SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Pemkab Sragen melalui Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) akan segera berkoordinasi dengan pusat.
Hal itu menyusul adanya puluhan tenaga guru honorer lulus passing grade (PG) yang belum terakomodir dan mendapat formasi pada seleksi PPPK atau P3K saat ini.
“Kita akan koordinasikan dengan pusat, karena sistem yang membuat dan mengatur dari pusat,” papar Kepala BKPSDM Kabupaten Sragen, Kurniawan Sukowati, kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Senin (7/11/2022).
Ia menyampaikan juga belum mengetahui ihwal mengapa para guru lulus PG itu belum mendapat formasi dan penempatan.
Menurutnya semua itu menjadi kewenangan pusat dan sistem juga ditangani langsung oleh pusat.
“Sampai dengan saat ini kami juga belum mendapatkan penjelasan dan juga surat terkait permasalahan tersebut,” ujarnya.
Sebelumnya, puluhan guru honorer lulus passing grade (PG) sisa seleksi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK atau P3K) tahap I dan II di Sragen kembali menangis.
Pasalnya nasib mereka kembali digantung setelah dinyatakan tidak mendapat formasi penempatan.
Padahal, janji pemerintah akan mengakomodir semua honorer lulus PG untuk mendapatkan formasi dan diangkat menjadi PPPK.
Data yang dihimpun JOGLOSEMARNEWS.COM , dari sekitar 450an guru honorer lulus PG, ada sekitar 50an yang hingga kini resah karena formasi mereka dinyatakan tidak tersedia.
Akibatnya mereka belum bisa melakukan pendaftaran untuk pengangkatan seperti ratusan rekan mereka yang sudah mendapat formasi dan penempatan.
“Iya, masih ada sekitar 40 sampai 50an yang belum dapat penempatan karena dinyatakan tidak ada formasi. Padahal hampir semuanya guru honorer di sekolah negeri. Ini yang tidak dapat formasi rasanya begitu sedih dan kecewa. Mengapa pemerintah tidak konsisten, mana janji akan menuntaskan?,” ujar S, salah satu guru honorer lulus PG yang belum dapat formasi, Minggu (6/11/2022).
Ia mengatakan dirinya sudah lulus PG pada seleksi tahap III. Selama ini dia sudah mengajar dengan status honorer selama 14 tahun.
Dari data yang ada di grup honorer, yang belum mendapat formasi mayoritas guru mata pelajaran Bahasa Inggris, Prakarya dan guru beberapa Mapel lainnya.
Untuk guru Mapel Prakarya yang mendapat penempatan dan formasi hanya 5 orang dan sebagian lainnya tidak.
“Untuk honorer negeri mapel prakarya banyak yang belum dapat penempatan,” urainya yang minta identitasnya disamarkan lantaran takut diintervensi.
Kemudian untuk guru Mapel Bahasa Inggris, sejauh ini ada 2 guru yang melapor belum mendapatkan formasi dan penempatan.
Mereka tidak tahu alasan mengapa tidak diberikan formasi dan tidak mendapat penempatan. Padahal selain sudah lulus PG, rata-rata juga sudah mengabdi di atas 10 tahun hingga 20 tahun.
Karena tidak tersedia formasi, sehingga puluhan honorer itu tidak bisa melanjutkan pendaftaran pemberkasan seperti rekan mereka yang sudah mendapat formasi.
“Kami jujur saja ini menanggung beban mental yang sangat berat. Sama-sama lulus PG dan janji pemerintah pusat akan dituntaskan, mengapa masih tidak diberi formasi. Sementara yang lainnya tinggal menunggu NIP dan diangkat saja,” timpal N, guru honorer lainnya.
Lebih lanjut, S menyampaikan dari informasi sementara yang disampaikan Pemkab, yang belum mendapat formasi diminta menunggu tahun depan.
“Pemerintah semudah itu hanya memberi harapan suruh menunggu tahun depan. Kenapa semua tidak diselesaikan tahun ini. Berarti keadilan tidak ditegakkan. Harusnya semua yang lulus PG diakomodir dan dicarikan formasi. Tidak dibeda-bedakan, rekan kami di Ngawi semuanya dapat penempatan, mengapa Sragen tidak,” tandasnya. Wardoyo