SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Budaya daerah merupakan kekayaan yang dimiliki oleh tiap daerah. Demikian pula, daerah Jawa Tengah juga memiliki beragam kebudayaan.
Salah satu kekayaan budaya daerah Jawa Tengah adalah gamelan yang memiliki nilai adiluhung.
Sayangnya, belum semua siswa di sekolah-sekolah di Solo mengenal gamelan.
Karena itulah, untuk mengenalkan gamelan kepada generasi penerus, murid-murid kelas 2 SD Islam Terpadu Nur Hidayah Solo diajari memainkan gamelan.
Mereka dipandu oleh Agus Setiono, salah satu pengrawit Waskito Laras, didampingi guru-guru kelas 2, dan bertempat di aula lantai 3 Gedung Barat.
Dalam acara tersebut, Agus Setiono menjelaskan nama-nama gamelan satu persatu. Begitu pula, dia mengajarkan kepada para siswa bagaimana cara ‘nabuh‘ dan memainkannya.
“Ini namanyan gong. Ukurannya ada yang besar, sedang, ada pula yang agak kecil. Namanya gamelan ini seperti bunyi suaranya. Ini namanya bonang, kendhang, gender, kenong, dan ini namanya saron,” terang Agus.
“Fungsi gamelan itu untuk mengiringi karawitan pagelaran wayang maupun tarian tradisional,” lanjutnya.
Usai penjelasan, beberapa guru yang tergabung dalam tim “Waskita Karawitan” memberikan contoh cara memainkan alat-alat gamelan tersebut.
Para murid kelas 2 pun tampak antusias menyimak penjelasan Pak Agus Setiono. Bahkan mereka terkesima dengan alunan musik gamelan yang dibawakan oleh “Waskita Karawitan” SD Islam Terpadu Nur Hidayah Surakarta.
Setelah memberikan contoh, para murid diminta praktek menggunakan gamelan tersebut secara bergantian.
Salah satu siswa kelas 2, Madia Zafira Ismayori (7) menyampaikan rasa senangnya ikut belajar mengenal aneka gamelan.
“Aku senang bisa belajar mengenal dan ‘nabuh’ gamelan. Baru pertama ini aku bisa memukul kendhang dan gong,” ungkap Madia.
Koordiantor guru pararel kelas 2 SD Islam Terpadu Nur Hidayah Surakarta, Eni Hestuti, S.S, S.Pd menyampaikan tujuan dari kegiatan itu.
“Tujuan diadakan kegiatan ini adalah untuk mengenalkan, memperdalam, dan memvisualisasikan materi gamelan pada mata pelajaran bahasa Jawa yang dipelajari murid. Dengan mengenalkan gamelan Jawa ini secara nyata bisa untuk melatih olah rasa dan menumbuhkan rasa syukur kepada Allah karena gamelan yang ditabuh bisa menghasilkan suara yang indah,” ungkap Eni.
“Selain itu harapannya para siswa memiliki kelembutan hati serta mampu nguri-nguri budaya Jawa yang dimiliki oleh daerahnya sendiri. Para siswa akan bangga dengan budaya daerahnya dengan terus belajar dan melestarikannya,” ujarnya, seperti dikutip dalam rilisnya ke Joglosemarnwes. Suhamdani
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.















