BANTUL, JOGLOSEMARNEWS.COM – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul mencatat ada 11 wilayah dengan potensi tinggi bencana hidrometeorologi seperti banjir dan longsor.
Sebagaimana diketahui, dalam beberapa hari ini, intensitas hujan di sejumlah daerah termasuk Bantul cukup tinggi. Hingga meningkatkan potensi bencana hidrometeorologi di Kabupaten Bantul.
Kepala Pelaksana BPBD Bantul, Agus Yuli Herwanta, mengungkapkan dari data yang telah ia himpun terdapat delapan kapanewon yang memiliki tingkat ancaman tinggi terhadap bencana banjir.
Menurutnya, wilayah tersebut yakni Kapanewon Bantul, Kretek, Pleret, Pundong, Piyungan, Jetis, Banguntapan dan Imogiri.
Sementara untuk wilayah dengan tingkat ancaman tinggi bencana longsor tersebar di tiga wilayah.
Mayoritas merupakan wilayah dengan kontur tanah perbukitan yakni kapanewon Pundong, Imogiri, dan Piyungan.
“Selain ancaman banjir dan longsor, potensi bencana hidrometeorologi juga bisa berbentuk angin kencang dan pohon tumbang,” ujarnya, Jumat (7/10/2022).
Saat wilayah Bantul mengalami hujan semalaman dari Minggu hingga Senin (2-3/10/2022) ada 47 kejadian di mana paling banyak adalah gerakan tanah di 35 titik.
Disusul pohon tumbang 8 titik, genangan 2 titik, kemudian jembatan amblas dan bangket jebol masing-masing satu titik.
Dengan potensi bencana yang ada di Bantul tersebut, pihaknya sudah memiliki puluhan pos siaga darurat untuk memantau potensi bencana banjir, tanah longsor, dan angin kencang.
Pos-pos tersebut, lanjutnya, di tahun 2022 ini tersebar di 30 kalurahan pada 17 kapanewon.
Pos terbanyak berada di Kapanewon Imogiri yakni di Kalurahan Wukirsari, Selopamioro, Seloharjo, Sriharjo, Girirejo, Imogiri, Karangtalun dan Karangtengah. Sementara kapanewon sisanya rata-rata memiliki satu dan dua pos siaga darurat.
“Lokasi pos secara keseluruhan berada pada kantor desa masing-masing,” beber Agus.
Sementara untuk dukungan sumber daya manusia dan relawan, ia menyatakan BPBD Bantul telah menyiagakan 180 personel.
Untuk mengatakan, di luar personil BPBD ada unsur lain yang akan turut membantu mengatasi bencana yakni Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) di 75 Kalurahan, serta 29 komunitas relawan kebencanaan di Bantul.
Serta juga dukungan personil dan armada dari unsur TNI dan Polri.
“Selain sarana prasarana yang telah kami siapkan, kami juga mendapat dukungan sarana dan prasarana dari berbagai instansi di Pemkab Bantul,” tandasnya.
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.
















