Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Sosok H Marno, Produsen Benih Padi Sukses Asal Sidoharjo Sragen (Bag 2). Terobsesi Angkat Derajat Petani

Produsen benih unggulan PB Krida Tani dan tokoh pegiat pertanian asal Purwosuman, Sidoharjo, Sragen, H Marno saat menunjukkan dua varian benih padi unggul produksinya yang booming dan banyak diminati petani di berbagai daerah. Foto/Wardoyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Seiring kesuksesan usaha perbenihan padi yang dirintisnya, nama H Marno, mulai dikenal di kalangan petani dan pegiat pertanian.

Tak hanya di Sidoharjo, sosok H Marno sebagai produsen benih unggul mulai dikenal luas di Sragen beberapa daerah lain yang sudah menjalin kemitraan.

Dari omzet awal hanya beberapa ton menjadi 1000 ton per tahun saat ini, usaha perbenihan padi yang dirintis H Marno juga makin melambungkan namanya.

Tokoh asal Desa Purwosuman, Sidoharjo yang dipercaya sebagai Ketua Kelompok Tani (Poktan) dan Gapoktan itu pun mulai banyak dilirik untuk terjun di dunia politik.

Dorongan besar untuk memperbaiki nasib petani, kini membuatnya menatap jalur baru di dunia politik.

H Marno yang dipercaya mengemban sebagai Ketua Pimpinan Kecamatan (PK) Partai Golkar Kecamatan Sidoharjo, memutuskan mantap untuk maju ke Pemilihan Legislatif (Pileg) DPRD Sragen dari Dapil Sragen 1 (Sidoharjo, Masaran, Sragen).

“Dari dulu, keluarga besar kami memang Golkar minded. Sebenarnya sudah beberapa kali Pileg ditawari untuk maju, cuma saya belum siap. Sekarang ketika kepercayaan itu diberikan oleh DPD dan dari petani juga mendorong, Insya Allah saya siap maju ke Pileg 2024,” urainya.

H Marno. Foto/Wardoyo

Marno menguraikan keputusan maju di jalur politis didasari oleh realita dirinya yang berangkat dari seorang petani.

Melalui perjuangan jalur politis, dirinya ingin mengangkat derajat dan martabat petani dengan memperjuangkan aspirasi petani yang selama ini belum banyak terakomodasi.

“Karena saya seorang petani, tentu kalau dipercaya bisa mengemban amanah di DPRD, saya ingin mengangkat harkat martabat petani. Waktu ini petani benar-benar sangat terpuruk sekali. Harga pupuk dan saprodi sangat mahal dan sulit, begitu panen nanti harga komoditas anjlok,” urainya.

Ia menyebut saat ini yang harus diperjuangkan untuk petani adalah subsidi pupuk yang masih sangat kurang, kemudian harga jual saat panen raya harus dinaikkan.

“Petani saat ini sangat kasihan. Makanya harus diperjuangkan. Dengan kemitraan yang saya jalin untuk perbenihan ini hasilnya agak lumayan menolong petani. Karena hasil padi petani mitra kita beli dengan harga agak tinggi,” tandasnya. (Wardoyo/Habis)

Exit mobile version