Beranda Umum Nasional Viking dan The Jakmania Siap Sebarkan Virus Perdamaian

Viking dan The Jakmania Siap Sebarkan Virus Perdamaian

Kelompok suporter yang tergabung dalam aksi unjuk rasa terkait Tragedi Kanjuruhan di kawasan Sudirman, Jakarta, Minggu (30/10/2022) antara lain adalah, The Jakmania (Persija), Bobotoh (Persib), Aremania (Arema), Bonek (Persebaya) / tribunnews

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Viking dan The Jakmania merupakan suporter tim besar dari Persib Bandung dan Persija Jakarta.

Keduanya sama-sama pendukung yang memiliki nama besar di Indonesia, bahkan luar negeri karena kesetiaannya mendukung tim kebanggaan.

Di balik itu semua, mereka adalah salah satu rivalitas terbesar dalam persepakbolaan Indonesia.

Dari rekam jejak yang ada, keduanya sering terlibat dalam kerusuhan besar antar pendukung sepakbola.

Bahkan beberapa kejadian yang ada pernah merenggut nyawa dari pihak Viking maupun The Jakmania.

Rivalitas dua suporter itu membuat trauma bagi orang asli Bandung yang tinggal di Jakarta atau sebaliknya. Mereka tak bisa menggunakan atribut dari Persib di Jakarta dan demikian juga sebaliknya.

Seperti yang dialami oleh Akbar warga asli Bandung yang tinggal di Jakarta dan tetap mendukung Persib.

“Saya lahir di Bandung dan di rantauan Jakarta sudah tujuh tahun, dan dari SD sudah suka Persib, dan sekarang sampai tinggal di Jakarta masih suka nonton Persib,” ujar Akbar saat dihubungi Tribunnews.com, Selasa (1/11/2022).

Baca Juga :  Demi Jaga Tatanan PBNU, Gus Yahya Siap Tempuh Jalur Hukum

Selama ia tinggal di Jakarta, Akbar tak pernah berani keluar mengenakan atribut tim kebanggaannya Persib Bandung.

“Pengalaman tujuh tahun di Jakarta ya ada rasa takut kalau saya keluar pake baju Persib. Rasa takutnya memang lama banget, dari tujuh tahun itu. Takutnya ketemu anak The Jak digebukin (pukul-red), atau yang lain-lain,” ungkapnya.

Belakangan ini, dunia persepakbolaan Indonesia dilanda tragedi yang besar yaitu tragedi Kanjuruhan yang menewaskan ratusan suporter Arema Malang pada 1 Oktober silam.

Tragedi yang memilukan itu membuat berbagai kelompok suporter di tanah air menyatukan dirinya tanpa ada rivalitas dari ingatan yang pernah terjadi.

Berbagai kelompok suporter tersebut bernyanyi menjadi satu, menyuarakan kesatuan dari berbagai identitas.

“Sebelumnya gak pernah nyangka juga sih, dalam tujuh tahun itu yang memang di pikiran saya ya aman, damai, dan sebelumnya gak pernah kepikiran,” tutur Akbar.

Baca Juga :  Polemik PBNU: Upaya Komunikasi Buntu, Gus Yahya Cari Jalan Damai Lewat Muktamar Bersama

Ke depannya diharapkan semua suporter yang ada di Indonesia menghilangkan rivalitas yang tidak sehat.

“Untuk harapan satu tribun bareng sih ada dari dulu, kan sudah lama juga bermusuhan, pasti harapan ada dari semua suporter yang memang suka hal-hal baik,” tutur Akbar. Firman Fajar W

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.