Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Polisi Tak Temukan Jejak Orang Lain dalam Kasus Satu Keluarga Tewas di Kalideres, Psikolog Forensik: Ada Satu Anggota Keluarga Suka Klenik

Petugas melakukan olah TKP di rumah satu keluarga yang tewas di Kalideres, Jakarta Barat, Rabu (16/11/2022) / tempo.co

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM Upaya pihak kepolisian untuk menemukan jejak orang lain di kasus satu keluarga tewas di Kalideres menemukan jalan buntu.

Mereka tak menemukan satupun tanda-tanda dan jejak orang lain di rumah tersebut. Termasuk ketika mereka menggunakan penyelidikan DNA, hasilnya: tak ada jejak orang lain di rumah itu.

Mengenai “keanehan” tersebut, Ketua Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor), Reni Kusumowardhani mengatakan ada satu orang anggota keluarga yang meninggal di Kalideres, Jakarta Barat itu, menyukai hal klenik sejak SMA.

Hasil analisis menunjukkan anggota satu keluarga tewas di Kalideres, Budyanto Gunawan, berkepribadian seperti itu.

Dia dipetakan sebagai orang yang iri hati, keras kepala, bertingkah laku atau berpikir tidak lazim.

“Menyukai hal-hal yang bersifat klenik, perdukunan, dan memiliki guru spiritual. Hal ini sudah sejak SMA dia lakukan dan taraf kecerdasannya biasa saja tidak sepeti kakaknya (Rudyanto Gunawan),” kata Reni saat konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jumat (9/12/2022).

Posisinya dalam keluarga disebut ikut membantu mengurusi keperluan sehari-hari untuk keluarga. Dia juga dinilai aktif mencari pengobatan alternatif non medis dan yakin sesuatu bisa memperbaiki kehidupan aspek finansial.

Kemudian, kata Reni, dia melakukan suatu itu untuk memperbaiki kesehatan keluarga dan dirinya. Tetapi yang diharapkan Budyanto tidak kunjung datang dan membuatnya pasrah.

Menjelang kematiannya, kondisi finansial makin tidak mendukung dan berdampak pada psikologis dan kesehatannya.

“Sumber keuangan sudah habis, upaya menjual aset sudah tidak ada lagi, ini membuat keadaan psikologisnya tidak berdaya,” tuturnya.

Sementara itu, Sosiolog Agama Jamhari mengatakan, lelaku ritual yang dilakukan keluarga tersebut bukan hal aneh. Karena mantra-mantra yang ditemukan sebelumnya adalah wajar sebagaimana ritual keagamaan.

Walaupun media yang ditemukan adalah tulisan huruf Hijaiyah atau aksara Arab dan kutipan Al Quran surat Yusuf. Mengingat mereka sedang sakit dan melakukan lelaku ritual yang dianggap bisa membantu kesehatan.

Buku-buku lintas agama yang disita polisi pun tidak diartikan sebagai buku khusus.

“Setelah dilihat dan dibaca, buku ini tidak ada yang aneh, tidak ada yang istimewa, karena buku tersebut buku-buku biasa yang bisa ditemukan dan bisa dibeli di luar umum,” kata Jamhari pada kesempatan yang sama.

Ada empat orang tewas di dalam rumah dengan waktu kematian yang berbeda-beda. Lalu empat mayat itu dievakuasi pada Kamis (10/11/2022) malam, setelah tetangganya mengeluhkan bau busuk yang menyengat.

Exit mobile version