baru dinaikkan terus dietrel 4 hari kemudian seperti ini (kena air) sudah tidak bisa dimakan,” ucap Antok.

Dia mengaku hujan mengguyur wilayah Glagah selama 12 hari secara terus menerus tiap malam.

Kondisi serupa juga dialami petani lainnya, David Sumarno.

Baca Juga :  Pasangan Muda Mudi di Jogja Ini  Eksploitasi Gadis  13 Tahun Untuk Layani Pria Hidung Belang

Padahal, ia sudah berusaha menyedot air yang menggenangi lahan pertanian melon miliknya seluas 1 hektar dengan menggunakan mesin diesel.

“Namun, tetap tidak bisa dipanen. Akibatnya rugi hingga Rp 30 juta,” kata David.

www.tribunnews.com