BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Di tengah menurunnya kasus Covid-19, Pemkab Boyolali memberi perhatian terhadap kasus tuberkolosis (TB/TBC). Pasalnya, kasus TBC masih cukup tinggi.
Menurut Kepala Dinkes Boyolali, Puji Astuti, tahun ini pihaknya menargetkan 11.082 screening kasus suspek TB. Namun, data hingga 13 November lalu baru berhasil menjaring 8.061 suspek TB atau 73 persen dari target 90 persen.
“Kasus TB di Boyolali sebanyak 701 orang. Rinciannya, 62 diantaranya merupakan kasus TB Anak, 14 kasus TB HIV, dan tiga kasus TB Multi drug resistant (MDR). Kasus yang terlaporkan dan sudah dilaporkan ke dalam sistem informasi nasional mencapai 32 persen dari target 90 persen.
“Artinya masih ada 58 persen kasus yang belum ditemukan atau sudah ditemukan, namun, belum terlaporkan,” katanya, Senin (19/12/2022).
Diungkapkan, Pemkab masih memiliki PR untuk memperluas screening TB. Upaya eleminasi TBC 2026 tidak bisa ditangani Dinkes sendiri. Perlu kerjasama dengan stake holder terkait. Salah satunya, menggandengn dilakukan dengan menggandeng komunitas Mentari Sehat Indonesia (MSI).
“Selama kurun waktu hingga pertengahan November 2022, dinas berhasil menjaring 8.061 suspek TB.”
Dijelaskan, penanganan dan percepatan penanggulangan TBC memerlukan keterlibatan semua pihak dan pelibatan lintas sektoral. Baik itu klinik, dokter praktik mandiri, rumah sakit, pos pelàyanan kesehatan (Posyankes).
“Semua berkewajiban menemukan pasien TBC.”
Manajer Kasus District Based Public Private Mixed (DPPM), Komunitas MSI Boyolali, Dina menambahkan, pihaknya menjadi salah satu komunitas yang digandeng dinas sebagai mitra. Sehingga memudahkan dinas untuk penyisiran kasus TB di lapangan.
Diantaranya, dengan melakukan screening, investigasi kasus, pelacakan pasien putus berobat, dan pendampingan pasien sampai pasien sembuh. Apalagi, Boyolali telah membentuk tim DPPM yang terdiri dari berbagai stakeholder terkait.
Tim ini akan bekerja untuk membantu dalam program eliminasi TB di Boyolali. “Kami hadir untuk membantu di ranah grassroot untuk memperkuat fungsi layanan kesehatan masyarakat, sekaligus menjadi jembatan antara masyarakat dan layanan.” Waskita