BOYOLALI- Ratusan siswa SMAN 1 Boyolali menggelar kampanye simpatik bebas karbon. Aksi digelar di Simpang Siaga, Boyolali Kota pada Jumat (13/1/2023).
Selama aksi, siswa melakukan orasi bergantian. Mereka juga menampilkan produk daur ulang dari sampah plastik. Bahkan, sejumlah poster dengan tema penyelamatan bumi turut dibawa serta. Saat aksi, mereka juga meneriakkan yel- yel terkait penyelamatan bumi.
Kepala SMAN 1 Boyolali, Najamun mengungkapkan, kegiatan atau aksi tersebut merupakan implementasi dari proyek penguatan profil pelajar Pancasila (P5) kurikulum merdeka belajar. Kampanye sekaligus menyentil tentang kerusakan lingkungan.
“Maka diambil tema jejak karbon, jejak kita di bumi. Ini sangat menarik dan anak-anak sangat antusias,” kata Kepala SMAN 1 Boyolali, Najamun, Jumat (13/1/2023).
Dijelaskan, para siswa diharapkan memiliki pemahaman dan kesadaran tentang lingkungan. Kemudian, ditularkan pada masyarakat umum melalui kampanye bebas karbon ini. Meskipun karbon itu penting, namun, jika berlebihan bisa berdampak buruk bagi lingkungan.
“Kegiatan ini dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran siswa. Agar kedepannya, siswa menggunakan barang ramah lingkungan” kata Najamun.
Program ini, lanjut dia, juga diimplementasikan di lingkungan sekolah. Terutama pengurangan sampah plastik di kantin sekolah. Selain P5, pengurangan sampah ini juga bersambut dengan Permendikbud dan SE Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Koordinator Proyek P5 Joko Mardiyanto, menambahkan, implementasi P5 lebih menekankan pada pembentukan karakter siswa. Kali ini, tema P5 bertema lingkungan dengan topik jejak karbon. Ada beberapa aktivitas yang dilakukan para siswa.
“Mulai tahap pengenalan, tahap kontekstual, tahap aksi, serta tahap refleksi.”
Awalnya, anak mengenal kaitan tentang perubahan iklan, jejak carbon, CO2, dan lain-lain. Mereka menghitung jumlah jejak karbon masing-masing. Lalu di rumah masing-masing. Mereka sadar aktivitas yang dilakukan seperti penggunaan sepeda motor, listrik dan lainnya itu menghasilkan residu atau polusi.
“Dari situ, siswa mengambil komitmen untuk mengurangi dan menggunakan barang sesuai kebutuhan saja.”
Dari kesadaran individu tersebut lantas dikampanyekan pada masyarakat, lanjutnya.
“Para siswa mengajak agar masyarakat juga ikut berkomitmen untuk mengurangi penggunaan karbon maupun zat-zat lain yang berdampak buruk terhadap lingkungan” pungkasnya. Waskita