JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Buntut Teror Kawanan Macan, Warga Diimbau Tak Keluar Malam

Ilustrasi hewan buas macan keluar berjalan di malam hari. Foto/Istimewa

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Warga di perbatasan Sragen dan Grobogan utamanya yang dekat dengan areal hutan Perhutani diimbau untuk mengurangi aktivitas keluar malam.

Hal itu menyusul kemunculan hewan buas jenis macan di areal perkebunan tebu milik Perhutani di daerah Sendangrejo, Desa Ngepringan, Kecamatan Jenar, Sragen beberapa hari lalu.

Kemunculan macan indukan dan anakan itu kini memicu keresahan dan membuat warga sekitar hutan menjadi was-was.

Kades Ngepringan, Sunarso mengatakan terkait kabar kemunculan macan itu, memang sempat memicu rasa was-was warga.

Namun perlahan keresahan warga berangsur mereda setelah hewan macan itu tidak muncul lagi dala beberapa hari terakhir.

Meski demikian, pihaknya tetap mengimbau warga waspada dan mengurangi aktivitas keluar malam di dekat areal hutan.

“Warga sudah beraktivitas seperti biasa. Cuma untuk kewaspadaan, kemarin dari petugas BKSDA memang mengimbau untuk tidak keluar malam atau mengurangi keluar malam di dekat hutan,” paparnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Jumat (2/12/2022).

Sunarso menguraikan selain Mardi, hingga kini belum ada lagi warga yang memergoki macan itu.

Meski sempat memicu kesimpangsiuran antara percaya dan tidak percaya di kalangan warga, hasil pengecekan petugas BKSDA Solo tiga hari lalu memang menemukan jejak hewan yang diduga identik dengan kaki macan anakan dan indukan.

Jejak itu terdeteksi di areal perkebunan tebu di Sendangrejo yang notabene berada hanya sekitar 600 meter dari permukiman warga.

Baca Juga :  Tatag Prabawanto Mantan Sekda Sragen Resmi Bergabung Ke PKB, Bupati Yuni Secara Pribadi Doakan Terbaik

“Kalau dari petugas menyampaikan menemukan jejak seperti kaki macan di tebunan. Makanya imbauan kami warga tetap waspada kalau beraktivitas ke hutan,” jelasnya.

Sebelumnya, kabar yang beredar, kawanan hewan buas itu muncul di kebun tebu dekat permukiman Desa Ngepringan, Jenar, sekitar empat hari lalu.

Macan yang terdiri dari induk dan anakan itu diketahui muncul di kebun tebu di areal hutan milik Perhutani di wilayah Sendangrejo, Desa Ngepringan, Jenar.

Lokasi perkebunan itu berada di antara perbatasan Kabupaten Sragen dan Kabupaten Grobogan.

Teror kawanan macan itu diketahui pertama kali oleh Mardi (50), warga Kradenan, Purwodadi, Grobogan.

Saat mencari rumput di areal lahan tebu Perhutani, pria yang sehari-hari menjadi tenaga kerja di rumah Ketua RT 14, Sendangrejo, Ngepringan, Samsi (55) itu mendadak dikejutkan dengan penampakan anakan macan yang mengaum di balik rumpun tebu.

Melihat itu, Mardi langsung ketakutan dan beringsut menjauh sembari menarik tumpukan rumput yang ia kumpulkan. Bersamaan itu, induk macan berukuran besar juga menyusul muncul lalu mengaum menyeramkan.

“Kejadiannya sekitar 4 hari lalu. Waktu itu pekerja saya itu (Mardi) pas ngarit cari pakan ternak di areal tebunan utara desa. Waktu itu masih jam 08.30 WIB, Nah pas lagi nyabit di dekat tebunan, tiba-tiba ada anakan macan yang nggerum dan nggereng (mengaum) melihat Mardi. Setelah anakannya, lalu mbokane (induknya) juga keluar dan nggereng (mengaum) keras ke arah Mardi. Dia ketakutan lalu pakan dipondong (diangkut) sambil lari pulang lapor ke saya,” papar Samsi kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Kamis (1/12/2022).

Baca Juga :  Kisah Pelarian Sugeng Riyanto Karyawan Warung HIK di Sragen Bawa Kabur Sepeda Motor Pelanggan
Tim gabungan dari BKSDA dan warga saat mengecek jejak hewan buas jenis macan yang ditemukan muncul dan meneror warga di perbatasan Sragen-Grobogan tepatnya di hutan tebu Ngepringan Jenar. Foto/Wardoyo

Samsi menuturkan anakan macan itu berukuran sebesar kucing babon. Sementara induknya sebesar kambing besar.

Saat melihat Mardi, induk dan anakan itu sama-sama mengaum seolah hendak menerkam. Hal itu yang membuat Mardi langsung kabur ketakutan.

Mendapat laporan itu, Samsi langsung melaporkan ke Polsek setempat. Seketika tidak ada respon, baru tiga hari berselang setelah ramai jadi perbincangan, tim Polsek dan Koramil baru bergerak mengidentifikasi lokasi.

Namun karena lokasinya agak rimbun, tim tidak sampai berani mendekat ke TKP. Baru kemudian tim Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Solo datang untuk melakukan observasi ke lokasi.

“Saya sampai antar tim ke rumah pekerja saya Mardi di Grobogan. Biar ke yang melihat langsung. Karena sempat ada yang percaya ada yang enggak. Saya juga yakin memang benar-benar ada. Karena dulu juga pernah ada yang lihat cuma nggak anakan sama mbokan (indukan) begini,” urai Samsi. Wardoyo

Bagi Halaman
  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com